Bab 8

11 3 5
                                    

"Kita pulang sekarang," pinta Chiquita spontan. Dia berpikir tidak ada gunanya berada di tempat ini lebih lama lagi.

"Lama-lama Lo berlebihan, ya. Gue yakin mereka nggak ngeliat kita kok," cibir Orlin kesal.

"Gue nggak peduli ya, Lin. Kalau lo masih mau di sini sih terserah tapi gue mau pulang sekarang," ketus Chiquita dengan nada tinggi.

Gara-gara bertemu Divo, Orlin dan Chiquita sempat berdebat kecil karena Orlin masih ingin berada di pantai, sedangkan Chiquita kekeuh mengajak pulang. Tapi akhirnya Orlin menyetujui permintaan sahabatnya itu.

Mereka berjalan cepat ke arah parkiran dan langsung menjalankan motornya. 

***

"Kok keren-keren banget ya, berapa lama mereka latihan bikin seni tema ini," ucap Kanu bermonolog. Dirinya merasa takjub sendiri saat menonton seni latte di internet, bahkan dia sadar sudah menghabiskan waktu berjam-jam.

Biasanya dia melakukannya bersama Orlin, tapi karena Orlin sedang pergi bersama Chiquita, dia terpaksa menghabiskan waktu sendiri. Dia menjadi tidak sabar menunggu hari besok karena jadwal pertama untuk pergi ke kafe.

Seru kali ya kalau gue jadi barista, besok coba deh.

***

Chiquita menghentikan motornya di depan Orlin. Keduanya merasa sangat lelah, padahal niatnya mereka ingin bersenang-senang ternyata tidak sesuai ekspektasi.

''Lo mau nginep apa mau pulang?'' Tanya orlin pada Chiquita begitu sampai rumahnya.

"'Pulang aja lah. Eh, tapi gue belum makan. boleh kali ya kalau makan di rumah dulu. Tante Ravena masak apa ya hari ini?'' Tanya chiquita tanpa rasa malu.

Orlin yang sudah paham dengan sifat sahabatnya itu bersikap biasa saja. Dia tak banyak berbicara dan langsung menyuruh Chiquita masuk ke dalam rumahnya. Tanpa ragu gadis itu langsung berjalan ke dapur. Membuka kulkas dan mengambil beberapa cemilan yang ada di sana. Selain banyak makanan ringan di rumah Orlin, sebenarnya di belakang rumahnya juga terdapat taman yang sering penuh karena didatangi anak-anak kecil yang tinggal di sekitar rumahnya.

"'Lo nginep aja. Udah beberapa hari juga kan lo nggak nginep di sini," kata Orlin menawari. Hitung-hitung bisa menemani Orlin agar tidak merasa bosan.

***

Theo dan Divo masih berada di pantai, mereka mungkin tidak menyadari jika Chiquita dan Orlin melihat mereka ada di pantai itu juga. raut wajah Divo seketika berubah, tiba-tiba dia membayangkan jika ada Chiquita di sampingnya. Entah hal apa yang membuat Divo kembali mengharapkan gadis itu, padah sudah jelas jika dia sendiri yang mencampakkan.

''Lo udah bilang ke Chiquita belum, Kak?'' tanya Divo penuh harap.

"Udah, tapi respons dia justru marah-marah ke gue," jelas Theo malas. Dia tidak akan mau lagi membantu Sepupunya itu, apalagi jika berhubungan  urusan cintanya.

"Yah, Kak. Terus gimana, dong?" lirih Divo sedih.

"Entah. Nggak mau ikut campur lagi gue."

Sekarang Divo baru merasa menyesal karena baru menyadari jika Chiquita termasuk gadis perfect. Dia juga merasa bodoh karena telah menyia-nyiakannya.

"Sekarang aja lo nyesel. Lihat aja circle  Chiquita dari kalangan atas semua," cibir Theo semakin membuat perasaan Divo berkecamuk tidak karuan.

"Gue pengin minta maaf ke dia, Kak."

"Ya itu kalau dia masih mau ketemu lo. Sedangkan lewat perantara gue aja emosi dia hampir meledak," kata Theo menakut-nakuti.

***

Mentari bersinar cerah pagi ini, Orlin dan Chiquita sudah berada di meja makan bersama Zaura dan Ravena. Menu makan pagi ini adalah udang crispy, sesuai dengan permintaan Orlin.

Setelah mereka selesai menyantap sarapannya, Orlin dan Chiquita berdua pamit untuk pergi ke sekolah. Orlin bernapas lega karena pagi ini dia tidak diganggu oleh adiknya, yang notabenenya selalu ingin ikut kemana pun Orlin pergi.

Orlin berjalan santai ke arah garasi, diikuti Chiquita di belakangnya. Mereka pagi ini berangkat sekolah naik motor matic kesayangannya.

"Lo ke sekolah naik sonic terus, deh," sindir Chiquita kesal.

Orlin tersenyum sambil menatap sahabatnya itu. "Enak aja, biasanya gue berangkat bareng Kanu," sahut Orlin mengelak. "Sonic juga kan motor kesayangan gue."

Chiquita terdiam dan menyuruh Orlin segera berangkat karena dia tidak mau sampai sekolah terlambat. Entah harus disyukuri atau justru petaka jika mereka berangkat sekolah bersama, sebab Chiquita selalu berangkat lebih awal, berbanding terbalik dengan Orlin.

TBC 😍🤗








 


Latte Art Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang