“Selamat datang di persinggahan dua dunia, Wahai Jiwa yang Kotor!”
Itu sambutan yang sangat tidak mengenakkan didengar, oleh telinga manusia yang baru saja mati akibat ditabrak truk tronton dari belakang.
Dia yang merasakan sakitnya dicabut nyawa secara mengejutkan, malah berakhir melongok dengan mata membelalak ketika menemukan suatu sosok berjubah putih tengah memegang papan ujian yang berisikan kertas dan pulpen terjepit.
Makhluk itu tidak berwajah. Silau, bercahaya.
“Hidupmu yang percaya diri dan penuh kesenangan itu kini mendapat kesempatan untuk mengulang semuanya dari awal.
Apa kau berminat? Tidak 'kah kematianmu terlalu mendadak?—meninggalkan banyak keganjilan dan kebaikan masa muda, bukan?”
Yang menerima pertanyaan merasa keheranan. Tawaran barusan terdengar mencurigakan serta mematikan. Jadi dia melirik ke sekitar, mencari-cari kamera jebakan yang mungkin saja disembunyikan. Namun suasana sangat sepi, cuma ada sungai yang suaranya menenangkan. Kemudian terdapat satu pohon raksasa tanpa daun maupun buah, cukup ranting yang kering dilihat jangkauan mata.
“Apa syaratnya menjawab pilihan ganda? Aku selalu beruntung saat menjawab soal tipe begitu!” jawab si roh malang bersama seringai sombong.
Sontak sang penjaga tertawa, mengangguk-angguk paham.
“Kau tidak berubah, ya?” ujarnya seraya membalik lembaran kertas.
Detik berikutnya diisi keheningan selama dua menit sebelum perkataan panjang terurai secara natural.
“Mati saat usia dua puluh delapan tahun. Ditabrak tronton.
Lalu aku pikir namamu tidak perlu disebutkan. Yang jelas—kau sudah banyak melakukan hiburan demi diri sendiri dan menutup mata untuk orang lain. Kau membuang terlalu banyak waktu dengan alasan tidak tertentu.
Jadi kami beri tawaran spesial, Kawan! Ikutilah program bertaubat sebelum menuju titik selanjutnya!
Akan kuberi pilihan ganda seperti yang kau inginkan. Pilihlah jawaban yang menurutmu dipenuhi keberuntungan!
a. Gentong pelangi
b. Kotak rahasia
c. Tirai nomor duaWaktu untuk menjawab dimulai dalam hitungan ... lima! Empat! Tiga!—”
Penjaga mulai berhitung, sementara roh yang kelabakan mengambil gentong pelangi di serong kanan.
“Sinting!” makinya.
Tawa mengejek mengudara dari mulut sang penjaga. Dia kemudian menjentikkan jari, menampilkan dunia yang telah dipilih sang roh tidak berhati.
“Dunia Rapunzel?!” Roh itu menjerit bersama mata yang berbinar selayaknya bintang. “Aku selalu beruntung!” lanjutnya.
“Yup! Keberuntungan terakhir kali seumur hidup baru!”
Saat sang penjaga menyaksikan roh sial mengusap gentong hingga memuntahkan pelangi menuju menara di tengah hutan, keduanya berpandangan singkat sebelum salah satunya mengangakan mulut.
“Eh?”
Roh itu meluncur tanpa sempat mendapat penjelasan mengenai ucapan terakhir sang penjaga yang melambaikan tangan.
“Berada di dunia Rapunzel tidak berarti dirimu dijadikan sebagai tuan putri yang akan ditolong pangeran, bukan?” ucap penjaga yang menyeringai lebar tatkala roh baru menoleh ke arahnya.
Sontak roh tersebut mengumpat. “Si—sialaaaaan! Berhenti! Jangan belok! Terus maju saj—AAAAA!”
Bukannya memasuki tubuh bayi Rapunzel yang cantik, sang roh malah berakhir terperangkap sebagai penyihir tua jahat, yaitu Madam Gothel.
“Argh! Keberuntunganku habis!”
[]
5 Mei 2023,
Sanskara Drew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapunzel's Stepmother
FantasySeluncuran pelangi ini pembawa sial. Dirinya yang sudah berpikir akan memasuki tubuh Rapunzel malah berakhir dalam sosok Penyihir Tua Jahat, yaitu Madam Gothel! "Sengaja sekali memasukkanku ke tubuh penjahat licik!" Tetapi mau bagaimana lagi? Yang p...