1O' DRAMA PERCINTAAN

302 39 3
                                    

Zesa Nebula bukan seorang pembohong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zesa Nebula bukan seorang pembohong.

Zesa pertama kali bertemu Gothel ialah saat sedang mencari bahan penting untuk ramuan awet muda. Ia harus menyetoknya daripada kehabisan.

Soalnya Zesa suka berumur panjang. Suka manusia. Suka berinteraksi maupun memperhatikan tingkah laku makhluk hidup, termasuk Gothel yang berparas terang jelita dan berekspresi gelap gulita.

“Sedang mencari sesuatu, Tuan? Namaku Gothel.”

Suaranya rendah, berhasil membuat bulu kuduk Zesa yang biasanya tenang malah berdiri. Jadi lelaki itu termangu cukup lama sebelum menjawab ramah. “Bukan apa-apa,” ujarnya disusul tawa renyah.

“Oh.”

Sebagai salah satu manusia tertua, senyuman terpaksa Gothel yang terlihat menahan sesuatu itu Zesa pahami semacam bentuk kekesalan.

Gothel dengar tentang Zesa. Kedatangan perempuan tersebut ke daerah tempat tinggalnya sudah pasti untuk mencari tahu bahan dari ramuan awet muda.

“Namaku Zesa Nebula.”

Zesa mengulurkan tangan kotornya sehabis menyentuh dedaunan basah dan tanah, membuat Gothel tanpa sengaja mengerutkan kening.

“Iya,” jawab Gothel dengan senyuman palsu dan menerima uluran tangan berwarna cokelat secara tertekan.

“Aku baru pindah ke sini. Kuharap kita berteman baik,” tambahnya.

Kepala Zesa mengangguk. Kemudian ia memperhatikan Gothel mengelap telapak tangan dengan kain berwarna biru malam yang bersih dan wangi, sontak Zesa meminta maaf.

“Aku tidak punya sapu tangan ....”

Gothel mendongak, lalu tertawa kecil. “Jangan dipikirkan.”

“Atau biarkan aku menjamumu di rumahku sebagai tetangga baru, kau baik? Ah! Tapi sulit bagi laki-laki dan perempuan dalam satu ruangan. Mungkin lain kali, ya?”

Tentu Zesa bersikap sebagaimana ia memperlakukan manusia asing yang tidak dikenal dengan sopan dan ramah.

Lagi pula hobi Zesa ialah menonton pertunjukkan.

Dan Gothel adalah aktris yang berbakat dalam menarik perhatian semua orang.

“Kita bisa minum teh bersama di teras, bukan?”

Mendengar tawaran Zesa yang menurut Gothel sebuah kesempatan, maka dengan cepat sebuah ide terlihat di pikiran.

“Aku akan membawa camilan, bagaimana?” sarannya.

Zesa memandang penampilan Gothel dari kepala sampai kaki. Ia tidak akan menampik kalau perempuan penuh hasrat awet muda ini sangatlah cantik. Rambut hitam keriting, hidung kecil yang tajam, lalu bibir mungilnya berwarna kemerahan. Belum lagi kulit putih susu yang bersih. Tetapi menurut Zesa, jika berbintik dan berisi tahi lalat akan lebih manis.

Rapunzel's StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang