Tidak Terluka Parah

852 167 28
                                    

Para ibu telah sampai di rumah sakit, mereka terburu-buru setelah tahu bahwa yang terlibat dalam kecelakaan itu tidak hanya satu orang saja. Apalagi Mommy Sooyoung, tahu jari kelingking anaknya patah, ia langsung berlari terpontang-panting karena takut anaknya kenapa-kenapa.

Oh iya, Tiffany tidak jadi ikut karena harus mencari anaknya yang sedang makan mie katanya. Ada baiknya juga Yuju hanya makan mie di sana, daripada ikut dalam kecelakaan yang diakibatkan oleh Yerin itu.

Begini kondisi Yuju yang sedang santai-santainya makan mie, dia duduk di salah satu bangku tempat penjualan mie siap saji itu. Ternyata dia tidak sendirian, di tempat pemesanan ada Sowon dan Umji juga. Tiffany menghela napas lega, tapi ia dikejutkan oleh kehadiran Siwon dan juga Junho.

Tiffany melangkah mundur, kalau ada Siwon di sana, otomatis Donghae pasti akan bersama dia.

"Kenapa Yuju gak bilang kalo ada Siwon di sana, sih?"

"Kenapa?"

Tubuh Tiffany menegang, ia menoleh ke belakang dan dihadapkan langsung dengan pria Lee yang memang ada di sana.

"Ayo ke sana!" ajak Donghae.

"Bisa sendiri!" ketus Tiffany.

"Gak mau pegangan tangan? Biar Yu—"

"Gak usah bawa-bawa anak, deh!" potong Tiffany. "Emang pada dasarnya lo modus aja, 'kan!"

"Ya ampun, Fany."

"Apa? Mau gue anterin lo ke Yuri, hah?"

Teriakan Tiffany membuat orang-orang di sana kontan menoleh, Yuju senang bukan main ketika melihat mimihnya bersama Sang pipih.

"Pipih!!!"

Tiffany menatap Donghae tajam. "Awas ngomong yang aneh-aneh lo, ya."

Donghae hanya terkekeh, tak lupa ia pun mengedipkan sebelah matanya menggoda.

"Najis!" rutuk Tiffany frontal.

.
.
.

"MOMMY SAKIT!"

Sooyoung menutup mulutnya tidak habis pikir, ternyata jari kelingking putrinya memang patah. Hal itu dapat dilihat dari perban yang menutupi jari kelingking kecil milik Yerin. Beruntung kelingking kaki yang patah, bukan kelingking tangannya.

"Lagipula kamu ngapain, sih? Udah tahu kita bisa sewa sopir buat bawa mobil, sok banget pula nyetir!" Sooyoung mengomel. "Kena akibatnya, 'kan!"

Yerin merenggut. "Yerin itukan lebih tua dari Sinb, jadi masa iya Yerin gak bisa bawa mobil."

"Yer, kamu kapan belajar nyetirnya, hah? Dari zaman Daddy kamu masih kurusan juga kamu gak diajarin nyetir!"

"Kapan itu, Mom?" tanya Yerin.

"Ada, pokoknya sekitar beberapa tahun silam, deh."

Sooyoung mengusap-usap lengan putrinya dengan lemah lembut, ada rasa takut juga setelah tahu salah satu kelingking menjadi korbannya.

"Mobilnya pas digas maju, sih!" geram Yerin. "Harusnya kalo tahu Yerin gak bisa nyetir, itu mobil diem aja gak usah sok ngegas."

"Kamu lupa makan obat, ya?" tanya Sooyoung sambil meraba kening Yerin. "Hmmm, pantesan kelakuannya setengah Umji, haduh."

"Anak lo gak pingsan, Soo?"

Sooyoung menoleh ke sumber suara, rupanya Yuri datang bersama Yoona. Mereka yang anak-anaknya aman, tentu saja berkeliling untuk mengecek keadaan.

"Suruh pingsan, deh," saran Yoona.

"Lho?" tanya Sooyoung ngeblank.

"Sumpah, bukan teman gue, kok!" Yuri tak ingin mengakui Yoona.

Single ParentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang