“Di sana rupanya kau, El.”
Mendengar suara tidak asing memanggil namanya, El membalikkan badan dari giliran membuang sampah restoran.
El menemukan Makka Redian, seorang perempuan berusia dua puluh lima yang bekerja di kantor perbatasan antara Kerajaan Sandiris dan Kerajaan Asante.
Redian adalah orang yang menyiapkan identitas baru untuk El dan Rapunzel dengan memberikan berbagai macam permintaan.
Awalnya El berencana pindah ke negeri tetangga. Sayangnya, mereka mengalami penahanan dan ditawari pengubahan identitas saja asalkan mau memenuhi persyaratan yang diajukan.
“Tadi aku ke rumahmu, tapi cuma ada Ezra. Aku butuh setoran. Sekarang.”
Dengan penampilan rapinya, Redian menepuk bokong El beberapa kali sebelum merangkul pinggang ibu muda tersebut menuju pembuangan sampah.
Uang ialah syarat pertama bagi El dan Rapunzel untuk bertahan hidup di Sandiris tanpa gangguan.
“Eh—euh, tapi ... aku belum gajian ....”
Redian mengambil alih sampah yang El bawa, lantas memasukkannya ke dalam bak melalui bantingan mengancam dan tatapan tajam.
“Kalau begitu ambillah gajimu bulan ini—sekarang, juga.”
El mendesah. Ia melirik matahari terbenam secara ragu-ragu sebelum mengiyakan dengan menganggukkan kepala. Jadi El memutuskan menemui sang bos, memohon untuk mengambil gaji terlebih dahulu. Namun hanya penolakan yang ia dapatkan, yang mana membuatnya lelah.
“Pinjamlah dengan temanmu, siapapun itu, laki-laki pasti mau meladenimu.”
Saran Redian menyentak El yang sedang termangu memandang sepatu bagus milik lawan bicaranya. Pupil mata yang hitam itu seketika mengecil tatkala cahaya matahari tersisa menyiram wajahnya.
El menatap Redian dengan nyalang. Perempuan berambut merah tersebut menjadikannya mudah iritasi terhadap sesama kaumnya sendiri.
Dan merasa El seolah mempertanyakan kewarasannya, Redian yang bersedekap tangan itu memiringkan kepala seraya mendekatkan muka menuju ibu muda di hadapannya. “Apa yang kau lihat, Jalang? Ada yang salah dengan perkataanku?”
Merasa tak akan berkesudahan dan bakal semakin memperpanjang urusan, maka mau tak mau El yang merasa terhina hanya bisa mengembuskan napas panjang.
“Habis makan malam, bisa ‘kah aku menyerahkan uangnya?” tawarnya.
Selama beberapa detik Redian terdiam, selanjutnya tersenyum sok manis seraya menepuk pipi kanan El dengan keras beberapa kali. “Tentu, Sayang! Di tempat biasa!”
Dan ketika baru berjalan sebanyak tiga langkah, tiba-tiba kaki Redian terhenti. Perempuan itu menoleh ke belakang, menatap El yang mengerutkan kening terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapunzel's Stepmother
FantasySeluncuran pelangi ini pembawa sial. Dirinya yang sudah berpikir akan memasuki tubuh Rapunzel malah berakhir dalam sosok Penyihir Tua Jahat, yaitu Madam Gothel! "Sengaja sekali memasukkanku ke tubuh penjahat licik!" Tetapi mau bagaimana lagi? Yang p...