Z²||22

39 6 5
                                    

Yuk, dipencet dulu bintangnya teman 🤞🏻


Eta, teman. Jangan lupa komentarnya juga ya, maaaciw teman! Komen juga kalo ada typo yaa maaciw

Happy reading!

"Ass ... salamualaikum," ucap Zinia yang awalnya bersuara lantang seketika menciut melihat ketiga orang langsung menghadangnya di depan pintu.

Ketiga orang itu menatap Zinia penuh selidik tidak lupa dengan matanya yang ditajamkan.

Dengan formasi Jonatan berdiri sebelah kiri, Zenio kanan dan Nadira di tengah tidak lupa mereka silangkan kedua tangannya.

Zinia menyengir, menggigit bibirnya takut. "K-kalian nungguin Nia ya?"

"Nia." Zenio menatap kembarannya tanpa kedip.

"Zinia Yukikalita," ucap Jonatan dan Zinia tau jika papinya manggil nama lengkapnya. Artinya ia marah.

Nadira? Ia melihat kedua lelaki di sampingnya. Lalu berkata, "Niaaa."

Zinia beranjak dari tempatnya, ia menepuk bahu Jonatan beralih ke Nadira, lalu Zenio sembari mengucapkan, "Nia pulang dengan selamat. Alhamdulillah."

"Kenapa pulang telat? Kenapa gak diangkat telponnya? Kenapa gak ngabarin dulu? Darimana baju itu? Ini telat banget loh."

"Dan kemana yang nganterin Lo?" pertanyaan terakhir ditutup oleh Zenio

"Nanti dulu kek introgasinya. Nia capek nih, gerahhh mau mandi."

"Tanteeee," ucap Zinia sembari merengek. Oke fix Zinia terpaksa meminta bantuan pada Nadira.

Nadira sebagai cewek dan ia juga pernah diposisi Zinia ketika diintrogasi sang nenek merasakan hal itu.

"Utututut, Nia cape ya. Ayo istirahat sayang, mandi. Yuk, Tante anterin ke kamar."

Zinia mengangguk, begitu gampangnya Zinia lolos dari dua orang posesif itu. Melihat Nadira dan Zinia menaiki tangga, Jonatan dan Zenio saling lirik lalu menggeleng bersama.

Mereka berdua sudah di kamar, Zinia menyimpan sembarangan ke lantai tasnya tapi segera Nadira pungut dan ditaruh di meja belajar.

"Gimana, gimana?" ucap Nadira antusias.

Kening Zinia mengercit, "gimana apanya Tan?"

"Itu, kamu abis ngedate sama cowok yang waktu itu nganterin kamu kan? Siapa namanya tuh, Tante lupa." Nadira menaruh jari telunjuknya di antara kedua mata di atas hidung.

"Wisnu, Tan. Eh bentar. Engga ngedate Tante, Nia tuh abis ...."

"Nah iya, Wisnu. Ih dia tuh cakep banget. Coba aja dia sepantaran Tante, udah diembat tuh."

"Heh kok diembat si Tan. Hayoloh kan Tante mau nikah sama Papi. Gak bole," ucap Zinia sudah mulai enjoy pembicaraannya dengan Nadira.

Nadira terkekeh mengusap gemas rambut Zinia. "Iyaiya engga, udah sana mandi nanti kita makan malam bareng."

Berapa menit berlalu Zinia baru turun langsung menuju ruang makan. Di sana sudah ada Zenio yang memainkan ponsel, dan Nadira yang sedang menata makanan.

Z² (Zinia & Zinio)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang