19' REKAN KEJAHATAN

205 27 0
                                    

“Mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Mama ... untuk apa kita datang ke istana?” Ezra mencicit, lalu meremas roknya sendiri di atas paha. “Ezra mau pulang.”

Mulut Ezra terbuka saat El menyuapi potongan daging steik melewati belah bibirnya. Gadis kecil itu bingung dan takut, apalagi Sang Mama cuma diam dan tersenyum.

“Ezra mau pulang sama Mama.”

Raja dan Ratu Sandiris saling melirik. Rupanya, hubungan di antara putri dari sang penyihir hitam dan putri mereka sangat baik. Selain itu, bahkan nama Tuan Putri Rapunzel sampai berubah.

Dalam hati, mereka masih meragukan sosok bernama Ezra tersebut. Memang, wajahnya sama persis dengan masa lalu, di mana Raja dan Ratu terakhir kali melihatnya. Tetapi, akhir-akhir ini sering bermunculan orang yang mengaku telah membawa Tuan Putri Sandiris kembali. Namun saat diperiksa kebenaran mereka menggunakan Batu Bunga Matahari, itu semua penipuan belaka.

Mahkota Sandiris tidak bersinar.

Yah, kita bisa mengeceknya setelah makan.

Raja dan Ratu yang bertatapan pun menganggukkan kepala. Tetapi dalam hati, keduanya merasa yakin bahwa Penyihir Putih tak akan membohongi atau mempermainkan mereka. Jadi jantung itu berdebar cepat menunggu takdir selagi memperhatikan interaksi dingin yang terjadi antara El Bereis dan Ezra.

“Mama, apakah kita ditangkap?” bisik Ezra, khawatir. “Kita akan dihukum?”

Tiba-tiba El membawanya ke istana, belum lagi Zesa mengatakan jika Ezra akan tinggal di sana. Pikirnya, Sang Mama melakukan kejahatan kemudian ditangkap, dipenjara, disiksa, seperti buku dongeng yang diceritakan oleh Lisa.

Sayangnya, El hanya diam dan menolak menatap iris mata peridot milik Ezra yang berkilauan tanpa tahu apa-apa.

Mendadak hati El menjadi berat untuk melepaskan Ezra. Tetapi ia tidak boleh merepotkan Zesa. Setidaknya, El harap makan siang tak akan pernah berakhir-atau secepatnya selesai.

Setelah perut terisi, pertemuan dilanjutkan pada ruang menggambar.

Kini Mahkota dengan hiasan Batu Bunga Matahari berada di depan Ezra, yang segera menolak dan memandang El penuh pertolongan.

“Ezra, bisa 'kah kau memasangnya di kepalamu?” El mengambil alih mahkota tersebut usai meminta izin pada Raja dan Ratu Sandiris untuk menyentuhnya. “Hanya sebentar,” mohonnya.

Ezra menggigit bibir, melirik Zesa yang hanya memberikan senyuman tidak berguna terhadapnya. Apakah Paman Penyihir melakukan sesuatu pada El?—sampai-sampai Mama mengabaikanku?

“Ezra tak mau jadi tuan putri! Ezra udah janji untuk jadi perompak sama teman-teman!”

Suasana hening cukup lama mengudara tatkala Ezra meneriakkan isi hatinya. Disusul suara tawa tertahan dari sosok Zesa yang segera mendapat pelototan El, lalu Raja dan Ratu harus menahan rasa geli dengan mengulum bibir mereka.

Rapunzel's StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang