Leera duduk di balkon kamarnya sesekali membenturkan kepalanya ke tembok,
"Oh Sehun? Park Chanyeol?" Gumamnya sedikit pelan.
Sesekali ia mengacak rambutnya kesal, kenapa dunia tidak pernah berpihak kepadanya.
Disisi lain, Leera kesal terhadap kebohongan yang dibuat Chanyeol tapi ia juga harus berterimakasih karena Chanyeol sempat mengembalikan kebahagiaannya yang hilang. Tapi sekarang? Semua telah hilang dan kembali pada situasi lalu.
Oh sehun? Orang yang paling ia benci dan juga ia cintai. Ada perasaan senang dan sedih yang teramat dalam saat mengingat ingatannya, tapi perasaan sedih adalah sebagian besar terjadi padanya jika bisa di perkirakan mungkin 98% dan sisanya kebahagian.
Jika saja, ia boleh bunuh diri sekarang mungkin sudah ia lakukan daritadi, Leera menatap langit-langit atap yang masih membatasi dirinya dengan langit.
Leera merogoh kantong celananya dan menggenggam ponselnya, tangannya menyentuh layar ponsel dengan fitur layar sentuh itu.
Di depannya ada nama Oh Sehun tapi tangannya terlalu kaku untuk menyentuh lambang hijau yang dapat menyambungkannya dengan pria itu.
Leera menghempaskan tangannya meninggalkan angin-angin yang terus berhembus kepadanya dan membuat rambutnya tersapu dari pundaknya yang kurus.
Tangannya terangkat lagi, dan menyentuh layar itu lagi tapi nama yang di layar itu terlihat berbeda. Layar itu terlihat seperti nama Park Chanyeol dengan sebutan Chanie, jarinya menyentuh simbol berwarna hijau itu dan bersiap untuk menuturkan kata-kata.
Untuk beberapa kali, panggilan itu tak terjawab namun akhirnya panggilan itu terjawab karena terdengar suara berat dari pria itu di telinga Leera yang bergetar.
"Hallo, sayang."
"Chanyeol."
"Ada apa meneleponku malam-malam sayang?"
"Chanyeol."
"Ada apa?"
"Aku mengingat segalanya."
"Aku sudah mengingat segalanya." ulang Leera membuat suasana menjadi hening,
"Dan aku hanya butuh berpikir." Leera menutup telepon itu meninggalkan Chanyeol yang hanya diam seribu bahasa.
Leera terhempas ke lantai, duduk di lantai dingin itu karena terlalu stress mungkin sampai rasa dingin itu tak terasa di tubuhnya.
Badannya penuh keringat, Leera bangkit perlahan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.
Dia mendudukkan tubuhnya di dalam bath-tub dengan pakaian penuh dan menyalakan shower yang membuat titik-titik air jatuh ke tubuhnya membuat bajunya basah,
Setelah beberapa jam menyirami dirinya di bath-tub membuat tubuhnya lemas dan tak sadarkan diri.
***
Leera menerjabkan matanya merasakan sinar matahari yang mulai masuk dan menorobos matanya untuk memaksa terbuka,
"Ngghh..." desahnya selagi mereganggkan tubuh mungilnya di atas kasur, tunggu. di atas kasur?
Leera cepat membuka matanya lebar.
Deg
Leera kaget bukan main menemukan Sehun tertidur di sebelah ranjangnya, wajah damai itu membuat hati Leera luluh dengan perlahan tangan Leera tak sadar menyentuh pipi mulus milik Sehun.
"Aku harus memilih siapa?" Gumamnya sendiri melihat wajah itu yang sangat damai,
Mata Sehun terbuka, karena sangat kaget sontak Leera menarik tangannya kasar.
"Kenapa melepasnya?" Tanya Sehun lembut,
Deg
'Apa yang terjadi dengannya? Dia berubah.' pikir Leera dalam diam masih menatap mata coklat muda milik Sehun.
Leera bangkit teringat kekasaran Sehun di masa lalu membuat Leera perlahan menjauh dan mundur sampai punggungnya menyentuh lantai jatuh dari kasur,
"Kau tak apa, Leera?" Tanya Sehun berniat menarik Leera tapi Leera menepis tangan itu,
"Lepaskan aku." ujar Leera dingin dan ketakutan mungkin Sehun akan menjadi trauma baginya? Leera bangkit berniat pergi.
"Kau kenapa?" Tanya Sehun cemas melihat pundak Leera gemetar dan wajahnya ketakutan,
"Jangan mendekat." lontaran Leera membuat kaki Sehun kaku dan lemas, hatinya sakit seperti diserbu ribuan keping kerikil,
Sehun menunduk, membuat Leera melihatnya iba.
"Sehun." panggil Leera lirih namun Sehun tetap menunduk tak merespon,
"Aku mengingat semuanya." kalimat yang ucapkan Leera membuat semuanya runtuh dihadapan Sehun,
Sehun tersenyum miris.
"Kau mengingat betapa brengseknya aku?" Ujar Sehun lirih,
Sehun berdiri lalu berlutut dihadapan Leera membuat mata Leera melotot kaget,
"Jangan." Ujar Leera lirih,
"Jangan minta maaf." Nada bicara Leera mulai tinggi.
"Tidak." Ujar Leera lemah,
"Aku tidak pantas dimaafkan, Leera." ujar Sehun hampir terisak.
"Maaf." Sehun mengecup bibir Leera dengan paksa dan air mata Leera menerobos keluar, mereka berciuman dengan air mata yang melewati pipi Leera tapi Leera tidak menolak ciuman itu.
Mereka berhenti, dan saling menatap satu sama lain dan tak lama kemudian Leera memeluk Sehun erat.
"Aku merindukanmu!" Pelukan Leera disertai pukulan ringan tapi Sehun hanya diam masih tak percaya bahwa Leera memaafkannya dengan cepat membuat Sehun berjanji dalam hati untuk membahagiakan Leera.
-THE END-
Gantung parah?mian.
btw, Chaera pengen bikin sequel 'nothing' yang bertokoh anak Leera dan Sehun? Pada setuju ga? Kalo engga nanti Leera gabikin tergantung comment dan vote ya luvv uuu maaaf kalo kurang memuaskan saranghamnida.
KAMU SEDANG MEMBACA
nothing // o.s.h
FanfictionGadis polos ceria yang tak pernah menampakan kesedihannya ini sudah tiada, kini ia berjalan tanpa arah mengingat malaikatnya itu. Gadis yang di jodohkan oleh seorang pria dingin yang juga seorang player. 'Dia adikku yang sangat spesial namun dia san...