Bab 12

6 3 4
                                    

Akibat terlalu memikirkan kakaknya semalaman, pagi ini Orlin terlihat sama sekali tidak semangat untuk datang ke sekolah. Padahal di luar, langit bersinar sangat cerah ditambah lagi kicauan burung-burung yang terdengar saling menyahut. Dia hanya duduk diam sambil melamun. Chiquita masih asyik mengobrol dengan Abay, membicarakan tentang rencana liburan mereka.

Sampai pukul setengah 8 pagi, Kanu tidak terlihat masuk ke dalam kelas, biasa dipastikan hari ini Kanu tidak masuk sekolah, tapi tidak tahu juga alasan kenapa tidak hadir.

"Kanu kemana, deh? Tumben nggak keliatan," tanya Chiquita pada Orlin memecah keheningan.

"Nggak tahu, mungkin masih nongkrong sama anak-anak," jawab Orlin enteng.

"Nggak mungkin sih, kalau masih nongkrong," sambung Abay.

"Jangan-jangan dia nggak masuk sekolah lagi."

"Sepertinya begitu," balas Chiquita.

Orlin tak menghiraukan obrolan kedua temannya itu, karena pikiran dia sendri sedang kacau. Tapi sialnya ada salah satu adik kelas yang datang menghampirinya dan memberitahu jika ada guru yang memanggil Kanu untuk pergi ke kantor.

"Permisi, Kak. Ada Kak Kanu nggak? Dipanggil Bu Upik suruh ke kantor," ucap adik kelas itu sopan. Tak lama kemudian, dia langsung pergi.

Berhubung Kanu tidak masuk sekolah hari ini, Orlin menyuruh ketua kelasnya untuk menggantikan Kanu datang ke kantor.

Sejak jam pertama hingga jam terakhir pelajaran Orlin tidak bisa berkonsentrasi untuk belajar. Pikirannya buyar kemana-mana. Dia juga berusaha keras agar dirinya bisa tenang. Ya, dia berangkat sekolah hanya untuk mengisi kehadiran.

***

Sepulang sekolah Orlin menghabiskan waktu bermain bersama Zaura, saat ini hanya adik kecilnya itu yang menjadi moodbosternya. Namun, ketika dia sudah bisa sedikit tenang dan melonggarkan pikiran terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya.

Orlin yang penasaran langsung melangkahkan kakinya keluar, melihat siapa orang tersebut. Ternyata dia adalah Kanu.

"Lah, ngapain lo ke sini?" tanya Orlin santai.

Kanu berjalan mendekati Orlin seraya memberikan senyuman hangat. "Gue mau ngajak lo pergi, sesuai syarat yang lo kasih waktu itu."

Orlin sempat tidak percaya dengan ucapan Kanu barusan dan hampir mengumpati dirinya sendiri. Sebenernya apa rencana cowok itu? Sungguh, Orlin pun tidak bisa memahaminya.
.
"Ngajak jalan-jalan? Tapi kenapa lo tadi nggak berangkat sekolah. Nggak jelas banget sih lo," maki Orlin tanpa henti.

Namun Kanu justru memandangi Orlin sambil tersenyum. Memperhatikan gadis itu tanpa kedip. Entah kenapa mendengar Orlin mengomel Kanu justru merasa senang. 

"Gue sengaja kasih kejutan buat lo. Lagian lo kangen 'kan sama gue? Padahal baru sehari gue nggak masuk sekolah, gimana coba kalau gue nggak berangkat sampai berhari-hari atau berbulan-bulan."

Orlin langsung memalingkan wajah. "Pede banget. Yang ada lo dikeluarin dari sekolah."

"Jadi mau ikut nggak, nih?" tanya Kanu sekali lagi.

"Ikut," jawab Orlin antusias.

Orlin segera masuk ke dalam rumah untuk memoles penampilan dan mengganti outfit yang selaras dengan pakaian yang dikenakan Kanu. Kebetulan Orlin memang punya.

"Jiah. Outfit kita kok samaan sih," ujar Kanu menegur.

"Nggak papa. Keren."

Tak berselang lama mereka pun berangkat menuju tempat yang dituju. Destinasi yang Kanu pilih kali ini adalah telaga. Ya, dia berharap semoga Orlin bisa bahagia saat pergi bersamanya.

Saat sedang dalam perjalanan Orlin sempat berpikir, waktu di kafe kemarin dia sempat berkata jika dia Kanu ingin menghabiskan waktu sendiri. Tapi dia memendam untuk bertanya sampai mereka tiba di tempat tujuan.

***

Di lokasi berbeda Abay dan Chiquita terlihat sangat menikmati tempat yang dia kunjungi sekarang. Awalnya Chiquita sempat merasa sedih karena tidak bisa pergi bersama Kanu dan Orlin. Membayangkan ada keberadaan mereka ada di sini sepertinya membahagiakan sekali.

"Mikirin apa lo?" tanya Abay tiba-tiba.

"Nggak sih, cuma kagum aja tempatnya bagus banget. Gue mau bikin video boleh nggak?" ucap Chiquita meminta izin.

"Silakan."

Chiquita jadi berpikir ada untungnya juga mereka tidak jadi berlibur berempat karena bisa saja salah satu diantaranya akan membuat kerusuhan.

















Latte Art Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang