00:00 ────♥──── 24:00⇆ ◀ ❚❚ ▶ ↻
Bunyi lonceng pintu pun terdengar seiring hadirnya wanita dengan rambut panjangnya yang menjuntai bebas tersebut.
"Mau pesan apa?" tanya sang barista pada pelanggan cantik tersebut.
"Satu Gukwacha untuk meja itu." tunjuk Sooyoung dan membayar teh miliknya tersebut sebelum berlenggang pergi.
"Oh? Kau cepat sekali datang."
"Tentu saja, lagipula pacarku tinggal di daerah sini jadi kenapa tidak."
Jennie pun hanya tersenyum simpul. "Maaf merepotkanmu."
"Ah tidak masalah, santai saja!" balas wanita bernama Sooyoung tersebut. "Jadi.. bantuan apa yang bisa kuberikan padamu?"
"Aku tidak tau apakah pantas meminta pertolongan darimu karena masalah pribadiku." Jennie meresponnya dengan tersenyum kecut.
"Apa persoalan tentang perjodohanmu itu?"
Tanpa menjawab Jennie pun hanya mengangguk. "Entahlah tetapi kurasa pria ini terlihat sangat membenciku, bahkan dia sampai berspekulasi jika aku memiliki hubungan dengan seseorang."
"Jangan bilang pria yang dimaksudnya itu...?"
Tetapi Jennie hanya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tau mengenai hal itu."
Sooyoung pun ikut terdiam. Banyak sekali pertanyaan yang telah bersarang di kepalanya namun diurungkannya kembali karena situasi nya sekarang sudah berbeda.
Jennie akan menikah kepada pria asing yang belum pernah dikenalnya. Oh ayolah, bahkan Sooyoung yang notabene sahabatnya saja belum tahu bentuk dan rupa dari pria itu!
"Lalu apa rencana yang kau punya sekarang?"
"Maksudmu?"
"Apa kau tidak ada niat untuk memberitahunya akan kesalahpahaman tersebut? Maksudku, bukankah kalian harus meluruskan semuanya sebelum semuanya terlambat?" jelas Sooyoung perasaan menggebu.
"Tidak semudah itu karena dia pun juga menentang perjodohan tersebut."
Senyuman pun terbit di wajah Sooyoung. "Bukankah itu kabar bagus?!! Dengan begitu kalian bisa segera membatalkan— "
"Aku tidak akan membatalkan perjodohan itu." potong Jennie cepat dan menatap Sooyoung dengan tatapan tenang.
"..."
Melihat kondisi Sooyoung yang kehabisan kata - kata tersebut maka Jennie melanjutkan ucapannya. "Lagipula cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu, bukan begitu?"
'Bullsht.' benak Sooyoung pada kalimat Jennie barusan.
"Hmm.. jika kau beranggapan seperti itu mama katakanlah hal itu akan terjadi. Aku tidak akan berkomentar banyak." balas Sooyoung dengan senyum yang dipaksakan.
"Terima kasih Sooyoung."
Setelah itu atmosfer menjadi sedikit canggung namun tak lama dari itu Sooyoung pun reflek berdiri dari tempat duduknya. "Maafkan aku Jen, sepertinya aku kelupaan mematikan kompor. Apa kau tidak masalah jika aku pergi sebentar dan kembali kemari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson in Love (ON-GOING)
Fanfiction"I, Kim Vee Taehyung, take you Kim Ruby Jennie, to be my wife, to have and to hold from this day forward, for better or for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish; until death do us part." ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀...