DIA—tidak pernah mengurus anak kecil, apalagi bayi.
Sebut saja dirinya El dari kata Gothel.
El baru pertama kali menghadapi bayi manusia selain keponakan yang jauh dari jangkauannya. Ditinggal sendiri pada satu rumah yang sama dengan makhluk yang tidak bisa melakukan apa-apa, rasanya lebih mengancam dari kematian.
Ini bukan seperti kau dapat dengan mudah memerintah mereka untuk pergi tidur bersama sandal di tangan, lalu makhluk yang ketakutan akan berlarian menuju kasur.
Bukan.
Bayi tidak bisa dibegitukan.
Dengan kepolosan, mereka bakal mengambil langkah dungu untuk membuat khawatir makhluk hidup lain.
“Kalau tahu begini, aku akan memilih kotak rahasia—yang biasanya paling sering zonk. Mereka mungkin akan membawaku—eiii, tidak! Yang salah adalah kejahilan makhluk-makhluk di atas sana! Sengaja memasukkanku ke tubuh penyihir jahat tua!”
El mengomel. Ia lalu menendang sisir di lantai, yang malah membuatnya terjengkang.
Suara benturan terdengar. Gadis itu terbaring di atas lantai, dengan heran memandang atap yang jauh digapai.
Apakah El baru saja terjatuh akibat sisir?
“Itu bukan kulit pisang, lho ...? Bahkan kulit pisang saja tidak mungkin membuatmu terpeleset!”
Padahal El merasa tidak melakukan kesalahan di kehidupan sebelumnya. Mengapa ia seolah diberi hukuman?
Aneh!
Kemudian Rapunzel menangis, sementara El mencoba bangkit meskipun seluruh tubuhnya gemetaran akibat kesakitan.
Jika kehidupan barunya memang semengerikan ini, El akan memilih mati. Biar disiksa di neraka saja.
Atau harus 'kah El memotong rambut Rapunzel secepatnya? Agar Madam Gothel mati dan berubah menjadi debu karena proses penuaannya berlanjut.
Jujur saja, tidak ada kisah Gothel yang diketahui El. Ibu tiri yang sebenarnya penyihir jahat ini usianya bahkan tak dipedulikan, mengingat semua anak-anak lebih suka sang tuan putri.
Tetapi wajahnya—cantik. Meskipun El benci sekali akan rambut keritingnya, untungnya muka Gothel yang rupawan dapat mendukungnya untuk berbuat sesuatu yang jahat tanpa harus takut disalahkan.
“Karena cantik adalah segalanya! Orang cantik akan dimaafkan! Aku yang tercantik! Susuku besar! Aha! Ahaha!”
El yang merentangkan tangan setelah melakukan putaran di tempatnya berdiri, dipaksa sadar oleh kenyataan bahwa penuaannya akan terus berlanjut meskipun tanpa harus memotong rambut disebabkan biang masalah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapunzel's Stepmother
FantasySeluncuran pelangi ini pembawa sial. Dirinya yang sudah berpikir akan memasuki tubuh Rapunzel malah berakhir dalam sosok Penyihir Tua Jahat, yaitu Madam Gothel! "Sengaja sekali memasukkanku ke tubuh penjahat licik!" Tetapi mau bagaimana lagi? Yang p...