Anak Itu Prioritas

506 116 42
                                    

Sowon Anak Mama

|| Mama
|| Sowon mau pulang
|| Ma

Ada apa, Sayang? ||
Kamu sakit? ||

|| Sowon mau pulang
|| Di sini sakit banget

Mama jemput kamu ||
Kita bicara langsung ||

|| Cepetan

Yuri melirik jam tangan yang melingkar di lengannya, dia tak pernah menyangka jika dirinya akan berada dalam dilema sekarang. Rapat penting dengan pimpinan akan dilaksanakan beberapa menit lagi, di sisi lain putrinya mengeluh ingin pulang dijemput.

Sowon ||
Mama pesan taksi ||
Taksi bakalan jemput kamu ||
Nanti Mama usahakan pulang cepat ||

|| Mama gak jemput Sowon?
|| Kenapa?
|| Mama yang harus jemput Sowon
|| Ma

Sayang ||
Mama ada rapat sama pimpinan ||
Nanti Mama usahakan pulang cepat ||
Taksi udah otw ke sana ||
Izin dulu sama gurunya ||

Yuri terhenyak ketika sesuatu menyentuh bahunya, ia lantas mengangguk mengiyakan perkataan dari seseorang yang menepuk bahunya itu. Rapat akan segera dimulai, Yuri terpaksa mematikan daya ponsel serta menekan mode silent demi ketenangan saat melaksanakan rapat.

"Sowon, Mama minta maaf."

Rasa bersalah memenuhi diri Yuri saat ini. Dia pasti tidak akan fokus, karena putrinya mengaku sedang sakit di sekolah sana. Dia benar-benar tak bisa berpikir jernih sekarang. Anak adalah prioritas baginya, anak adalah segalanya untuk dirinya.

"Saya tidak bisa ikut rapat, anak saya sakit. Kamu gantikan posisi saya dulu, ya."

Pada sekretarisnya Yuri memberikan perintah, lalu ia melenggang pergi karena akan percuma jika dia masuk untuk ikut rapat.

Yerin Anak Mommy

|| Mom
|| Lagi di mana?

Kantor ||
Lagi ngitung uang ||
Kenapa? ||

|| Joy sama Hayoung
|| Mereka mau pindah
|| Yerin sendirian, deh

Pindah? ||
Ke mana? ||

|| Joy ke Belgia
|| Hayoung ke Amsterdam

Sayang ||
Mommy beliin kamu teman baru, ya ||
Jangan sedih ||

|| Sebenernya gak terlalu sedih, sih
|| Tapi, agak gak nyaman gitu
|| Mana Kak Sowon, Eunha, sama Yuju jauh
|| Coba aja Yerin seumuran sama Kak Sowon
|| Pasti di kelas ada temen

Ya makanya ||
Mommy beliin kamu temen sekelas baru ||
Mau? ||

|| Gak mau

Jadi? ||
Mau ikut pindah juga? ||

|| Eh!!!
|| Enggak, jangan!
|| Jangan pindah
|| Udah nyaman sama komplek Tongdari
|| Orang-orangnya asyik

Ya sudah ||
Jangan sedih, ya ||

|| Iya
|| Yerin lagi di kamar mandi sekarang

Single ParentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang