Serentak

457 113 21
                                    

Sowon Anak Mama

Kamu di mana? ||
Mama di sekolah kamu ||
Kenapa belum keluar? ||
Gak dikasih izin? ||
Sowon ||
Balas ||
Taksinya udah Mama cancel ||
Mama datang ||
Sowon ||

Yuri meremas benda pipih itu, karena tidak mau hanya diam saja di sana, akhirnya Yuri memaksa masuk ke dalam gedung sekolah. Mungkin Sowon tidak bisa berjalan atau merasa malas berjalan, sehingga dia masih ada di dalam kelas. Berharap saja seperti itu.

"Mama."

Langkah Yuri terhenti, ia memandang putrinya yang kini berdiri di depan sana dalam keadaan kacau. Pakaiannya masih baik-baik saja, hanya raut wajahnya yang telah berubah kacau sekarang.

"Sowon," panggil Yuri yang kemudian maju menghampiri putrinya. "Sowon, kamu kenapa?"

Yuri merengkuh tubuh jangkung putrinya, memberikan pelukan yang berguna sebagai penenang alami. Usapan-usapan lembut mendarat sempurna di punggung Sowon, tentu saja hal itu membuat tangis Sowon malah pecah.

"Hei, kamu kenapa?"

Yuri merenggangkan rengkuhannya, ia lantas menangkup wajah putrinya yang kemudian ia hapus air mata tersebut. Sorot mata Yuri berubah teduh seketika, betapa ia tak ingin melihat ada air mata.

"Kenapa?" tanya Yuri sekali lagi.

"Seungcheol meninggal, Ma."

Yuri menatap putrinya dengan tidak habis pikir, ia kembali merengkuh tubuh itu untuk diberikan penenang alami lagi. Tangis gadis itu semakin pecah.

"Dia dikeroyok karena belain Sowon, Ma."

Yerin Anak Mommy

|| Mom
|| Perut Yerin sakit
|| Jemput pulang, dong

Sakit? ||
Mommy otw ||

Tanpa berpikir lagi Sooyoung beranjak dari kursi kebanggannya, dia memutuskan untuk meninggalkan kantor karena ingin menjemput Sang putri tercinta. Bagaimana pun, anak itu prioritas.

"Siapkan mobil, saya harus menjemput putri saya!"

"Baik, Bu!"

Sooyoung menerima mantel tebal dari dua orang perempuan yang memang memiliki tugas tersebut. Kedua perempuan itupun tak lupa untuk merapikan beberapa debu tak kasat pada mantel Sooyoung, lalu membiarkan majikan mereka pergi dalam keadaan bersih.

Dua orang pria berjas hitam rapi serta berkacamata mendampingi Sooyoung, salah seorang di antara mereka menekan tombol elevator.

Setelah sampai di dalam mobil itu, Sooyoung duduk dengan tegak sambil menatap lurus ke depan. Jemarinya bergerak gelisah, rasa takut karena putrinya mengeluh sakit hadir dalam diri Sooyoung sekarang.

Mobil menepi di pekarangan sekolah, terparkir tepat di samping sebuah mobil yang sudah sejak awal berada di sana. Pintu dibuka, Sooyoung lantas keluar sambil menenteng tas kecil branded miliknya. Langkahnya benar-benar lebar, kecemasan dalam dirinya telah menghapuskan seluruh sikap anggun. Masa bodoh, anak adalah yang utama sekarang.

"Putri Anda ada di ruang kesehatan," ujar salah seorang pria di samping Sooyoung.

"Lewat sini, Bu," sahut pria satunya lagi.

Single ParentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang