HAPPY READING!!
──•••──
"Ibu, aku rindu!"
Yuju memeluk Hana yang baru sampai di Korea, kedua orangtuanya benar-benar sibuk. Mungkin sekitar 2-3 bulan yang lalu, saat Yuju baru menikah, Hana dan Hajoon langsung pergi ke luar negeri untuk perjalan bisnis. Memang setiap tahunnya pasti seperti ini, tapi kali ini Yuju merasa sangat kesepian ditinggal oleh kedua orangtuanya.
"Aku dengar kau sedang mengandung?" tanya Hana.
"Benar, usianya baru satu bulan. Ah tidak.. usianya akan dua bulan sebentar lagi," jawab Yuju antusias.
Tak lama Hajoon datang, kali ini bersama Seojun, kakak sepupunya. Yuju tersenyum dan memeluk mereka. Hari ini benar-benar menyenangkan baginya, kedua orangtuanya pulang, dan ada Seojun kakak sepupunya yang tiba-tiba datang ke Korea.
"Sudah mau jadi Ibu ya, padahal dulu kau masih sering menangis karena aku mengambil ubi manis mu, haha."
Yuju mendelik sebal lalu memeluk pelan lengan Seojun. Memang menyebalkan ketika mengingat masa kecilnya, selalu dibuat menangis oleh saudara-saudaranya.
"Aku rindu Jaehyun," ucap Seojun.
Yuju membulatkan matanya, "Kau.."
"Aku masih lurus, astaga. Ibu hamil mengerikan!"
──•••──
Jaehyun langsung memeluk Seojun ketika pria itu sampai dirumah keluarga Choi untuk menjemput Yuju. Sempat berbincang sebentar, akhirnya Yuju dan Jaehyun memutuskan untuk pulang saja, tidak menginap.
"Ayah, Ibu, hyung, kami pamit!" ucap Jaehyun dengan tangan yang menggenggam tangan Yuju.
Hajoon, Hana, dan Seojun mengangguk, mereka melambaikan tangannya sebelum Yuju dan Jaehyun menghilang dari pandangan mereka.
Jaehyun membantu Yuju membukakkan pintu mobil, melindungi Yuju sampai duduk nyaman didalam mobil. Setelah itu Jaehyun mengitari mobilnya, masuk ke dalam mobilnya, tak lupa memasangkan seatbelt miliknya dan Yuju. Entah sengaja atau lupa, Yuju selalu lupa memakai seatbelt.
"Mau mampir dulu? Kemana saja.." tawar Jaehyun.
"Aku masih kenyang, kau sendiri mau mampir kemana?" Yuju balik bertanya.
"Aku juga tidak ingin apa-apa. Yasudah, kita pulang saja."
Yuju mengangguk, setuju dengan saran suaminya. Tangan calon Ibu dan Ayah itu sibuk mengusap perut Yuju yang sudah sedikit membesar. Kegiatan baru Jaehyun adalah mengusap perut Yuju untuk menyapa calon anaknya.
"Usia kandunganku baru dua bulan, tapi dirumah sudah siap semua. Kau terlalu buru-buru membelikan ini dan itu, kamar untuk anak kita saja sudah selesai. Tapi kan--"
"Iya, aku tau. Sampai umurnya satu tahun, anak kita akan tidur bersama Mama dan Papa nya, kan?" potong Jaehyun.
Yuju mengangguk sembari tertawa, Jaehyun hafal kata-katanya karena Yuju terlalu sering mengomel soal ini. Yuju meraih telapak tangan besar itu, menautkan jari-jarinya dan keduanya kembali terdiam.
──•••──
Sesampainya dirumah, Jaehyun dan Yuju langsung mengganti pakaian mereka menjadi piyama. Rencananya, mereka akan langsung tidur karena keduanya sudah sangat lelah beraktivitas seharian ini tanpa istirahat untuk Jaehyun, sedangkan Yuju lelah karena Hana dan Hajoon tak memperbolehkan Yuju melakukan ini dan itu.
"Kenapa tidak mau dipeluk?" tanya Jaehyun.
"Panas, aku tidak mau berkeringat nanti."
"Ya sudah, tapi jangan jauh-jauh."
Jaehyun membantu Yuju untuk mendekat, mereka saling menatap. Keduanya perlahan mendekatkan diri masing-masing hingga bibir itu saling bertemu dengan mata terpejam. Jaehyun masih menjaga jarak karena takut perut Yuju kenapa-kenapa.
Dimulai dengan lumatan kecil, Jaehyun menekan tengkuk Yuju untuk memperdalam ciumannya. Terakhir merasa melakukan hal intim ini mungkin sebulan yang lalu, sebelum masalah rumah tangga menghampiri mereka. Seakan rindu, mereka menghabiskan malam dengan melakukan hal yang romantis.
──•••──
"Eunha!"
Eunha menoleh, tersenyum kecil ketika tau jika Elena yang memanggilnya. Eunha sedang berada di Cafè untuk mengerjakan pekerjaannya dan tak sengaja bertemu Elena.
"Yuju tidak ada jadwal?" tanya Eunha.
Elena saja pergi sendirian dan terlihat santai, berarti Yuju tidak ada jadwal? Setelah Elena memesan minumannya, raut wajahnya mulai serius.
"Kenapa?" tanya Eunha.
"Aku bingung bagaimana caranya aku menyampaikan kabar ini pada Yuju. Karena, kalau Yuju tidak bergerak, maka semuanya akan kacau.. mungkin?" jawab Elena membuat Eunha semakin bingung.
"Ya apa? Jelaskan padaku!"
"Ibuku sudah mengurus semua persiapan pernikahan Jaehyun dengan Bella, bahkan persiapan itu sudah 95%!" Elena terlihat prustasi.
"Bella? Temanmu yang bertemu di mall waktu itu?" tanya Eunha.
Eunha menutup mulutnya tak percaya, matanya membulat, dan otaknya terus berpikir. Kali ini feeling nya tidak salah, pasti ada apa-apa antara Bella dan Jaehyun. Pernikahan? Lalu Yuju bagaimana? Mereka akan bercerai?
"Lalu bagaimana dengan Yuju? Mereka akan bercerai karena--
"Mereka menikah karena Bisnis, sama seperti Jaehyun dan Yuju dulu, dan alasan ibuku konyol, karena Perusahaan Ayahku tak lagi bekerja sama dengan Perusahaan keluarga Yuju, mereka harus becerai atas dasar bisnis. Bisa kau bayangkan? Ini semua gila!"
Eunha terdiam setelah mendengar penjelasan Elen. Orang-orang semakin gila, mereka mengutamakan keuntungan, tanpa melihat sisi lainnya. Eunha tidak akan ikut pusing jika Yuju bukan sahabatnya. Eunha merasa hidup Yuju dan Jaehyun penuh lika liku.
"Apa keluarga Yuju tau?"
"Jelas saja mereka tau dan mereka juga menyetujui perceraian Jaehyun dan Yuju. Aku tidak mengerti lagi.." jawab Elena.
Elena menyandarkan punggungnya lemas, otaknya tak bisa diajak kerja sama untuk sekarang, semuanya terlalu mendadak. Kini kedua perempuan itu mulai memikirkan bagaimana cara memberitahu soal ini pada Yuju, jika terus terang, maka Yuju akan stress, dan Ibu hamil tidak boleh stress.
"Keduanya sama-sama gila.." ucap Eunha.
"Yuju akan sampai beberapa menit lagi."
Dan sebenarnya, Yuju menyimak semua obrolan kedua sahabatnya itu dengan jarak yang tak terlalu jauh, mungkin keduanya tidak sadar karena terlalu fokus pada topik itu. Jadi, bagaimana hubungannya dengan Jaehyun kedepannya?
──•••──
TO BE CONTINUED
Mungkin aku bakal lebih sering update dari hari Jumat-Minggu (sorry ya, agy sibuk di rl t___t)
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] LOVE ME NOW
FanfictionMarriage is a Business. Itu terjadi sekarang, dua orang yang tak saling mengenal dipaksa untuk menjalani hubungan sebagai pasangan suami istri. Mereka dijodohkan atas dasar BISNIS, mau tak mau mereka harus menerima perjodohan itu. Umur mereka yang s...