Rasanya canggung menumpang di dalam kereta milik orang lain, belum lagi hanya berdua meskipun gorden jendela dibuka.
“Jadi—sudah punya putri? Sungguh luar biasa mengagumkan dan tidak disangka, mengingat Anda begitu cantik dan awet muda. Saya yakin, banyak lelaki yang patah hati di luaran sana.”
Mendengar penuturan pria di hadapan, El meneguk ludah dan mengalihkan pandangan keluar jendela kereta usai mengangguk patah-patah sebagai bentuk jawaban darinya.
Malahan sampai sekarang, aku masih dikejar karena berstatus janda. Tapi untuk dipermainkan, sih.
El melirik orang yang memberinya tumpangan dari ujung mata, lantas terkagum-kagum akan tampangnya.
Pria tersebut bernama Zesa Nebula, orang besar dari Kerajaan Sandiris. Katanya, dikenal sebagai penyihir putih walau kerjanya hanya meramu.
Dan untuk penyihir hitam, tentunya julukan tersebut ditujukan kepada ibu tiri Rapunzel, alias Gothel yang sekarang menjadi El Bereis.
Tetapi yang El khawatirkan sekarang ialah ketakutan akan Zesa yang mengetahui sosok masa lalu Gothel.
Bagaimana jika Zesa dan Gothel saling mengenal?—dan aku tak punya ingatan apa-apa tentang hubungan tersebut.
Bagaimana jika Zesa pernah bertarung dengan Gothel untuk memperebutkan bunga awet muda? Atau Zesa tahu bahwa Gothel telah menculik Tuan Putri Sandiris?—yang sampai sekarang masih diharapkan kepulangannya.
El menaikkan tudung kepalanya, mencari aman. Namun ucapan Zesa selanjutnya membuat wanita itu berdusta dan berusaha bersikap apa adanya.
“Mengapa menutupi wajahmu begitu? Apa kau seorang buronan? Aku tidak bisa membawa penjahat, lho? Nanti aku yang baik ini kena hukuman, lho?”
Zesa yang bersedekap tangan melirik keluar jendela, lantas kembali menatap El yang menggelengkan kepala secara cepat.
“Tidak! Bukan, kok!” jawab El, panik.
Detik berikutnya El seolah tersadar akan sikap gugupnya. Jadi ia berdeham, mencoba berbasa-basi mengalihkan perhatian.
“Maaf membuat Anda tidak nyaman. Saya hanya terlalu sering diganggu laki-laki, oleh karena itulah saya berusaha tidak mencolok. Oh! Omong-omong, boleh ‘kah saya tahu usia Anda? Jika Anda tidak keberatan mengatakannya, haha!”
Zesa memiringkan kepala, memelintir rambut panjangnya dengan jari, terlihat berpikir serius dalam mengingat umur sendiri.
“Seratus tujuh.”
Setelah Zesa berucap singkat, seketika suasana di dalam kereta menjadi senyap.
“Eh?”
Seratus ... tujuh?
El ternganga, sementara Zesa tersenyum tipis.
“Hm? ‘Eh’—apa?” balas Sang Penyihir.
El mengerjapkan mata, tak lama kemudian melambai centil disertai tawa menyindir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapunzel's Stepmother
FantasySeluncuran pelangi ini pembawa sial. Dirinya yang sudah berpikir akan memasuki tubuh Rapunzel malah berakhir dalam sosok Penyihir Tua Jahat, yaitu Madam Gothel! "Sengaja sekali memasukkanku ke tubuh penjahat licik!" Tetapi mau bagaimana lagi? Yang p...