ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ Sampai kapan kita akan terus bersembunyi?
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ____________________
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤDua orang yang tengah duduk bangku Teras Cihampelas itu hanya bisa menatap Neandro sambil menggeleng kepala. Pasalnya, di tengah teriknya matahari siang itu, Neandro malah dengan santainya menyeruput kopi panas. Berbanding terbalik dengan gerakan tangannya yang tengah mengibas-ngibas kerah baju olahraga—mencari-cari angin yang sepertinya enggan berhembus kencang hari itu.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤHarusnya hari ini adalah hari di mana mata pelajaran olahraga dilaksanakan, tapi Neandro memilih untuk bolos bersama dengan Sangkara dan Jayendra karena dia terlalu malas untuk sekadar mengganti pakaian.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Udah mulai bandel ini anak," ujar Jayendra mencibir Neandro, yang langsung dibalas dengan tatapan datar.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Sesekali nggak apa, dong. Ya, nggak, Neandro?" Sangkara berujar, memberikan pembelaan untuk Neandro seraya menggusak kepala remaja lelaki itu. Buat Neandro mati-matian menyembunyikan semburat kemerahan di pipi agar tidak terlihat oleh Jayendra, namun sepertinya teman Sangkara yang satu itu tidak memperhatikan gerak-gerik mereka berdua. "Kapan lagi bisa lihat Neandro yang biasanya cuma bolos gara-gara mau tidur, sekarang bolos waktu lagi sadar."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤJayendra tampak mengendikkan bahu, kemudian dia mengambil ponsel di saku celana untuk tunjukkan sesuatu pada Sangkara dan Neandro. Sebuah undangan virtual dari kekasihnya—Kadyarina.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Kadya ngadain acara ulang tahun Sabtu nanti. Dia bingung mau ngundang siapa lagi, jadi katanya boleh undang temenku," jelas Jayendra. "Dateng, ya. Bawa pacar kalau bisa hahaha."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤBawa pacar, kata Jayendra. Neandro langsung melirik ke arah Sangkara yang ternyata juga sedang meliriknya. Sebuah senyum tipis terkembang di wajah Sangkara, tangannya mengusap pelan punggung Neandro sebelum membalas tawaran Jayendra.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Sip, nanti kami berdua dateng. Neandro nanti aku jemput, ya?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤKalau boleh jujur, Neandro enggan sekali untuk pergi ke acara yang akan melibatkan banyak orang hadir. Bahkan pergi jalan-jalan ke mall atau tempat semacam itu saja dia malas, namun karena Sangkara sudah terlanjur berkata kalau mereka akan datang, dia terpaksa menganggukkan kepala untuk mengiyakan undangan dari Jayendra dan Kadyarina tersebut.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤTampak Jayendra mengacungkan jempol sebelum berjalan agak menjauh untuk menghubungi kekasihnya. Meninggalkan jarak yang cukup untuk Neandro dan Sangkara sedikit lebih mendekat.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤNeandro merasakan usapan pelan di pipinya, lalu dia menoleh dan berkata, "Disuruh bawa pacar, tuh."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Bawa, kok, Kamu pacarku, lho," balas Sangkara.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤMendengar itu, Neandro hanya menghela nafas sambil tersenyum tipis. Memang benar kalau posisinya saat ini adalah pacar Sangkara, tetapi tetap saja ada sesuatu yang membuatnya merasa memberatkan Sangkara. Sesuatu yang mungkin tidak akan pernah bisa dia ungkapkan secara langsung dengan kata-kata.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Udah, jangan mikirin macem-macem. Pokoknya Sabtu nanti aku jemput, kamunya udah harus ganteng."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Aku tiap hari juga ganteng," ucap Neandro sembari memutar bola mata. Buat Sangkara tersenyum lalu mencubit pipi Neandro, gemas sendiri melihat kekasihnya itu. Sampai akhirnya mereka harus membuat jarak lagi ketika Jayendra kembali, berbincang layaknya kemesraan singkat tadi tidak pernah terjadi.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤDan pikiran Neandro melayang tinggi. Sampai kapan mereka harus bersembunyi?
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
____________________
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤKalau boleh jujur sejujur-jujurnya, Neandro sangat menyesal karena telah menyetujui ajakan Jayendra kemarin hari. Sekarang dia harus terjebak di sudut ballroom hotel sambil mengunyah kue cokelat, memandangi bagaimana meriahnya acara sweet seventeen dari gadis cantik dengan gaun mahalnya. Neandro lupa kalau Jayendra itu orang kaya, maka pasti kekasihnya juga berasal dari kalangan yang sama. Untung saja Neandro memilih untuk berpakaian lebih rapi, jadi tidak seperti salah kostum di acara semegah ini.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤSangkara? Tadi dia izin sebentar untuk mengobrol bersama Jayendra, namun sudah beberapa lama tidak kunjung kembali. Jadilah Neandro tampak kebingungan sendiri.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤNiat hati Neandro sat itu ingin keluar dari ballroom untuk mencari ketenangan, tapi dia melihat seorang gadis menghampirinya. Gadis yang dia kenal dengan nama Kadyarina, si pemilik acara sweet seventeen sekaligus kekasih Jayendra. Tidak tahu apa niatannya, tapi Neandro bisa melihat bagaimana Kadyarina tersenyum padanya. Tidak salah Jayendra bisa jatuh cinta pada sosoknya, Neandro akui kalau Kadyarina memang cantik rupanya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Neandro, 'kan? Kenapa nggak gabung sama yang lain?" tanya Kadyarina.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Ah, nggak terlalu suka tempat rame sebenernya. Ke sini karena diajak Sangkara," jawab Neandro jujur.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤKadyarina menganggukkan kepala. "Nggak sama pacar? Atau belum punya?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤPertanyaan itu membuat Neandro menghela nafas dan hanya tersenyum tipis menanggapinya—bahkan hampir tidak tampak senyumnya itu.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Kalau belum punya, mau dikenalin nggak sama temenku? Tuh, Jayendra juga bawa Sangkara buat dikenalin," ujar Kadyarina sambil menunjuk ke arah Sangkara dan Jayendra yang tengah berbincang dengan seorang gadis di dekat panggung acara. "Sangkara diem-diem terkenal juga di sekolahku, lho. Fans-nya banyak."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤNeandro tidak tahu harus bagaimana dengan informasi yang disampaikan oleh Kadyarina. Dia memang tahu kalau Sangkara bisa dibilang orang yang cukup terkenal di sekolahnya, tapi dia tidak tahu kalau kepopuleran Sangkara ternyata sampai ke sekolah lain juga.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Kayaknya lucu, ya, kalau mereka bisa deket terus jadi—lho? Neandro mau ke mana?" panggil Kadyarina pada Neandro yang tiba-tiba bangkit dan berjalan menjauhi.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤLangkah Neandro bergerak menuju Sangkara yang tampaknya terlalu nyaman berbincang sampai-sampai lupa pada keberadaan dirinya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤTepukan pelan dipunggung Sangkara berhasil mengalihkan perhatian mereka pada Neandro yang wajahnya sudah masam walau sudah berusaha untuk tidak terlalu ditunjukkan. Masamnya juga lebih-lebih saat menatap gadis yang sedang dikenalkan pada Sangkara saat itu.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Aku mau pulang duluan."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤSatu kalimat dari Neandro sebelum beranjak pergi meninggalkan ballroom. Satu kalimat yang berhasil juga buat Sangkara bergegas untuk menyusul kekasihnya saat itu juga. Untung saja jalannya tidak terlalu cepat jadi Sangkara bisa menyusulnya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤKeheningan menyelimuti mereka sampai di tempat lobi hotel. Buru-buru Sangkara menarik tangan Neandro untuk menahannya melangkah lebih dari sana dan Neandro menurutinya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Kamu kenapa?" tanya Sangkara.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Mendadak nggak enak hati," timpal Neandro seraya berusaha melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman Sangkara. "Nggak enak juga di tempat rame tapi banyak nggak kenal orang terus ditinggal sendiri," lanjutnya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤSeketika itu juga Sangkara melonggarkan genggamannya, tapi tidak melepaskannya begitu saja. "Mau pulang?" tanya Sangkara. Neandro mengangguk pelan tanpa menatap Sangkara. "Aku izin pamit ke Jayendra sama Kadya dulu. Sebentar aja. Kamu tunggu di sini. Nanti pulang kita beli kwetiaw di tempat langganan kamu terus aku nginep. Gimana?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤSekali lagi Neandro hanya menjawab dengan anggukan sebelum membiarkan Sangkara pergi untuk berpamitan. Entah apa yang akan Sangkara katakan pada jayendra dan Kadyarina, dia tidak tahu. Yang pasti dia sudah merasa cukup karena Sangkara memilih untuk pulang bersamanya daripada berbincang lebih lama dengan gadis yang mau berkenalan dengannya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤDia menang, tapi tidak terlalu senang. Karena perasaan ini seperti tidak sehat baginya. Kecemburuan ini benar-benar tidak sehat.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤTidak lama baginya untuk menunggu Sangkara kembali. Kemudian seperti rencana yang tadi dibicarakan, mereka singgah untuk membeli kwetiaw sebelum pulang ke rumah Neandro. Sepanjang perjalanan pulang, Neandro menyandarkan kepalanya di bahu Sangkara dan memeluk lelaki itu dari belakang erat-erat. Seolah tidak peduli jika ada orang yang melihat ke arah mereka.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤSangkara adalah miliknya. Miliknya seorang. Meski harus bersembunyi dari dunia sekalipun, tidak ada yang boleh memiliki Sangkara selain dirinya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤDan sepanjang malam itu, Neandro tidak melepaskan pelukannya dari Sangkara barang sedetikpun.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Sang Surya Tenggelam | Jubbang
FanfictionSebuah penggalan dari lembaran kisah dua anak manusia yang mungkin tak akan pernah bersatu. JuBbang lokal AU. BxB. Disclaimer: Penulis pernah mempublikasi cerita yang sama dengan pairing SeungZz melalui oneshot di twitter @etlenoire