ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ(Content Warning // Homophobic word.)____________________
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ "Neandro."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤTidak seperti biasa, waktu istirahat Senin siang hari itu dirinya dipanggil oleh Jayendra. Sangkara yang biasa akan menjemputnya untuk makan siang di kantin hari itu berkata kalau dia ada hal yang harus dibicarakan sebentar dengan anggota ekstrakulikuler futsal perihal kepemimpinan. Niatnya Neandro tidak akan keluar dari kelas karena Cataka juga tidak ada bersamanya, tapi Jayendra malah menghampiri dan membuatnya mau tidak mau harus bangkit dari kursi.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Mau makan siang, nggak?" Pertanyaan Jayendra yang tiba-tiba membuat Neandro mengerutkan dahi, tapi teman Sangkara itu langsung mengamit lengan kanannya dan mengajaknya berjalan ke kantin. "Ikut aja. Aku traktir," tukasnya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤJadilah Neandro kini berjalan dalam kecanggungan di samping Jayendra. Dia bisa saja berbicara santai dengan orang ini kalau Sangkara berada bersama mereka, tapi saat ini mereka hanya berdua. Tidak tahu juga apa niat Jayendra mengajaknya makan seperti ini tiba-tiba. Mungkin ada yang Jayendra ingin bicarakan perihal kejadian di ulang tahun Kadyarina Sabtu malam kemarin? Entahlah, Neandro tidak tahu.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤSesampainya di kantin, Jayendra langsung memesankan mereka bakso untuk mereka berdua kemudian duduk di kursi biasa di mana mereka biasa menghabiskan waktu makan siang bersama. Anehnya, Jayendra seperti hapal betul seperti apa makanan yang biasa Neandro makan. Sampai takaran sambal di dalam baksonya juga persis seperti biasa.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Sangkara yang ngasih tahu kalau misalnya kamu penasaran," kata Jayendra. "Dimakan. Anggap aja permintaan maaf soal Sabtu kemarin."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Permintaan maaf?" tanya Neandro, dijawab dengan anggukan singkat dari Jayendra. "Harusnya aku yang minta maaf, nggak, sih? Ngerusak suasana. Ngerusak obrolan Sangkara sama cewek yang lagi dikenalin ke dia."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤJayendra menunjukkan cengiran canggung seraya menggaruk pelan lehernya, padahal Neandro tahu kalau itu tidak gatal, tapi Jayendra melakukannya berulang-ulang.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Nggak. Tetep aku yang harus minta maaf. Sorry, sebelumnya aku nggak tahu soal kamu sama Sangkara."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤPernyataan itu seketika buat sepasang mata Neandro terbuka lebar. Perlahan juga dia melihat sekitar untuk memastikan tidak ada yang mendengar. Tidak ada waktu bagi Neandro bahkan untuk sekadar menyantap bakso di hadapannya. Nafsu makannya sudah melayang entah ke mana, tergantikan dengan perasaan takut akan respon buruk seperti apa yang akan dia terima dari Jayendra.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤApakah lelaki di hadapannya ini akan merasa jijik? Apakah dia akan menyuruh Neandro menjauhi Sangkara saat itu juga?
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Siapa yang bilang?" tanya Neandro, tepat pada poinnya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Awalnya Kadya yang ngerasa sejak pertama ketemu kalian kemarin, tapi aku bilang nggak mungkin sampai aku lihat story instagram Sangkara," jelas Jayendra. "Nggak pernah ada satu orangpun sebelumnya yang dipamerin sama Sangkara, bahkan mantan-mantannya. Baru kali ini aku lihat."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Tapi bukan berarti tebakan kamu bener—"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Sangkara bilang 'iya'," potong Jayendra. "Nggak apa-apa, kok. Aku di sini bukan buat nge-judge buruk soal kalian. Aku nggak punya hak buat itu. Makanya aku di sini mau minta maaf soal kemarin. Segala pakai mau comblangin temen Kadya ke Sangkara pula. Jangan takut, ya? Nggak akan lagi-lagi. Nanti juga aku bantu tolak-tolakin itu fans-nya Sangkara."ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤBenar-benar tidak tahu harus bereaksi seperti apa, Neandro hanya bisa menutup wajah dengan tangan dan menarik nafas dalam-dalam. Hari Senin ini benar-benar menjadi sesuatu yang tidak terduga dan Neandro hampir saja menangis karenanya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤJayendra tahu betul kalau pernyataannya tadi membuat Neandro merasa tertekan, jadi dia beranikan diri ulurkan tangan untuk menepuk pelan pundak Neandro. Seolah berkata tidak apa-apa untuk terbuka padanya, semua akan baik-baik saja dan rahasia mereka aman dalam genggamannya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Jangan nangis, ih, Neandro. Nanti aku digebuk Sangkara."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Biarin," timpal Neandro.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Sialan," tukas Jayendra sambil tertawa. Tawa yang berhasil membuat Neandro juga ikut terkekeh mendengarnya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤDi satu sisi, dia merasa lega sekali karena Jayendra bukan seperti yang dia kira sebelumnya. Pikirannya seperti sungguh kejam karena telah menganggap Jayendra sejahat itu, tapi nyatanya tidak. Sama sekali tidak.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤNamun di sisi lain juga, Neandro tengah berpikir. Apakah dia bisa seterbuka ini tentang hubungannya dengan Sangkara pada Cataka? Dia takut, sungguh takut. Bagaimana jika dia mencoba untuk lebih terbuka?
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
____________________
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤCataka merapihkan isi tas sambil melirik Neandro yang sedari tadi seperti tengah menatapnya. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi, tapi remaja itu seperti tidak ada niatan untuk bangkit dari tempat duduknya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Ogah pulang apa gimana?" tanya Cataka.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Mager," jawab Neandro seadanya. "Bercanda."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Nggak usah ngelawak, mukamu kaku." Cataka mengenakan tasnya lalu beranjak dari kursi. "Ayo, pulang. Apa pulang sama Sangkara?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Sangkara ada urusan sama anak futsal." Neandro ikut bangkit lalu berjalan pelan keluar kelas.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤMasih ada banyak siswa yang berlalu-lalang di sekolah, mungkin tengah menunggu jemputan. Ada juga beberapa siswa yang tengah duduk di pinggir lapangan untuk menunggu kegiatan ekstrakulikuler mereka dimulai.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤLangkah mereka terhenti ketika melihat dua orang siswa laki-laki yang tengah berlari, berhenti di dekat mereka dan salah satunya memeluk temannya itu erat-erat. Sepertinya sedang bermain kejar-kejaran dan salah satunya tertangkap.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤBaru saja Neandro mau tertawa melihat kelakuan mereka, tapi satu kalimat dari Cataka menghentikanya. Perkataan yang membuat hati Neandro benar-benar mencelos saat itu juga.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ"Jijik banget pakai pelukan segala. Nggak pantes sesama laki-laki."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤDetik itu juga, Neandro memutuskan untuk tetap bungkam.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Sang Surya Tenggelam | Jubbang
FanfictionSebuah penggalan dari lembaran kisah dua anak manusia yang mungkin tak akan pernah bersatu. JuBbang lokal AU. BxB. Disclaimer: Penulis pernah mempublikasi cerita yang sama dengan pairing SeungZz melalui oneshot di twitter @etlenoire