Orlin mendekati Chiquita yang sedang duduk sambil membaca buku pengembangan diri yang dia pinjam dari perpustakaan.
''Ta, lo masih sedih ya? niatnya nanti malem gue pengen ngajak lo ke pantai. Mau nggak?"' tanya Orlin penuh hati-hati.
"Gimana ya, gue lagi males kemana-mana, Lin. Perasaan gue masih belum bisa tenang."
"Justru itu, biar bisa sedikit buat pikiran lo plong. Emang lo mau mikirin mantan sampai sesak sendiri," ucap Orlin terus membujuk Chiquita.
"Ya udah, iya deh. Jam berapa?" tanya Chiquita memastikan.
"Jam 8 aja biar kita pulangnya juga nggak kemaleman."
"Ok."
Orlin bernapas lega sekaligus merasa bersyukur karena sudah mendapat saran bagus dari Kanu. Dia sekarang semakin mengakui kalau Kanu memang pantas disegani banyak orang karena emang dirinya cerdas. Bisa memberi solusi di setiap masalah. Orlin mengambil ponselnya kemudian mengetik pesan yang dia kirim ke Kanu.
Orlin
Dia mau ikut. Gue seneng banget deh. Ini karena saran dari lo juga.
Tak lama kemudian, ponsel Orlin bergetar. Dia mendapat balasan pesan dari Kanu.Kanu
Nah kan saran gue emang nggak pernah salah. Ya udah bagus.***
Malam harinya pukul setengah tujuh malam Chiquita sudah berada di teras rumah Orlin, dia sengaja berangkat lebih cepat agar bisa bermain dahulu dengan Zaura. Adik Orlin yang membuat banyak orang merasa gemas karena tingkahnya yang lucu.
"Tumben nggak jerit-jerit dia main sama lo, biasanya baru dideketin orang aja udah nangis," seru Orlin yang baru saja keluar sambil membawa buah apel kesukaannya.
Chiquita tersenyum. "Tadi gue kasih dia es krim makanya mau nurut."
Orlin merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena terkena embusan angin. Dia mengajak Chiquita untuk berangkat sekarang saja agar cepat sampai di lokasi. Orlin juga merasa senang karena langit malam ini sangat cerah dan bertabur bintang.
"Berangkat sekarang aja yok," ajak Orlin penuh semangat. Namun sebelum itu dia pamit terlebih dahulu pada mamanya dan mengajak Zaura untuk masuk ke dalam. Biasanya adik kecilnya selalu menangis dan merengek meminta ikut tapi kali ini tidak.
"Eh, btw kakak lo kemana kok nggak keliatan?" tanya Chiquita heran.
"Dia mah sibuk, lagi ngurus usaha mamah yang ada di luar kota," terang Orlin. "Ayo, berangkat."
Mereka berdua pergi ke pantai mengendarai motor agar bisa menikmati angin malam yang segar. Hanya butuh waktu 20 menit untuk mereka sampai di tempat yang dituju. Malam ini pantai sangat ramai pengunjung dan lebih di dominasi oleh anak muda.
"Gue lupa harusnya tadi kita berhenti dulu di supermarket buat beli cemilan," ucap Chiquita sebelum turun dari motor.
Orlin memandang sahabatnya itu dengan tatapan heran. "Belum makan lo?"
Chiquita memberi cengiran. "Belum, dari tadi di sekolah. sekarang baru kerasa lapernya," jawabnya jujur.
"Gara-gara galauin Divo jadi nggak peduli kesehatan lo," cibir Orlin.
"Hmm."
Orlin mengajak sahabatnya itu untuk mencari makan, dia juga tidak akan membiarkan Chiquita sakit perut karena menahan rasa lapar.
''Cari makan dulu, yok!''
''Ayo.''
Saat sedang berjalan mencari tempat makan, Orlin dan Chiquita menemukan spot foto bagus. mereka akhirnya memutuskan untuk berhenti sebentar di tempat itu. Namun, saat mereka bersiap untuk foto berdua, netra Chiquita tidak sengaja menangkap keberadaan dua cowok yang menurutnya tidak asing. Betapa terkejutnya Chiquita saat menyadari ternyata mereka adalah kak Theo dan Divo yang sedak asyik mengobrol.
''Gila, sih. Kenapa bisa ketemu mereka,'' gumam Chiquita yang lumayan keras sehingga didengar oleh Orlin.
''Siapa?'' tanya Orlin bingung.
"'Siapa lagi kalau bukan orang yang bikin gue kesel di sekolah tadi,'' jawab Orlin jutek.
Mendengar hal tersebut Orlin menjadi ikut terkejut. "Gue rasa ini bukan kebetulan."
"Terus apa kalau bukan kebetulan?''
''Takdir,'' jawab Orlin sekenanya."'Takdir buruk.''
Lagi-lagi Orlin menghela napas berat. Padahal dia berniat mengajak Chiquita berkunjung ke tempat ini agar moodnya bisa membaik, tapi jauh di luar dugaan semuanya berantakan. Ya, karena setelah melihat ada sosok yang pernah menyakiti Chiquita, dia langsung mengajak pulang. Entah lah, Orlin juga tidak mengetahui apakah Theo dan Divo menyadari juga keberadaan mereka, yang jelas Chiquita meminta Orlin untuk pergi dari tempat itu secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Latte Art
Teen Fiction[Revisi setelah tamat] Berawal dari keisengan Kanu yang ingin belajar membuat seni latte art membuat dia akhirnya bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Jovanka Orlin. Mulanya semua terasa menyenangkan tapi akhirnya ada satu hal yang membuat...