Malam yang Panas ᶜᴴᴬᴾᵀᴱᴿ 14

3.9K 31 0
                                    

Bianca melihat laptopnya dengan fokusnya sedari tadi, bahkan dirinya tidak bisa diam saat melihat adegan dimana sang pria mencium si wanita dengan mesra, karena hal itu Bianca tidak menyadari kalau suaminya kini tengah masuk keruagannya.

"Belum tidur kamu Bi?" Tanya Abimana yang tentu saja membuat Bianca terperanjat kaget, bagaimana tidak dirinya sedang melihat drakor yang belum sempat dia lihat padahal udah ending lama.

"Mbak Miso jalan kerumah YoungJoon, Adtagfirullah Mas Young Joon, eh Pak Abi, belum ngantuk Pak" ucap Bianca tanpa melihat Abimana yang kini telah berjalan menuju ranjang dimana Bianca yang kini melihat laptopnya dengan posisi tengkurap.

"Sudah saya bilang jangan lihat drama begitu Bian, nggak baik? Matikan Bian" Balas Abimana.

"Nanggung Pak udah mau habis ini?" Balas Bianca.

"Bian," panggil Abimana yang terdengar lebih berat, bayangkan saja dirinya melihat adegan dimana Youngjoon tengah berada diatas tubuh Miso. Mendengar suara berat Abimana membuat Bianca segera mempause media playernya dan kemudian kini sudah bangun. Wanita itu seolah tidak sadar dengan dress tanpa lengan yang kini sedikit melorot memperlihatkan hampir 1/4 dadanya.

"Bapak kenapa? Kok keringatan? Bapak sakit?" Ucap Bianca yang kini mendekat kearah Bianca.

"Tidak, Bianca apakah bisa saya mendapatkan Hak saya sekarang?" Ucap Abimana dengan berat.

"Hah maksud Bapak? Kita akan... No No tidak bisa Pak, saya belum siap" ucap Bianca yang hanya bisa mmandang suaminya pergi dari ranjangnya.

"Baiklah, kunci pintunya, Mama sudah tahu jika kita belum melakukan apapun, saya akan tidur di ruang kerja" balas Abimana yang segera beranjak dari kamarnya.

Bianca masih mencerna ucapan suaminya, dia menggigit bibirnya merasa bersalah karena telah menolak suaminya tapi dia benar-benar belum siap untuk melakukan hal yang lebih intim dengan suaminya, ciuman saja hanya beberapa kali. Kenapa juga suaminya ini tidak mau mencicil dulu begitu masak iya langsung making love begitu.

"Tapi omongan Mama tadi, tidak! Pak Abi bukan tipe pria yang mudah tergoda, Ya Allah maafkan Bianca" ucap Bian yang melihat keadaan dirinya.

Karena sudah tidak mood nonton drakor lagi, Bianca kemudian mematikan laptopnya. Teringat wajah suaminya tadi juga membuat Bianca tidak tahu harus bagaimana.

Pukul 12 malam, Bianca masih tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ucapan sang Mama Mertua masih terngiang-ngiang dan itu membuat Bianca semakin gelisah.

"Nggak apa lah kalau Pak Abi nggak cinta, langkah pertama ya harus nyenengin suami kan? Ngikutin caranya mbak Miso aja kali ya, YoungJoon yang kayak es batu begitu aja bisa luluh, ingat Bian ini demi mengejar cinta Pak Dosen" ucap Bianca yang kini segera beranjak dari kamarnya untuk menuju ruang kerja.

Bianca mengetuk pintu ruangan Abimana, pria itu masih tenggelam dalam berkas-berkas padahal sudah pukul 12 malam. Bianca baru tahu jika suaminya seringkali lembur.

"Pak Abi, belum tidur mau aku buatin kopi atau ambil cemilan" tanya Bianca.

"Tidak perlu, kamu tidur saja besok ada kelas pagi kan?" balas Abimana yang kini meletakkan berkasnya saat tiba-tiba Bianca memutar kursi Abimana lalu menjatuhkan tubuhnya di pangkuan suaminya.

"Bian nggak bisa tidur Pak" balas Bianca menggoda.

"Bian, jangan begini" balas Abimana.

"Maaf tadi telah menolak Bapak, Bian takut Pak? Kata orang dan yang ada di drama-drama kan bilangnya sakit kalau pertama kali" cicit Bianca yang menundukkan wajahnya.

"Kita bisa lakukan dengan pelan jika itu yang kamu takutkan tapi Bian saya nggak akan memaksa kamu" ucap Abimana.

"Ya memang bapak nggak maksa saya tapi kalau saya tidak lakukan hal ini bisa-bisa nanti bapak lari cari perempuan lain lagi" ucap Bianca yang mulai agresif bahkan kedua tangannya mengalung indah di leher suaminya.

ᴍᴇɴɢᴇᴊᴀʀ ᴄɪɴᴛᴀ, ᴘᴀᴋ ᴅᴏsᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang