21. Iri Bilang Bos

330 22 0
                                    

Hope you like it
and
Happy reading~

----oOo----

Anggap aja foto di atas itu pakai baju basket ya, hihi:()

Aerin menyodorkan sebotol air mineral kepada Garda dengan perasaan dongkol. Aerin tahu ini adalah konsekuensinya yang kalah duel dengan cowok itu. Tapi-ah sudahlah. Lagipula 4 hari lagi penderitaannya akan segera berakhir.

"Bukain!" suruh Garda yang semakin membuat Aerin dongkol. Benar-benar dongkol. Gadis itu membuka tutup botol itu sekuat tenaga, menciptakan cipratan kecil hingga mengenai kaos basketnya dan Garda. "Pelan-pelan aja kali ... Nggak ikhlas lo?"

"Emang nggak ikhlas. Hhh!" geram gadis itu, mengangsurkan botol air mineral yang berhasil dibukanya itu tak lupa dengan tutupnya. Gadis itu beringsut meninggalkan Garda, ikut bergabung dengan teman-teman yang asyik berfoto ria di tengah lapangan.

"GARDA! SINI KITA FOTO!" Kania mengayunkan tangannya menyuruh Garda untuk segera mendekat. Cowok itu mengangguk kemudian mendekat sembari meneguk air mineral dari botolnya.

"Eh, ngapain di sini?" Aerin mendelik kala Garda berdiri tepat disampingnya. Apalagi tangan cowok itu yang dengan tanpa izin mengalung di pundaknya. "pindah nggak lo! Pindah!" Aerin berusaha menyingkirkan lengan Garda di pundaknya.

"YOK SEMUANYA POSE BEBAS! AERIN JANGAN GERAK-GERAK DONG GEULIS!! TANGAN AA CAPEK INI PEGANG HP!" teriak Vano yang kala itu menjadi fotografer dadakan. Membuat Aerin akhirnya diam meski perasaannya benar-benar dongkol. Membiarkan lengan kekar nan berat itu bertengger di pundaknya.

"YOK SATUUUU DUAAA TIIII--"

"GARDAAAA!!! GUE KEPRET LO YA!!!"

Kegiatan mereka terhenti begitu saja setelah teriakan melengking itu disuarakan oleh Aerin. Lagi-lagi Garda membuat masalah dengan gadis itu. Cowok itu menuangkan air minumnya ke atas kepala Aerin sehingga menyebabkan rambut dan setengah baju gadis itu basah.

Semua orang yang ada di sana melotot tidak percaya. Tak ketinggalan dengan para murid yang sedang menonton latihan basket mereka saat itu.

Elang yang berada di tribun bawah segera menghampiri titik perkara tersebut dengan tergesa. Duh, ada apa sih dengan sepupunya yang satu ini? Selalu saja menyebabkan masalah tak terduga.

"Aneh-aneh aja lo! Ya Tuhan ... pusing gue Gar," keluh Elang memegangi pelipisnya. Kepalanya serasa mau pecah saja, sungguh!

Geni memberikan handuk kering yang barusan diambilnya dari dalam tasnya kepada Aerin. Cowok itu benar-benar ingin menggaruk wajah rupawan sahabatnya yang tertawa tanpa dosa.

"Makasih Gen," ucap Aerin menerima handuk itu.

"Mau gue anter ke ruang ganti?" Aerin menggeleng menanggapi tawaran Geni.

"Latihannya dilanjut besok aja, lagian mau hujan. Lapangan indoor juga nggak bisa dipake karena buat latihan drum band. Gue anterin pulang, ya? Gue bawa mobil. Geni juga ngikut mobil gue nantinya," ajak Elang.

Latihan basket mereka kala itu memang dilaksanakan menjelang sore hari dimana langit sedang mendung-mendungnya. Hanya segelintir murid yang datang untuk sekedar menonton latihan itu. Merelakan waktu sepulang sekolah mereka, rela menunggu berjam-jam menanti kedatangan para pemain. Namun belum ada satu jam, latihan itu tiba-tiba saja dihentikan hanya karena masalah si tampan pembuat onar.

"Untung Kak Garda ... coba kalo yang lain pasti udah gue bejek-bejek!" gerutu seorang siswi di barisan tribun bawah yang diangguki oleh siswi-siswi lainnya.

GARDA: Evanescent✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang