16' 4 TAHI LALAT

224 27 13
                                    

“Anak itu mirip denganmu, tapi versi lebih manis dan sopan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Anak itu mirip denganmu, tapi versi lebih manis dan sopan.”

Mengabaikan godaan Zesa, perhatian El tertuju pada Ezra yang berseluncur di atas es dengan ekspresi gembira. Ia tersenyum tipis, lantas menarik lengan Sang Penyihir untuk mengikuti langkah Tuan Putri Sandiris mereka.

“Akan kubuat kau mendapat kesialan yang sama denganku.”

“Eh ...? Ah?” Zesa tercengang. Detik selanjutnya pura-pura berusaha keras melepaskan tautan tangannya dan El. “Jangan bercanda! Kalau aku ikut sial, aku tak bisa kerja dan punya uang!”

Tubuh bagian atas Zesa mencoba menjaga jarak, sementara El tanpa canggung terus menarik lengannya.

“Ezra! Tolong paman! Mamamu mengerikan!” jeritnya, horor.

Kalau dirinya sampai jatuh dan cedera, Zesa tidak bisa melakukan apa-apa. Tetapi entah mengapa, hatinya merasa teriakan barusan sebatas candaan. Ia pun melirik El yang menautkan alis dipenuhi rasa jijik, mau tak mau Penyihir Putih tersenyum jahil dibuatnya.

“Kau terlihat seperti penyihir jahat dengan ekspresi itu,” ejeknya.

Seketika El memicingkan mata, tanpa aba-aba memutar Zesa yang merasa akan mati akibat rasa pusing mendera.

Menyaksikan interaksi perkelahian di setiap pertemuan antara Sang Mama dan Penyihir Putih, Ezra menertawakan dua orang tua yang sekarang menjadi pusat perhatian.

El memutar Zesa dengan bengis sebelum merasakan tangannya balas ditarik korban hingga menyebabkan mereka tersungkur secara tidak elit di atas es.

“Aww!”

Mau tak mau El dan Zesa meringis, lalu menoleh ke samping dalam posisi tiarap. Keduanya bertatapan disertai tawa lucu orang-orang, lantas ikut terbahak.

Di kejauhan, Cassandra Keel menatap pemandangan hangat yang dialami keluarga penabraknya tersebut dengan rasa hampa.

“Jangan iri. Itu hanya kebahagiaan sesaat,” ujar Rathin Keel, wali dari Cassandra.

Keduanya hanya mampir sebentar di Ratus untuk melanjutkan perjalanan menuju Kekaisaran Lan. Namun tatkala mereka menemukan kesenangan dari aktivitas meluncur di salju usai makan siang pulang dari restoran, mau tak mau Rathin mempersilakan Cassandra untuk bergabung.

“Kita mesti kembali ke akademi secepatnya. Tuan Vanitas membutuhkanmu.”

Padahal Cassandra baru saja menikmati liburan musim dingin, sayangnya bintang Kekaisaran Lan bernama Vanitas Sei itu selalu berusaha memanfaatkan kekuatan Batu Bulan yang dimilikinya.

“Baik, Tuan.”

Sejak Asante berganti kepemimpinan dengan bantuan Batu Bulan yang hanya akan berfungsi di tangannya, Cassandra yang tidak mengerti apa pun cuma bisa diam.

Suara dan tindakan Cassandra diwakilkan oleh Rathin Keel, kepala panti yang hampir tujuh tahun ini membiayai makan, mandi, dan tempat bernaungnya.

Kekuatan bayangan dari Batu Bulan ini sangat menyiksa. Menciptakan mimpi buruk dan menghitamkan tubuh kecil Cassandra. Dimulai punggung, anak itu tak mampu menebak bercak kutukannya akan berakhir pada bagian apa.

Rapunzel's StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang