Hope you like it
and
Happy reading~----oOo----
"Di hari wisudaku nanti kamu dateng?"
"Diusahain, sayang."
Aerin mengulum bibirnya. Hanya dengan kalimat singkat dari Alan, mampu membuat perutnya dipenuhi oleh ribuan kupu-kupu. Bucin sekali dirinya ini.
"Rin," lirih Alan di seberang sana.
"Ya?"
"I miss you."
Aerin terkikik. "Aku lebih ..."
"Sebenernya ada yang mau aku omongin. Tapi biar jadi rahasia aja lah," ujar Alan menggoda. Membuat Aerin merengut tidak suka. Bikin penasaran saja.
"Apaan? Bilang dong!" desak Aerin penasaran.
Di seberang sana Alan tertawa lepas. "Nggak ah!"
"Yah ... nggak asik!"
"Udah-udah ... Aku matiin ya, video call-nya. Mau telepon Bunda," ucap Alan.
"Bunda yang mana?"
"Ya Bundamu lah ... Masa iya aku mau telepon Bundaku? Lewat apa? Malaikat Izrail?"
Aerin tertawa kencang. Sampai-sampai beberapa murid yang kala itu sama-sama berada di halte bus menatapnya dengan tatapan aneh.
Setelah mengucapkan salam perpisahan, panggilan video itu ditutup bersamaan dengan bus yang tiba.
Aerin memilih tempat duduk dekat dengan pintu bus agar mudah untuk keluar nantinya. Setelah mendudukkan diri, Aerin mengeluarkan earpod dari dalam tasnya dan menempelkannya ke telinganya. Memejamkan mata sembari mendengarkan lagu ciptaan Hindia, ditemani semilir angin yang melesak masuk dari celah jendela bus yang terbuka. Beuhhh nikmatnyaaaa ...
Bahkan tak sampai lima menit, jiwa gadis itu melayang ke alam mimpi. Melupakan pak sopir yang entah tahu atau tidak di halte mana penumpangnya ini harus berhenti.
----oOo----
Garda menepuk pelan pipi Gadis yang bersandar di lengannya itu agar cepat bangun dari mimpi indahnya.
Gadis itu melengkuh pelan seraya mengerjapkan matanya beberapa kali. Lucu, batin Garda. Ujung bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman manis. Namun senyuman itu seketika hilang saat gadis itu dengan tiba-tiba mendorongnya hingga terjatuh dari kursi penumpang.
"Anjir lo!" umpat Garda kesal.
"S-sorry, Gar. Gue kira tadi lo ... setan," cicit Aerin. Gadis itu benar-benar tidak sengaja. Itu tadi hanya refleks.
"Setan ... Setan ... Nih setan yang udah berani foto dan videoin lo!" Garda melempar sebuah hp dengan case bergambar karakter marvel itu ke atas kursi penumpang yang sebelumnya didudukinya. "Untung tadi ada gue. Kalo nggak, abis lo pasti."
Aerin dapat menyaksikan dengan jelas, foto-foto dan video-video dirinya yang sedang tertidur tadi diambil tanpa izin. Apalagi di dalam foto dan video itu, kamera menyorot bagian tubuhnya yang seharusnya tidak disorot. Rok span di atas lututnya yang tersingkap sedikit pun tak terlewatkan untuk disorot. Siapa yang berani melakukan ini padanya?
"Stop, Pak!" ujar Garda kepada sopir bus yang kemudian memberhentikan busnya di depan halte yang dekat dengan kawasan rumah Aerin.
"Eh--Gar!" Aerin turun dari bus menyusul Garda setelah mengucapkan terima kasih kepada sopir bus. Gadis itu sedikit kesulitan menyusul langkah lebar Garda.
![](https://img.wattpad.com/cover/248354079-288-k685378.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GARDA: Evanescent✓
Novela Juvenil❝Udah selesai ya? Maaf udah naruh rasa tanpa peduli aturan semesta. Walau nggak bisa bersama, seenggaknya semesta pernah jadi saksi betapa bahagianya gue waktu sama lo.❞ - Garda Edrian Kartanegara ❝Ketemu sama lo itu, ibarat gue terjebak situasi bom...