Z²|| 08

1K 57 3
                                    

Happy Reading!!

"Dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan!"

Tulisan jelas itu menggantung di pintu bercat coklat. Dengan langkah gontai cowok yang memakai pakaian SMA itu sudah berantakan. Sangat berbanding terbalik ketika di wilayah sekolah.

Terkejut ketika dirinya sedang mengaitkan kunci pintu. Dengan gusar ia masuk mendapati seorang cowok dua tahun lebih tua sedang berbaring manis di sopa.

Cowok itu berdecak sebal, membanting tasnya sembarangan. "Ada perlu apa lo ke sini?" tanyanya sangat dingin.

"Balik, Nyokap nanyain. Sepulang dari Korea lo belum balik," ucap seorang cowok tak kalah dingin.

"Bukan urusan lo, pergi atau gue panggil satpam!"

"Panggil aja, gue punya kartu atas aparteman ini."

"Bangsat."

"Wisnu, mau ke mana lagi lo?" tegur cowok itu.

"Bukan urusan lo, jangan macem-macem di sini!" ancam cowok yang ternyata Winsu.

Wisnu hanya menaruh tasnya lalu pergi kembali meninggalkan aparteman yang sudah lama ia tinggali tapi karena dia harus ke Korea untuk pertukaran pelajar, jadi dia baru sempat tinggal lagi di situ.

Dasi yang terpasang di lehernya berasa sangat mencekik padahal sudah ia longgarkan beberapa kali. Langkahnya sangat cepat hingga sampai di samping mobil kesayangannya.

Dengan kecepatan sedang dia melajukan mobil menerobos jalanan yang cukup longgar. Tak lama Mobilnya kini sudah terparkir manis di salah satu rumah sakit ternama.

Di setiap langkahnya dia selalu memejamkan mata merasakan sesuatu yang sangat berat. Akhirnya pintu bercat putih ia buka setelah menghela napas beberapa kali.

"Sore, Om." Wisnu menjabat tangan seorang pria paruh baya di hadapannya.

"Loh, Wisnu. Kamu ada di Indonesia, katanya di Korea."

"Baru satu minggu di sini, Om."

"Gimana kabar kamu? Masih merasakan sesuatu?"

"Wisnu minta diperiksa lagi sekarang, Om."

"Boleh sekali, mari di sini."

Di lain ruangan Zinia sedang memakan cokelat tercintanya yang dibawakan Shinta khusus ketika menjenguknya.

"Kyaaaa ... Ka Lili, Alina, gua kangen banget sama kalian," ucap heboh Zinia melihat dua sahabatnya menjengknya.

"Dih emang ada ya yang sakit macam gitu, sakit versi mana lu?" celetuk Alina melihat tingkah Zinia.

"Sakit versi Dede Nia yang teruuuuunch pokoknya," balas Zinia dengan senyum lebar.

"Sore, Om." Lili lebih memilih menghampiri Jonatan terlebih daulu.

"Eh iya gue salim dulu ke bokap lu yang cakep itu."

"Siang, Om. Gimana kabarnya? Maaf Alina baru bisa jenguk nih," ucap Alina basa-basi.

"Baik, gimana kabar Papah kamu?" tanya balik Jonatan.

"Ya gitu deh Om, lagi ngurusin tim yang di daerah," jawab Alina seadanya.

Jangan heran mengapa Alina tidak diintrogasi macam Lili. Alina adalah putri dari Ginting, teman satu tempat latihan dengan Jonatan ketika dulu.

Karena waktu sudah mulai sore, Alina dan Lili segera berpamitan pulang. Zenio mengantar mereka ke parkiran sekaligus ingin membeli camilan untuk dirinya dan permen karet untuk kembarannya.

Z² (Zinia & Zinio)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang