Gadis berambut hitam ini kini tengah duduk di balkon kamarnya dengan tatapan sendu.
Suara-suara ketukan pintu kamar terdengar namun gadis itu hanya menatap sendu langit tanpa menghiraukan suara yang di hasilkan dentuman pintu itu. Menangis di bawah alunan musik dan cahaya bulan memang yang terbaik baginya.
Ia berjalan kemudian kembali duduk lagi di tengah malam. mendengarkan musik-musik balad yang tak biasa ia dengar.
.
.
.
.
Dulu kamu duduk disini, mengelus pelan ujung kepalaku. aku tersenyum di tengah tidurku. Kau menuntunku, selalu melindungiku.Aku ingin ada di hatimu bukan sebagai gadis kecilmu namun sebagai wanita. Perlakuanmu, kehangatan mu meluluhkanku.
.
.
Berjalan menelusuri gedung tua di tempat ia melihat pria yang ia cintai terakhir kalinya. Dengan kedua kakinya sampailah gadis itu di atap gedung tua dengan kedua kaki yang berada di ujung tanah, satu langkah lagi gadis itu akan berada di udara yang menggelitiknya serta menghembuskan angin di rambutnya. Di pipi gadis itu terlihat air yang sering di keluarkan gadis'Aku berharap akan mengalami amnesia sekarang tapi jika itu terjadi maka aku akan melupakanmu, apa yang harus ku lakukan pada diriku?'
Angin bertiup kencang membuat gadis itu terdorong selangkah lebih maju dari tempat berdirinya, berkhayal bertemu malaikatnya itu. Membuat dirinya terbang di atas angin.
'Malaikatku.'
KAMU SEDANG MEMBACA
nothing // o.s.h
FanfictionGadis polos ceria yang tak pernah menampakan kesedihannya ini sudah tiada, kini ia berjalan tanpa arah mengingat malaikatnya itu. Gadis yang di jodohkan oleh seorang pria dingin yang juga seorang player. 'Dia adikku yang sangat spesial namun dia san...