Happy Reading!!
Krekk!!! Prraakkkk...
"P-Papi ...." Seorang cowok yang sedang asik berlatih bulutangkis dikagetkan oleh seseorang yang sangat dia kenal tiba-tiba mengambil lalu mematahkan raket kesayangannya.
"Apa-apaan kamu? Ini yang dinamakan rapat osis?" bentak lelaki setengah baya dengan wajah angkuh dan sorot mata tajam.
Suara decitan sepatu dan teriakan seketika berhenti, arah pandangnya kini hanya terutuju kepada sepasang anak dan ayah yang sedang saling tatap.
Falshback
Setelah mendapat kiriman dari seseorang, raut wajah Jonatan berubah. Sorot mata yang tajam menjadi semakin tajam, rahang yang kokoh mengerat menggigit gigi-giginya serta lengat yang biasa saja dengan tiba-tiba memunculkan urat-urat besar pertanda dirinya sedang marah.
Zinia, di sampingnya terus bertanya meminta jawaban tidak lupa dia juga menasihati Papinya yang memutar mobilnya tiba-tiba dan melaju begitu kencang.
Sebenarnya Zinia juga sudah terlintas di benaknya "Apa Zenio ketahuan?" pertanyaan itu terus berkecimbung di otaknya.
Melihat Jonatan yang hanya diam membisu, Zinia sudah yakin bahwa kembarannya itu ketahuan. Tapi siapa yang memberi tahunya? Satu tim bahkan semua pelatih di club itu sudah merahasiakan Zenio dari Jonatan agar tidak ketahuan.
Tingnung...
@IzulFaizul "Nio ketahuan sama temen bokap lo"
Phonsel Zinia berdering menandakan pesan masuk yang langsung tertera di layar.
🌾🌾🌾
"Pulang!" satu kata yang terucap dari mulut Jonatan sangatlah dingin dan menusuk.
"Pih," lirih Zenio yang tidak berani sama sekali menatap sang papih.
"PULANG SEKARANG, ZENIO!" Tiga kata yang mampu membuat semua orang kembali fokus ke arahnya. Wajah datar Jonatan terlihat semakin datar bahkan menyeramkan melihat tatapan tajamnya.
"Nio, ayo pulang!" Tidak mau lagi melihat kembarannya dimarahi di hadapan teman-temannya. Zinia langsung menggandeng Zenio ke luar gor dan memasuki mobil.
"Eh, B-bro---"
"Terima kasih." Jonatan menepuk bahu seseorang yang sudah memberi tahu Zenio sedang berlatih.
Kevin, dia teman satu tim Jonatan kala dirinya masih main bulutangkis. Kevin tentunya sampai saat ini belum gantung taket, malah dia juga sudah membuat club sendiri. Kevin mendapat kiriman foto Zenio dari seseorang yang kebetuluan dirinya sedang berkunjung di daerah club bulutangkis tersebut.
Kevin kira itu berita yang menggembirakan bagi seorang Jonatan yang dirinya tahu dulu sangat berprestasi dan selalu dibangga-bangakan. Tapi, sayang Kevin tidak tahu kapan Jonatan gantung raket sampai sangat membenci olahraga tersebut.
Dari belakang gor yang melihat perdebatan tadi, terdapat seseorang yang tersenyum sinis. Sembari mengangguk-anggukan kepalanya, ia berlalu meninggalkan sekitar gor dengan perasaan yang sangat memuaskan.
Zenio yang masih memakai baju olahraga lengkap dengan keringat yang masih bercucuran tidak sanggup melihat sedikitpun ke arah Jonatan. Padahal pendingin mobil bisa dikatakan sangat dingin bagi orang biasa, tapi Zenio sangat panas berada di mobil teresebut. Rasanya dia ingin cepat-cepat keluar, sampai di rumah lalu mengguyur tubuhnya di kamar mandi.
"Papih tunggu penjelasan kamu nanti jam makan malam!" menusuk dan dingin ucapan yang dilontarkan Jonatan kepada Zenio, bahkan Zinia yang tidak bersalah merasa bersalah juga karena sudah bersekongkol menyembunyikan hobby kembarannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z² (Zinia & Zinio)
Teen Fiction(Sequel Ice Girl is My Wife) (Slow Update) "Dalam bidang apapun unggul, di sekolah sok polos, sok baik, sok rapih tapi di luar hobby-nya ke clubbing, ngebut ngebutan. Emang gila lo" ~Zinia Devana Kalita~ "Mana ada cewek sok berani, hobby bolos, ambu...