Status Baru ᶜᴴᴬᴾᵀᴱᴿ 08

1.6K 41 5
                                    

Setelah para saksi mengatakan SAH, semua orang mengucapkan Alhamdulillah dan mendoakan psangan pengantin tersebut. Bianca pun diantarkan oleh Bunda dan juga Mama Mertuanya yang kini menuntunnya untuk menuju kesamping Abimana. Abimana tidak menyangka jika Bianca akan mengenakan hijab saat pernikahannya.
"Cium tangan suamimu" ucap Bunda Ratna.
"Jangan melamun Bim, udah sah mau diapain aja juga boleh" bisik sang Mama dan seketika langsung membuat pipi Bianca memerah.

Bianca mengambil tangan Abimana lalu menciumnya, sedangkan Abimana meletakkan tangannya berada diatas ubun-ubun Bianca dan melafadzkan doa, setelahnya Abimana mencium kening istrinya. Setelahnya mereka mendapatkan ucapan selamat dari kerabat dan sanak saudaranya.

Maghrib barulah tamu-tamu itu pulang, rumah masih begitu ramai. Raut bahagia Ayah Reino terlihat sangat kentara, semuanya melaksanakan shalat terlebih dulu sebelum nanti mereka makan malam bersama. Barang-barang Abimana yang tidak banyak itu kini sudah beada di lantai dua, Bianca juga terkejut tadi saat Abimana juga dikamarnya.
"Bapak ngapain disini?" Ucap Bianca.
"Kita sudah menjadi suami istri, masak iya kita tidur terpisah, Bang Daffa yang membereskan barang-barangku lalu memindahkannya kesini" ucap Abimana.
"Ah benar juga ya, ehmmm bapak nggak akan minta haknya kan? Saya saya belum siap apalagi memikirkan bapak yang pernah begituan dengan adik saya, awhh " balas Bianca yang mendapat sentilan di keningnya.
"Sudah saya bilang jangan overthinking, saya dan adik kamu memang pernah menikah tapi saya belum pernah menyentuh adik kamu" ucap Abimana.
"Hah, yang benar tuh pak? Atau jangan-jangan punya bapak bermasalah ya opsss" ucap Bianca yang pandangannya langsung tertuju pada pusat tubuh suaminya.
"Mau coba hemm" ucap Abimana yang semakin mendekat kearah Bianca, Bianca mundur sambil merutuki mulutnya yang bicara tanpa di saring.
"Maaf pak, salah bicara saya, saya mandi dulu" ucap Bianca yang kemudian berlari ke kamar mandi.
"Hahaha, lucu banget baru digoda kayak gitu aja udah lari gimana kalau beneran saya makan" ucap Abimana dengan senyumannya.

Tidak ada adegan romantis ya, setelah mereka membersihkan tubuhnya Abimana mengajak istrinya untuk shalat maghrib lalu dilanjutkan shalat sunah dua rakaat. Bianca mencium tangan suaminya, pakaian Bianca kini cukup sopan dan lebih mengejutkan Abimana adalah istrinya kini menggunakan hijab.
"Masya Allah cantik sekali menantu Mama" ucap Mama Zara yang membuat Bianca malu, pipinya sudah memerah seperti kepiting rebus.
"Alhamdulillah, Ayah senang sekali sayang akhirnya kamu menutup aurat, tolong jaga Bian ya Bim, Ayah sangat bahagia sekarang kamu bisa kembali menjadi bagian dari keluarga ini" ucap Ayah Reino.
"Saya juga sangat senang menjadi bagian keluarga ini" balas Abimana.
"Kalian mau bulan madu kemana? Tinggal sebut saja nanti Papa dan Mama yang akan menyiapkan semuanya anggap saja sebagai hadiah pernikahan" ucap Papa Hanan.
"Tapi bonusnya bawa pulang cucu ya" ucap Mama Zara.
"Iya Bunda juga setuju" ucap Bunda Ratna.
"Ayo kita makan" ucap Ayah Reino selaku pemilik rumah.

Semuanya menikmati makan malam dengan lancar, setelah selesai Bianca masuk kedalam kamar itupun karena Bunda, Mama dan juga Berliana lalu ditambah Sarah yang merupakan istri Daffa juga berada didalam kamarnya.
"Kamu tidak sedang halangan kan sayang?" Tanya Mama Zara.
"Nggak Ma, memang kenapa?" Tanya Bianca.
"Jangan lupa berikan hak suami kamu ya, tidak baik menundanya" ucap Bunda Ratna dan itu membuat Bianca waspada.
"Ganti baju kamu sayang, kalau didalam kamar kamu pakai ini ya, menyenangkan hati suami, memanjakan lidahnya itu juga dapat pahala, pijitin kalau dia capek" ucap Mama Zara.
"Kamu mengerti kan Bian? Jangan hanya mengangguk tapi kamu tidak tahu, ganti baju kamu dulu" ucap Bunda Ratna.
"Eh Bunda itu kok kuncinya diambil" ucap Bianca yang melihat sang bunda mengambil kunci lemarinya, tidak ada jubah mandi ataupun handuk disana karena semuanya di sita.
"Untuk malam ini saja ya kak, tidak apa-apa, Lian kasih bocoran ya kak, dulu waktu Mas Bima jadi suami Lian kita juga di kerjain Mama dan Bunda tapi ya Mas Bima lempeng aja kok" bisik Liana yang kemudian memilih untuk kabur saja, tapi dengan Abyaz tanpa pikir dua kali keduanya langsung menjalankan kewajiban masing-masing.
"Yang semangat ya Bian, nggak sakit kok" ucap Sarah yang juga sekedar undur diri.
"Minum ini ya, baik untuk kamu! Habiskan Bian jangan disisain" ucap Mama Zara.
"Semoga ah tidak harus berhasil" ucap bunda Ratna mengedipkan satu matanya, tentu saja Bianca langsung bergidik ngeri.

ᴍᴇɴɢᴇᴊᴀʀ ᴄɪɴᴛᴀ, ᴘᴀᴋ ᴅᴏsᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang