Prolog

1.6K 124 5
                                    

Cinta memang selalu datang dengan caranya sendiri dan dari tempat yang tidak terduga. Terlepas dari kenyataan bahwa kita sudah hidup dalam dunia modern, perjodohan masih dianggap sebagai suatu hal yang wajar terutama jika pernikahan tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak dalam berbisnis.

"Kalau begitu berarti kita sudah sepakat untuk menikahkan kedua putra dan putri kita, senang bermitra denganmu Kim Seung-hwan."

"Senang bermitra denganmu juga, Kim Jungwoo."

Tetapi apakah kedua orangtua tersebut mengetahui suatu hal yang belum kami ketahui selama ini?

"Taehyung, tolong antar Jennie berkeliling di rumah kita." perintah Tuan Kim kepada putranya.

Dengan patuh, Taehyung segera bangkit berdiri dari tempat duduknya dan tanpa menunggu lama langsung memberikan sinyal kepada Jennie agar cepat mengikuti langkahnya, tanpa lupa membungkukkan badan sebuah tanda hormat terlebih dahulu.

Taehyung dan Jennie, keduanya telah ditakdirkan untuk bertemu semenjak mereka dipaksa masuk ke dalam dunia pernikahan. Menjadi orang yang terbilang sukses dalam bidangnya masing-masing, mereka sendiri pasti akan membenci sebuah pemikiran yang dimana mengharuskan keduanya untuk tinggal bersama.

Sesampainya mereka tiba di sebuah taman halaman belakang kediaman miliknya, Taehyung yang sedari tadi menahan emosi dengan tanpa berbasa basi langsung mengeluarkan semua rasa yang telah bergejolak dalam dirinya tersebut dan menendang salah satu pot bunga keramik yang berada di halaman tersebut.

He looks calm at first but in fact, he doesn't.

"Brengsek! Kau bilang dirimu tau cara membatalkan acara perjodohan konyol ini! Kemana omonganmu barusan wanita sialan!"

Dengan memberanikan diri dan perlahan mengeluarkan hembusan nafas panjang Jennie pun berucap "Maaf, setelah melihat kebahagiaan yang terpancar di kedua bola mata orangtuaku, aku jadi merasa tidak tega untuk menentang keputusan mereka."

"Sialan! Bilang saja kau ingin hartaku bukan? Dasar wanita murahan!"

Cukup sudah harga dirinya terinjak untuk saat ini, tangannya yang bebas langsung melayangkan sebuah satu buah tamparan keras mengenai wajah pria tersebut yang mengakibatkan tangannya kini bendenyut dan memerah.

Dengan perasaan geram dan marah, Taehyung hendak membalas satu buah tamparan kembali pada wanita bernama Jennie tersebut namun semua itu terhenti ketika mereka berdua mendengar sebuah panggilan dari Tuan Kim yang menyuruhnya agar masuk ke dalam rumah.

Tanpa menunggu lama, Jennie dengan cepat segera melangkahkan kakinya menuju ke dalam sebelum pria itu melakukan sesuatu yang buruk padanya.

Kini pria itu hanya dapat mengepal erat kedua tangannya, sebelum akhirnya ikut melangkah masuk ke dalam rumahnya.

Taehyung bersumpah pada dirinya akan melakukan segala macam cara dengan kekuasannya agar Jennie membenci dirinya dan terpaksa untuk menceraikannya begitu pula Jennie, dengan segala pertahanan yang dia punya dalam dirinya, juga akan melakukan segala cara untuk menentang terjadinya hal tersebut.

Tetapi ketika cinta sudah terlanjur datang diantara keduanya, apakah masih ada hal yang pantas untuk disebut sebagai harga diri? Akankah mereka secara perlahan jatuh cinta, meskipun kesan awal dari pertemuan diantara keduanya hanya untuk menemukan sebuah jawaban atas semua rasa dan segala bentuk cobaan yang telah mereka hadapi, atau mereka memang ditakdirkan untuk bersama dan menghadapi perasaan mereka masing-masing sebelum semuanya terlambat?

•••

[PERINGATAN: Cerita ini akan banyak mengandung banyak unsur konten dewasa di dalamnya, para pembaca dimohon kebijakannya dalam berkomentar.]

Lesson in Love (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang