"Mereka kenapa, sih. Kok suka banget cari perhatian ke gue, curi-curi pandang terus lagi," ucap Kanu sedikit mengeluh.
Orlin hanya tersenyum manis, pandangan mata mereka bertemu. "Lo pengin tau kenapa mereka begitu?"
Kanu mengangguk, karena dia juga sudah merasa sangat penasaran.
"Karena lo terlalu ramah sama mereka. Jadi mereka tambah suka nyapa lo."
Kanu mengembuskan napas berat, dia terdiam sejenak. Padahal dia pikir sudah bersikap sewajarnya dan tidak sampai membuat mereka tertarik. "Kenapa nggak ke siswa yang lain aja? Padahal kan ada yang lebih dari gue, dari segi penampilan terus keaktifan organisasi. Lebih dari gue pokoknya, deh."
"Tapi wajah lo nggak ada bisa nandingi," jelas Orlin.
"Lo kira main bola, tandingan segala."
Orlin tidak berkata lagi, lama-lama dia menjadi kesal juga dengan Kanu karena tidak pernah sadar mempunyai wajah 'baby face' yang membuat anak-anak kagum dengannya.
***
Chiquita sedang fokus membaca buku pengembangan diri di perpustakaan. Dia duduk di bangku paling pojok, Chiquita memilih di situ karena tempatnya yang nyaman dan hening mampu membuat Chiquita tenang. Akhir-akhir ini Chiquita gemar membaca buku tersebut karena bisa menambah wawasan dan mengetahui ilmu baru dari sudut pandang yang berbeda.
"Boleh nggak gue ngobrol sama lo sebentar?" tanya seseorang membuat Chiquita menghentikan aktivitasnya sejenak. Dia menoleh ke arah sumber suara itu. Awalnya dia mengira jika seseorang itu adalah Kak Theo. Chiquita sudah bersiap untuk mengumpat tapi ternyata dia salah, justru Abay yang ada menghampirinya.
"Lah Abay, gue kira siapa," seru Chiquita sedikit kaget.
"Masa lo nggak ngenalin suara sih, Ta. Parah banget," cerca Abay kesal.
Chiquita hanya memberi cengiran, berusaha menutupi rasa malu. "Maaf, suara lo agak beda tadi."
"Lagian tumben banget lo ke perpustakan. Ngapain? Numpang Wifi?"
Abay memang sering memanfaatkan wifi sekolah. Entah untuk mendownload video atau menonton film yang dia sukai.
"Enggak. Gue mau nyusul lo," jawab Abay jujur.
Chiquita tiba-tiba terdiam, bingung dengan perkataan Abay barusan. Kenapa dia berbicara seperti itu. "H-hah?"
"Btw, gue ada rencana nih, gimana kalau lusa kita jalan-jalan," ucap Abay menawari.
Tidak langsung mengangguk, Chiquita justru terlihat berpikir. Apakah dia menyetujui ajakan temannya itu. Karena bisa dibilang Chiquita lebih sering pergi bersama Orlin.
"Sama siapa?" tanya Chiquita memastikan. "Berdua aja?"
"Sama Kanu, Orlin juga ikut."
"Emang Lo udah bilang ke mereka?" tanya Chiquita lagi.
"Belum sih. Tapi pasti mereka mau secara kan Kanu hobi banget traveling."
"Ya udah boleh."
***
Siang ini Kanu sudah berada di rumah Orlin, dia mempunyai rencana untuk pergi ke kafe bersama dia. Tapi seperti biasa Kanu harus menunggu sedikit lebih lama karena gadis yang ditunggunya terlalu banyak persiapan. Kanu jadi menduga kalau Orlin tidak bisa bergerak cepat.
Untung saja di lantai bawah depan rumah Orlin terdapat kolam ikan hias yang bisa memanjakan mata, di sana tersedia juga makanannya.
Selang beberapa menit Kanu memberi makan ikan, Orlin keluar memakai outfit berwarna putih dan langsung memanggilnya.
"Nunggu lama nggak?" Tanya Orlin tanpa beban.
"Lo keluar lebih lama dari ini juga gue bakal tetep nunggu," ucap Kanu tanpa memperhatikan gadis itu.
Orlin justru terkekeh, bukannya merasa bersalah karena sudah membuat dirinya menunggu. "Mau berangkat kapan, nih?"
"Sekarang."
Sebelum naik ke atas motor Kanu memberikan helm terlebih dahulu kepada Orlin. Setelah siap Kanu menjalankan motornya dengan kecepatan normal.
***
Saat mereka sedang berada di depan parkiran kafe, ada dua orang gadis yang tanpa rasa malu menggoda Kanu. Bersikap seolah-olah dekat padahal tidak kenal sama sekali. Tapi untuk menghargai mereka Kanu tersenyum kecil ke arah Meraka. Sedangkan Orlin yang mengetahui hal tersebut hanya bergidik ngeri. Dengan cepat Orlin pun menyuruh Kanu untuk segera masuk ke dalam Kafe.
Kanu berjalan mendekati Wilzef yang seperti sedang sibuk. Kanu juga sempat berdecak kagum dengan Kafe milik kakaknya Orlin karena bisa membuat suasana kafe benar-benar nyaman dan sangat indah.
Padahal baru bentar gue nggak pergi ke kafe tapi kenapa udah beda aja, sih, batin Kanu
"Mau belajar lagi lo?" tanya Wilzef tanpa basa-basi.
"Iya, Kak."
Wilzef memberi challenge untuk Kanu yaitu dengan menyuruhnya membuat seni latte hanya dalam waktu lima menit.
"Coba lo bikin kayak gini pake teknik yang udah pernah gue ajarin waktu itu," ucap Wilzef seraya menunjukkan gambar lewat ponselnya.
Kanu menerima tantangan tersebut dengan penuh yakin. Baginya tantangan tersebut bisa dia taklukan dengan mudah. Tapi yang menjadi permasalahan, Orlin justru tidak yakin dengan kemampuan sahabatnya itu.
"Emang lo bisa?" tanya Orlin ragu.
"Belum juga dicoba."
Orlin menghela napas berat. Dia memilih untuk bermain ponsel sebentar, yang pertama dia buka adalah aplikasi percakapan.
Chiquita
Lo di rumah nggak? Gue pengen kasih tau satu hal ke lo, penting.Orlin
Apaan? Lewat chat aja gue lagi di kafe nih sama Kanu.Chiquita
Ya udah gue nyusul lo ke sana, ya.Orlin
OkOrlin menutup ponselnya, dia juga heran kenapa tiba-tiba Chiquita ingin berbicara dengannya dan seolah penting. Tapi Orlin langsung mengalihkan pikirannya dan kembali memperhatikan Kanu.
Lima menit berlalu. Dan seperti keyakinannya sendiri, Kanu bisa menyelesaikan tantangan yang diberikan Wilzef dengan tepat waktu dengan hasil yang bagus.
"Udah nih, Kak. Seperti yang lo suruh," ucap Kanu memberitahu. Tanpa menunda Wilzef pun langsung mengecek hasil seni latte buatan Kanu.
"Kasih nilai dong, Kak," pinta Kanu seraya tersenyum.
"Coba tanya Orlin aja tuh, suruh nilai buatan lo."
"Iya mana gue lihat hasil buatan lo."
Kanu melirik Orlin sinis. "Tadi aja meragukan. Sekarang sok-sokan mau kasih nilai."
"Ya nggak papa, sih. Gitu amat sama temen sendiri," balas Orlin sewot.
"Maaf, Anda siapa ya?"
"Kenalin gue Orlin, adik dari owner Kafe ini."
Disela-sela mereka bercanda, ada seseorang yang berjalan mendekati mereka. Dia adalah Chiquita.
"Ngapain lo ke sini? Ganggu aja," ketus Kanu melirik Chiquita.
Chiquita tersenyum kecil. "Gue mau nemuin Orlin lah. Pede sekali Anda."
To be continued 🤗
![](https://img.wattpad.com/cover/296804999-288-k71343.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Latte Art
Teen Fiction[Revisi setelah tamat] Berawal dari keisengan Kanu yang ingin belajar membuat seni latte art membuat dia akhirnya bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Jovanka Orlin. Mulanya semua terasa menyenangkan tapi akhirnya ada satu hal yang membuat...