Kalau anak-anak merajuk, bagaimana?
Versi Mami Jessica ya ikut diam saja, nanti juga pasti ada masanya si anak bicara. Seperti sekarang ini, ketika mereka makan berdua di salah satu resto. Sinb yang membuat kesalahan, tapi malah Sinb yang merajuk.
"Mami, ish!"
"Kenapa?"
"Kok, dari tadi diem terus."
"Mami harus apa? Jungkir balik? Nendang bumi? Lompat ke bulan? Harus gimana, Sinb?"
Sinb semakin merajuk, ia bahkan sampai menendang-nendang hal kosong di bawah meja. Beruntung memesan ruangan VIP, jadi tak terlalu memalukan.
"Seriusan, deh. Sinb gak mau tidur bareng Mami!"
"Sebenci itu kamu sama warna pink, Sinb? Sampe tidur di kamar Mami aja gak sudi?"
"Mami lupa, ya? Sinb itukan pernah buang air besar warna pink, gegara apa? Gegara Sinb hak sengaja nelen cat warna pink buat kamar Mami."
"Ya udah, Mami ganti hukumannya, deh."
"Mami aja yang tidur di kamar Sinb, itukan lebih enak."
"Mami cat kamar kamu jadi warna pink, ya? Biar kamu terbiasa, lho."
Sinb hampir muntah mendengarnya, dia benar-benar tidak menyukai hal-hal berbau pink. Sungguhan, warna pink adalah warna yang paling Sinb hindari.
"Guntingin rumput pake gunting kuku, gimana?" tawar Jessica. "Lebih mudah, tuh."
"Gak sekalian pangkas bulu ketek pake gunting rumput, Mi?" tanya Sinb geram. "Lagian Sinb ngerusak pintu ada alasannya, kok."
Bagaimana dengan Mama Yuri?
Kalau anaknya merajuk, Yuri akan datang membawakan beberapa camilan favorit anaknya, minuman hangat kesukaan anaknya. Mama satu ini perhatian, dan pastinya teramat sangat menyayangi putrinya.
"Udah selesai merajuknya?"
"Kenapa harus berantem segala, sih?" tanya Sowon sebal. "Sowon jadi malu, tahu."
"Untung kamu putus sama tuh cowok, Mama gak sudi besanan sama yang kayak begitu," kata Yuri sambil bergidik. "Nih, kamu minum cokelat hangatnya dulu."
Sowon menerima secangkir cokelat hangat yang disodorkan mamanya, lalu ia menyeduh dengan perlahan-lahan. Menenangkan, cokelatnya sampai ke lambung dengan cepat, hangatnya pun terasa.
"Mama pake resep apa, nih?" tanya Sowon menjadi lebih tenang.
"Camilannya jangan lupa," kata Yuri.
"Makasih banyak, Mama."
"Sama-sama, Sayang."
Manis sekali mama satu ini, padahal ketika bertengkar seperti wanita yang kehilangan jati dirinya. Iya, berubah menjadi lakik untuk sementara waktu.
"Katanya tangan orang tua itukan hal ternikmat," ujar Yuri. "Jadi, Mama kucek aja itu cokelat pake jari Mama."
Sowon hampir tersedak cokelat hangat yang masuk untuk meleburkan camilan, ia menatap mamanya yang terlihat bangga setelah mengatakan rahasia sesungguhnya.
"Selama ini?" tanya Sowon.
"Ternyata memang benar, jari orang tua itu ajaib," kata Yuri, ia mencium jari telunjuknya dengan penuh kasih sayang.
Sowon menelan ludah dengan susah payah, dalam bayangannya jemari itu bekas sesuatu.
Bagaimana dengan Mommy Sooyoung?
"Merajuk, hmmm?"
"Enggak!"
"Mommy minta maaf, ya. Tadi Mommy kelepasan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parent
Fanfiction[COMPLETED] Menjadi orang tua tunggal itu tidak mudah, lho. Apalagi kalau dikaruniai anak yang super istimewa. [10-02-22] #1 in Yerin-Yoona [25-02-22] #2 in Yuju [01-03-22] #2 in Umji - Jessica [06-03-22] #1 in Gfriend [08-02-22] #1 in Taeyeon [20-0...