Sudah Berjanji

594 122 18
                                    

Mimomnya Una

|| Yul
|| Yul
|| Tuyul
|| Kaget jangan?
|| Kaget!!!

Apasih? ||
Gue lagi sibuk nyari resto enak ||
Mau makan malem ||

|| Masih lama, dodol
|| Ini penting
|| Gue yakin lo bakalan kaget
|| Terkejut dan terheran-heran

Sumpah, ya ||
Gak usah pake basa-basi ||

|| Jessica sama Donghae!!!
|| Mereka ke rs bareng, lho

Yah ||
Gue lupa ngasih tahu elo ||
Kalo sebenernya mereka diem-diem balikan ||

|| Fuck!!!
|| Astaga
|| Kok, gue baru tahu?
|| Kenapa gue gak dikasih tahu?
|| Kenapa?

Parahnya Tiffany udah tahu ||
Gak kebayang gimana hancurnya Fanny ||
Nangis sambil guling-guling ||

|| Jadi selama ini?
|| Selama ini Sicca selingkuhannya, dong?

Oh ||
Yang paling parahnya, nih ||

|| Apaan?

Sinb anak kandungnya Donghae ||
Duar ||

|| Demi apa?
|| Seriusan lo?
|| Jangan bercanda, deh
|| Tuyul!!!

Yuri mematikan ponselnya ketika Sowon tiba-tiba menyentuh bahunya.

"Ada apa, Sayang?"

"Apa benar Sinb anaknya Om Donghae?"

Yuri segera beranjak. "Kamu?"

"Sowon dengar semalam pas Mama lagi jalan pulang setelah dari rumah Tante Yoona, Mama bicara sama Tante Sooyoung, iyakan?"

"Sayang, kamu tahu ini masalah keluarga mereka, 'kan? Tolong jangan sebarkan ini ke siapa-siapa."

"Sowon sedikit gak nyangka, sih," ujar Sowon. "Selama ini Sinb tahunya ayah dia udah meninggal, iyakan?"

Getar ponsel mengalihkan segalanya, Yuri mendapatkan panggilan dari Sooyoung. Ia menerima panggilan itu, ia berlalu pergi meninggalkan Sowon yang masih terkejut dengan kabar ini.

"Yuju sama Sinb sodaraan, dong?"

***

Terbaring lemah di ranjang rumah sakit, beberapa peralatan berada di tubuhnya. Pada kursi dekat ranjangnya seorang wanita terduduk dengan lamunan, sedang seorang pria berdiri menghadap ke jendela yang mana pemandangan terlihat jelas.

"Yuju, bagaimana?" tanya Jessica.

Donghae menghela napas berat. "Begitu Yuju mengetahuinya, saya dikeluarkan dari rumah itu."

"Aku—"

"Enggak!" Donghae menyela. "Jangan menyalahkan anak kamu, inget bahwa dia hadir karena dititipkan sama Tuhan, gak boleh menyebutnya sebuah kesalahan. Kita yang salah, Jes."

Jessica mengangguk. "Ya, aku tahu."

Sinb terbangun setelah hampir beberapa jam tidak sadarkan diri, sorot matanya begitu teduh, menandakan ia berada dalam keadaan tidak baik. Sangat jarang Sinb seperti ini, dia adalah gadis yang kuat dan juga tidak pernah menunjukkan keluhan apapun.

Single ParentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang