Berdebat

580 122 21
                                    

"Sowon udah gede, Ma! Sowon tahu mana yang terbaik buat Sowon!"

Yuri menyibak rambutnya ke belakang frustasi. "Bukannya kamu tahu? Dia udah nyakitin kamu waktu itu."

"Dia udah minta maaf, Ma. Dia udah minta maaf dan janji gak bakalan ngelakuin hal yang sama lagi."

"Cowok itu memang begitu, makanya kamu gak boleh mudah tergoda sama ucapan manis mereka, putusin!"

"Gak!"

"KWON SOWON!" sentak Yuri tak tertahan.

Sowon tersenyum miring, ia menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan mama nya yang berteriak selantang itu. Napasnya memburu, dadanya menyesak, tidak pernah Sowon ingin mendengar mama nya seperti ini.

"Mama minta maaf," sesal Yuri pada akhirnya. "Maaf karena udah bentak kamu."

Sowon mundur selangkah. "Ternyata Mama jahat, ya."

"Sowon."

"Mama itu gak kayak Mama yang lainnya, yang mendukung keinginan anak-anaknya, Mama itu ... Sowon gak suka sama peraturan Mama, tahu gak?"

Yuri menarik napas dalam-dalam, lalu ia membuangnya dengan segera. Bagaimana pun, Yuri harus menjadi tenang agar tidak terjadi yang buruk.

"Mama begini karena sayang sama kamu, Sowon."

"Enggak, bukan begini cara membuktikan rasa kasih sayang, Ma. Mama harus dukung setiap keputusan anaknya."

"Gak semua keputusan kamu itu benar, salah satunya adalah memilih cowok itu sebagai pacar kamu. Mama gak suka!"

"Sowon benci sama Mama!"

Sowon melenggang pergi ke kamarnya, menutup pintu kasar sehingga membuat Yuri kontan tersentak. Sebelah tangannya terangkat, memijat pangkal hidung sebagai pereda pening. Sulit mengurus anak gadis yang labil begini.

Sementara itu, Sooyoung dan Taeyeon sedang berunding untuk pergi menjenguk Yoona. Kebetulan mereka memang paling baik-baik saja saat ini, kalau Jessica belum pulang sejak izin pergi ke butik pada Taeyeon, dan izin pergi menjenguk Yoona pada putrinya.

"Berempat aja, nih?" tanya Taeyeon.

"Ya, mau gimana lagi?" sahut Sooyoung. "Kayaknya Kak Yul masih ngurus anaknya."

"Bentaran, deh," kata Taeyeon. "Gue minta Yuri buat pantau Sinb sekalian, soalnya tuh anak di rumah sendirian."

"Oke."

Sementara Taeyeon sedang mengotak-atik benda pipihnya untuk menghubungi Yuri, maka Sooyoung berjalan menuju ke mobilnya. Dua pria membukakan pintu untuk Sooyoung, di dalam mobil sudah ada Yerin dan Eunha yang sedang nyemil sambil menunggu para ibu.

"Udah?" tanya Sooyoung.

"Udah dichat, sih," jawab Taeyeon.

"Warna apaan, Tan?" tanya Yerin.

"Sejak kapan anak lo bego?" Taeyeon bertanya pada Sooyoung.

Sooyoung berlagak menghapus air mata. "Semuanya dimulai ketika dia gak sengaja makan bakso boraks, udah gue bilang jangan makan bakso, eh tetap maksa beli bakso."

"Beli doang, gak dimakan?" tanya Eunha.

"Kan, anak lo juga bego!" sahut Sooyoung sambil menyenggol lengan Taeyeon.

"Astaga, anak-anak gak ada yang bego, ingat!" Taeyeon mengingatkan. "Maafin Tante, Yer."

"Tante juga minta maaf, Nha," sesal Sooyoung.

Yerin dan Eunha hanya menyengir. Toh, mereka juga tahu bahwa para ibu memang sedang bercanda. Tahu sendiri, bercanda orang tua kadang lebih dark dibanding candaan anak muda. Jadi, jangan baperan.

Single ParentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang