Z²||13

757 41 8
                                    

Happy reading guys 😍

"Hallo semua ... Nia yang imut ini balik dengan selamat sehat walafiat dengan membawa sebongkal pelastik permen karet," ucap Zinia berteriak ketika sudah berada di ruang tamu rumahnya.

Setelah menjemput Nadira, Jonatan hanya diam di rumah mendengar semua ocehan dari seorang perempuan baru bagi dirinya. Bahkan Jonatan hampir lupa dengan kedua anaknya, untung saja Nadir menanyakan "kok sepi, pada kemana?" barulah Jonatan sadar akan kedua anaknya. Dia memesan taxi online untuk menjemput si kembar, Zinia dan Zenio.

Awaknya Zinia dan Zenio bingung kenapa tiba-tiba papinya memesan taxi online, tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Daripada mereka kebingungan memikirkan hal itu, mereka hanya menurut menaiki taxi onlie pesanan papinya.

Pletak...

"Aduh ... Ih Nio, lo tuh hobi banget ya jitak-jitak pala gue. Awas aja kalo otaknya menurun drastis," rutuk Zinia yang tak terima.

"Tanpa gue jitak otak lo udah turun dan gak naik-naik," balas Zenio enteng.

"Sialan lo, Papi ... Papi di mana?" tanya Zinia berteriak melengking.

Pletuk, ssrrreeettt

"Nio Zenioooooo, kembaliin kresek permen karet gueeeee ...!" Zinia menggeram kesal dua kali lipat kepada kembarannya.

Permen karet yang baru saja ia buat pelendungan tanpa dosa dipecahkan oleh Zenio dengan tangan dan pelastik permen karet yang Zinia borong dari bibi kantin dibawa lari oleh kembarannya juga.

Tak gencar Zinia terus mengejar hingga sampai di dapur. Keduanya terpaku melihat pemandangan yang sangat mengejutkan.

Seorang wanita tengah sibuk dengan peralatan masak serta bumbu-bumbu yang sudah tercium harum. Sama halnya dengan Jonatan, wanita itu sangat terkejut dengan kedatangan kedua anak kembar itu.

Melihat pemandangan di depan, Zinia dan Zenio seketika menghentikan acara kejar-kejarannya. Keduanya malah saling tatap lalu iris mata mereka meneliti seorang wanita setengah baya yang sedang memegang penggorengana.

"Eh, eh, eh hai. Kalian sudah datang rupanya, mari duduk karena makanan sebentar lagi siap," ucap wanita itu memecah keheningan diantara mereka.

Melihat intrupsi tajam dari Jonatan, Zinia dan Zenio langsung duduk di kursi meja makan yang sudah tersedia beberapa hidangan. Dan oseng kangkung akhirnya ditaruh menjadi menu terakhir yang sudah tertata rapi.

"Mari makan." Dengan telaten wanita itu menyiapkan satu persatu mengisi piring yang berada di hadapan Jonatan dan kedua anaknya.

Hanya dentingan alat makan yang bersua, Zinia dan Zenio yang biasanya cekco hanya bisa diam memakan makannya. Tapi kedua ekor matanya terus melihat Jonatan yang bermaksud untuk meminta penjelasan.

🌾🌾🌾

Suasana tegang dan sepi sangat dirasakan di dalam ruangan berukuran besar. Hawa panas dingin mulai bercampur. Semuanya yang ada di ruangan tersebut diam mennggu salah satu dari mereka membuka suara.

"Hai semuanya, penguhi rumah ada diman--na," suara cempreng berasal dari pintu utama membuat seisi ruangan fokus kepadanya.

Shinta yang baru saja datang langsung dikejutkan dengan seseorang yang sangat ia sayangi. Lambat laun kakinya melangkah hingga kini berdiri tepat di hadapan wanita yang terlihat bingung.

"K-Ka Ica?" tanya Shinta terbata sembari mengarahkan jari telujuknya.

"No!"

Z² (Zinia & Zinio)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang