Mengerat - Merenggang

498 108 21
                                    

Yuri terusik, sudah waktunya ia bangun. Kedua sudut bibirnya terangkat, membentuk sebuah senyuman indah kala melihat putrinya masih terlelap. Sowon menjadi lebih manja dari biasanya, dia bahkan memaksa untuk tidur bersama Sang mama.

"Sayang, ini sudah pagi."

Sowon masih setia memejamkan matanya, mungkin ia sedang bermimpi indah.

"Sowon."

Masih sama, tak merespon.

"Sayang, kamu mau sarapan apa, hm?"

Barulah sepasang mata itu mengerjap, Sowon membuka matanya sambil memandangi Sang mama yang sudah terbangun lebih awal.

"Selamat pagi, Ma."

"Mau sarapan apa, hm?"

"Apa aja, asalkan makanannya bisa dimakan."

Sebelah tangan Yuri terangkat, mengusap pucuk kepala putrinya dengan penuh kasih sayang. Mereka yang semula memiliki hubungan hampir hancur, kini malah menjadi dekat. Bahkan, terlihat lebih dekat.

"Mama buatin kamu sarapan, sementara kamu mandi buat siap-siap, oke?"

"Oke, Ma."

"Morning too, Sayang," balas Yuri sembari mengecup kening Sowon lamat.

Ternyata seperti ini berdamai dengan mama, terasa sangat menenangkan. Andai saja Sowon tidak membangkang, maka dia akan merasakan ketenangan seperti sekarang ini. Yah, mungkin peristiwa beberapa hari belakangan menjadi pelajaran untuk Sowon.

"Mama," panggil Sowon.

Yuri menoleh dengan kedua tangan yang sibuk mengikat rambutnya.

"Sowon sayang sama Mama."

"Mama juga sayang sama kamu, Sowon."

"Love you, Ma!"

"Love you too, Sayang," balas Yuri haru.

***

Sooyoung kelelahan, semalaman dia tak bisa tidur karena putrinya terjaga. Yerin muntah-muntah semalam, karena dia memang salah mengkonsumsi makanan ketika di sekolah. Hati-hati, jangan asal makan makanan. Beberapa mengandung zat berbahaya, bisa berakhir di rumah sakit seperti Yerin.

"Mommy," panggil Yerin.

"Ada apa, hm?"

"Lemes banget, pengin makan."

"Bentar, Mommy ambilin dulu sarapannya."

Sooyoung bergerak sendirian di sana, karena ketika anak yang sakit maka dia sendiri yang akan melakukannya. Dia tidak mau anaknya menerima asupan tak jelas, dia tahu betul putrinya sangat sensitif.

"Untuk sementara kamu makan bubur dulu, ya," ucap Sooyoung. "Makan nasi bertabur emasnya nanti aja, oke?"

Yerin mengangguk saja, karena dia membutuhkan asupan makanan, bukan kemewahan. Toh, di dalam perut juga para usus tak akan berlomba memamerkan emas.

"Daddy lama banget, sih," kata Yerin. "Padahal Yerin pengen peluk Daddy."

Sooyoung mengerut bingung, dia tidak mengerti mengapa putrinya bisa berkata seperti itu. Seperti Yerin akan pergi saja.

"Daddy kamu bentar lagi pasti datang," kata Sooyoung. "Udah, kamu fokus aja dulu sama kesehatan kamu."

"Iyakan mau peluk Daddy, Mom," ucap Yerin bersikeras. "Bolehlah ngeliat Mommy sama Daddy berduaan di ruangan ini, hehe."

Single ParentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang