a Preamble: Neandro, si anak yang biasa saja

1K 54 1
                                    


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Katakan sejujurnya. Apa kamu mencintaiku?"

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Jika Tuhan berkehendak dan membiarkanku terlahir kembali. Satu-satunya cinta yang kucari cuma kamu, Sangkara. Tapi nggak sekarang. Dunia nggak bisa biarin kita bersama..."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤPada kenyataannya, semesta tidak akan pernah membiarkan rembulan dan mentari bersatu. Selamanya tidak akan.

____________________ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤBandung. Saat matahari  bulan Agustus sedang terik-teriknya.

ㅤㅤㅤㅤ
____________________
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤNeandro Chandrarukmawa Sabian hanyalah seorang pelajar laki-laki biasa walau duduk di bangku kelas dua SMA Negeri yang terkenal luar biasa di sebuah kota yang acap kali disebut sebagai Kota Kembang, Bandung.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤNilainya juga sama biasa. Paling banter juga masuk dua puluh besar di kelas yang isinya kurang dari empat puluh siswa, tapi, cukup bersyukur karena dia satu-satunya murid laki-laki yang bisa meraih peringkat itu. Lumayan, lah. Aman dari amukan Bunda (walau Neandro yakin sekali kalau Bunda tidak akan pernah bisa mengamuk padanya.)
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤDi kelas juga, dia bukan termasuk murid yang menonjol. Memilih untuk tidak menjabat sebagai apapun dan menyerahkan seluruh pekerjaan pada para siswi yang tampak sekali berambisi. Tidak apa-apa, emansipasi. Alasan saja, sih. Para siswa hanya terlalu malas untuk diributkan dengan berbagai macam hal yang akan menambah beban kehidupan remaja mereka. Terkecuali untuk Cataka, teman akrabnya yang terpaksa menjadi bendahara kelas dan OSIS karena cara menagihnya yang terbilang cukup menyeramkan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤSelain itu apa lagi, ya? Tidak banyak yang bisa diceritakan tentang Neandro karena kegiatannya setelah pulang sekolahpun juga tidak banyak. Hanya, memang hampir setiap hari dia pergi ke Warung Internet untuk main Dota 2 sampai adzan maghrib selesai berkumandang, atau kalau sedang rajin dia akan langsung pulang untuk membantu Bunda.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤBunda Neandro yang merupakan orang tua tungga itu suka sekali melakukan kegiatan usaha. Teras depan rumah mereka disulap menjadi warung pecal ayam sederhana dan sambil berjualan pecal, Bunda kadang menawarkan pakaian yang bica dicicil pembayarannya kepada Ibu-ibu tetangga sekitar. Lumayan buat tambah-tambah karena hidup di jaman sekarang tak cukup hanya dengan memiliki satu usaha.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤDulu, Neandro punya seorang kakak. Kakak yang sangat sayang padanya dan Bunda, tapi sejak sekitar lima tahun lalu kakaknya tidak pernah pulang. Bunda meminta untuk tidak membahas apapun lagi tentang kakak. Mungkin, karena Bunda pasti akan bersedih hari jika mengingat apa yang sudah terjadi sebelumnya. Neandro mengiyakan saja walau dia tidak tahu.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤSekarang ini Neandro hanya tinggal berdua dengan Bunda di rumah sederhana. Keluarganya yang biasa saja, kehidupan biasa, dan Neandro tumbuh jadi anak yang biasa-biasa saja.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤSetidaknya itulah yang dia percayai, hingga hari itu datang.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤKala matanya bertemu pandang dengan manik sehitam jelaga yang berkilau diterpa sinar matahari. Sambil berpikir mengapa Bandung mendadak panas ketika menginjak bulan Agustus tahun ini, mengabaikan panggilan Cataka yang mengatakan sudah banyak angkutan kota jurusan Cicaheum-Ciroyom yang lewat di depan mata namun tidak dia berhentikan. Neandro yang terpesona terpaku, memandangi lelaki bermata sipit yang tengah menyesap es jeruk yang dibungkus plastik dengan santainya di depan gerbang sekolah.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤEntah apa yang membuat Neandro begitu terpukau, yang jelas bukan karena es jeruknya. Remaja laki-laki itu sukses menarik seluruh atensi Neandro yang sebelumnya tidak pernah tertarik dengan orang lain.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤLelaki itu tampak sangat luar biasa di mata Neandro. Si anak yang biasa saja.

Kala Sang Surya Tenggelam | JubbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang