SAH ᶜᴴᴬᴾᵀᴱᴿ 07

1.2K 34 1
                                    

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, Abimana dan Bianca tentu saja mereka harus beristirahat karena mereka sama sekali belum sempat istirahat sesampainya di Jakarta. Tidak ada senyum lagi diwajah Bianca, gadis yang berusia 23 tahun kini hanya bisa terdiam dengan pikiran entah kemana.  Kalau dikatakan tertarik dengan Abimana tentu saja Bianca tidak akan menampiknya tapi kalau harus menikah muda sepertinya belum terpikirkan olehnya namun permintaan sang Ayah kali ini terlihat begitu serius.

"Kalau Ayah pergi nanti kamu sudah ada yang menjaganya sayang dan Ayah percaya orang itu Bima" itulah kalimat yang diucapkan oleh Sang Ayah yang selalu terngiang dikepala cantiknya.

Daffa juga pulang mengingat putri dan istrinya berada dirumah, dan tidak mungkin membiarkan Abimana dan Bianca tinggal satu atap yang begitu sepi.

"Bim, kamu tidur dikamar tamu ya, ah iya jangan tegang begitu Insya Allah besok berjalan dengan lancar" ucap Daffa dengan menepuk bahu Abimana.

"Apakah tidak masalah kalau aku menikahi Bianca, Bang Daffa lihat sendiri kan kalau Bianca dengan berat hati menerima pernikahan ini" ucap Abimana.

"Kamu juga menerimanya kan?" Tanya Daffa.

"Ya saya memang menerimanya karena ini amanah dari Kakek" ucap Abimana.

"Sudah malam istirahat saja, besok abang yang atur semuanya ah dan lagi waktu pernikahan kamu dan Liana kan tidak banyak orang yang tahu Bim begitupun pernikahannya yang kedua hanya pesta kecil saja jadi mereka juga nggak akan ingat siapa suami Liana dulu" ucap Daffa.

"Ah iya Bang, selamat malam" ucap Abimana yang kemudian masuk kedalam kamar tamu. Abimana meletakkan ranselnya lalu berjalan kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang begitu lengket, sia tidak mau memikirkan yang lainnya dulu.

***
Bianca masih sangat kesal dengan keputusan Abimana yang seenaknya saja menerima perjodohan ini, mau menolak tapi permintaan ayahnya sungguh sangat memelas dan dirinya juga tidak tega. Tapi disisi lain juga Abimana pria tampan dengan segala prestasinya meskipun sikapnya dingin dan kaku.

"Ah aku harus bagaimana? Aku ini masih seperti ini belum siap menikah dan Ayah bilang besok aku harus menikah dengan Pak Abi...tidak-tidak ini tidak bisa dibiarkan aku harus memastikannya" ucap Bianca yang kemudian turun kelantai bawah untuk menuju kamar tamu. Jangan lupakan ya Bianca kini juga sudah selesai mandi dan berganti pakaian dengan gaun tidur yang errrr seksi.

Bianca mengetuk pintu beberapa kali namun tidak ada sahutan, melihat tidak ada orang membuat Bianca menerobos masuk kedalam ruang tamu. Hello disini Bianca bukan gadis kalem dan polos ya, namun tetap sana dirinya terkejut saat Abimana tiba-tiba keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya.

"Yakk kamu! Ngapain disini" ucap Abimana yang melihat Abimana dengan kesal sekaligus terkejut mendapati Abimana berada disini.

"Saya mau bicara dengan Pak Abi" ucap Bianca.

"Kita bicara di luar, tapi nanti, saya ganti baju dulu dan lagi kamu seharusnya memakai pakaian yang sopan Bian dan juga jangan masuk ke kamar pria sembarangan!" ucap Abimana yang tegas dalam setiap perkataannya.

"Memang apa yang salah Pak, biasa aja kan?" Tanya Bianca.

"Kamu tidak bodoh-bodoh amat kan? Pria dan Wanita dalam ruangan yang tertutup, banyak hal yang akan terjadi, apa kamu tidak pernah belajar Agama dan Biologi" ucap Abimana yang menatap tajam Abimana.

"Apa hubungannya dengan Agama dan Biologi" ucap Bianca.

"Astagfirullahaladzim, kamu disini ya dek, Maaf ya Bim, kamu lanjut aja dulu, sini dek ikut Abang" ucap Daffa yang menarik tangan adiknya untuk segera keluar dari kamar tamu.

ᴍᴇɴɢᴇᴊᴀʀ ᴄɪɴᴛᴀ, ᴘᴀᴋ ᴅᴏsᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang