Terima kasih ᶜᴴᴬᴾᵀᴱᴿ 03

812 39 0
                                    

Seorang pria mendekati Winda dengan senyum miringnya, apalagi melihat wanita yang ditemuinya itu begitu cantik dengan body goal yang tentu saja membuat pria mendambakannya.

"Winda Harahap?" Tanya Pria dengan celana jeans dan atasannya hanya menggunakan kaos putih.

"Iya, Oh My God kamu Nathan" tanya Winda.

"Hemm, Kamu sendirian aja? Baguslah pindah aja yuk disini nggak asik" ajak Nathan.
"Hemm, baiklah aku pikir juga begitu" ucap Winda.

Winda kemudian mengirim pesan untuk Bianca, agar nanti Bianca tidam bingung mencarinya.
"I'm sorry Bian, gue harus cabut, besok gue bakal cerita" Tulis Winda di ponselnya dan langsung dikirim ke nomor Bianca.

***
Bianca mendesah kesal setelah menatap ponselnya, sahabatnya ini sungguh sangat menyebalkan bagaimana meninggalkan dirinya seperti ini. Bianca merasa merinding karena ada hawa dingin yang tiba-tiba saja menderanya.

"Yakk minggir!" Ucap Bianca begitu dia melihat pria yang sangat dikenalnya itu.

"Bian, gue minta maaf." ucap pria itu.

"Minta maaf untuk apa, semua yang lo katakan itu bener kok, jangan ganggu gue lagi, lepas... akhhh" ucap Bianca yang menghempaskan tangan pria itu, namun pria itu tidak terima dan malah menghimpit tubuh Bianca di dinding dengan tangan yang sudah berada diatas kepalanya.

"Lo nggak akan bisa kabur lagi Bianca, gue beneran cinta sama lo, baiklah nggak ada pilihan lain lagi. Sepertinya memang gue harus jadiin kamu milikku." ucap Pria itu.

"Revan, lepaskan aku, kamu salah yakkk sialan, dasar kamu baj*ngan ya! Awhh, tolong" maki Bianca yang berusaha untuk lepas dari Revan namun apa daya kekuatan Bianca nggak sebanding dengan kekuatan seorang pria.

Brakk
Bianca lega karena seseorang telah menolongnya, artinya ada yang mendengar teriakannya. Revan tidak terima dan langsung memukul balik Pria tersebut namun dengan cepat Si pria menarik Bianca untuk membawa keluar, tentunya dengan menghadiahi bogeman di rahang Revan.

"Jangan berbuat asusila disini, kamu bisa pergi dari ini atau saya lapor polisi" ucap Si penolong.

Revan terdiam namun dirinya memilih untuk segera kabur dari ruangan itu, dia tidak ingin berurusan dengan polisi.

***
Abimana sedang berada di toilet Pria yang memang berdekatan dengan toilet wanita. Ya dirinya memang tadi membersihkan kemejanya yang terkena noda kopi tadi, Abimana mendengar teriakan seorang wanita yang nyatanya telah di kunci dari dalam. Abimana mendobraknya dan menarik tubuh si pria yang ingin berbuat asusila pada seorang wanita, si pria tidak terima dan ingin memukul Abimana namun dengan sigap Abimana memukulnya balik dan segera menarik wanita itu yang ternyata adalah Bianca.

"Terimakasih." Ucap Bianca dengan wajah syoknya.

"Hemm, pacar kamu?" balas Abimana tidak banyak berbicara namun dia hanya ingin memastikan sesuatu, dan Bianca menggelengkan kepalanya.

"Bukan, terimakasih sekali lagi telah menolong saya" ucap Bianca.

"Pakai ini, pakaianmu yang seperti ini akan semakin menarik perhatian pria hidung belang, lain kali perhatikan apa yang kamu pakai, tubuh wanita itu aurat" ucap Abimana yang melepaskan cardigannya dan memberikan pada Bianca.

"Pak, Terimakasih" balas Bianca yang sempat menghentikan langkah Abimana.

"Ya" balas Abimana yang kemudian meninggalkan kamar mandi itu.

Bianca segera kembali ke mejanya untuk makan menikmati makan malamnya namun sayangnya disana sudah ditempati oleh oranglain. Tidak ada pilihan lain, Bianca kemudian meninggalkan Restoran.

ᴍᴇɴɢᴇᴊᴀʀ ᴄɪɴᴛᴀ, ᴘᴀᴋ ᴅᴏsᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang