Hanya Satu

555 117 23
                                    

Air matanya terus jatuh, membasahi kedua pipi yang tak kunjung mengering karena Sinb enggan menghapusnya. Pandangannya masih berpaling, tak sedikit pun ia sudi menatap salah satu dari kedua orang tuanya.

"Sinb," panggil Donghae.

"Keluar dari sini, Om."

Jessica beranjak karena terkejut. "Sinb, dia—"

"Mami juga keluar aja."

Donghae dan Jessica saling menatap satu sama lain, tidak mengerti mengapa putri mereka bisa bersikap seperti ini. Iya, Sinb berstatus sebagai putri mereka.

"Sinb capek!" Sinb menyahut dengan gemetar. "Sinb mau istirahat aja, lebih baik kalian urusin hubungan kalian yang gak seharusnya ada itu!"

"Kamu jangan begitu, Sayang," ucap Donghae masih dengan nada lembutnya. "Papi minta maaf, maaf untuk semua kesalahan itu."

"Om udah cukup!" tukas Sinb yang akhirnya balas menatap pria itu. "Papinya Sinb itu Papi Taecyeon, bukan Om Donghae!"

"Saya ayah kandung kamu, Sinb!" tegas Donghae

"Papi Taecyeon itu ayah Sinb!" balas Sinb. "Terserah, pokoknya papinya Sinb itu cuma satu, yaitu Papi Taecyeon."

"Kamu kenapa keras kepala banget, sih?" tanya Jessica. "Dia ayah kandung kamu, dia—"

"Dan apakah dia pernah memeluk Sinb? Dan apakah dia pernah! Datang ke Sinb pas Sinb terjatuh waktu kecil? Enggak!" Sinb bersikeras. "Dari kecil Sinb udah terbiasa tanpa sesosok ayah, Sinb sudah menerima. Jadi, Sinb harap Om gak usah memaksa lagi."

"Baiklah," ujar Donghae menyerah. "Tapi, seenggaknya kamu sudah tahu saya siapa."

Sinb menyeka air mata itu. "Jangan pernah datang ke Sinb lagi, Sinb gak butuh Om!"

"SINB!" sentak Jessica.

"Jes, sudah jangan," ujar Donghae menenangkan.

"Dia akan semakin keras kepala kalo dibiarkan, Donghae!" Jessica semakin menaikan nada bicaranya. "Dia gak boleh benci sama ayahnya sendiri, dia gak boleh—"

"SINB MALU KARENA TERNYATA MAMI ADALAH SESEORANG YANG UDAH NGEHANCURIN SEBUAH KELUARGA!" Sinb berteriak lantang, membuat Jessica dan Donghae bungkam seketika.

Jessica mengangkat tangannya siap untuk memberi pelajaran, namun pergerakan cepat Donghae berhasil menahannya.

"Sinb memaki wanita yang udah ngehancurin keluarga Kak Yuju, Sinb berdoa hal-hal buruk sama wanita sialan yang diceritain sama Kak Yuju, Sinb merutuk wanita gak tahu malu yang udah merenggut ayahnya Kak Yuju." Sinb berkata dengan suara yang semakin gemetaran. "Sinb marah pas Kak Yuju cerita kalo ayahnya diambil sama wanita gak tahu diri. Tanpa Sinb tahu, bahwa wanita itu adalah Ibu kandung Sinb!"

Jessica berbalik dan ia pun melenggang pergi, Donghae masih bertahan dengan rasa terkejutnya.

"Pergi sana, Om!" usir Sinb. "Kejar wanita yang udah membuat Om meninggalkan keluarga Om. Kalo boleh ... Sinb mau bilang, Om brengsek!"

Donghae tidak mempunyai pilihan lain, selain ia pergi menyusul kepergian Jessica. Dia mengenal betul bagaimana Jessica apabila sedang marah. Maka, dia harus siaga dan berada di samping wanita itu.

***

Satu komplek pergi ke rumah sakit, mereka akan menjenguk Eunha yang masih dirawat. Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, mereka sampai di ruangan Eunha.

"Makasih banyak, Tante-tante~" ungkap Eunha.

Dia sangat senang, karena ada banyak hidangan berlemak yang paling membuatnya bahagia. Berterima kasih saja pada para ibu yang memasak untuknya, seluruh makanan itu akan dinikmati sebagai obat alami.

Single ParentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang