Fall

1.9K 122 1
                                    

"Leera-ya bangun, 3 jam lagi kita harus sudah sampai bandara." Ucap pria itu mengelus rambut gadis kecilnya.

"Hm, arra." dengan muka bantal gadis itu bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi.

Kini dua pasang kaki sudah berada di bandara, dengan pria yang menggandeng tangan sang gadis. gadis itupun merasa hangatnya kasih sayang. dia terus-menerus tersenyum.

"Ayo." Ucap pria itu.

"Sebentar aku ingin ke toilet." di balas anggukan dari pria itu.

Kini pria itu trrtidur di bangku pesawat, sementara gadis sebelahnya terus menatapnya dengan senyuman yang permanen(?)

"Ada apa dengan wajahku?" Tanya pria itu tersenyum kecil menyadari gadis itu memperhatikannya terus menerus. Menganggetkan sang gadis.

"Kau terlihat lelah." ucap gadis itu membuat pria itu sedikit kaget namun dengan cepat mengubahnya dengan senyuman lembutnya.

"Benarkah?" Tanya pria itu sambil menggoda gadis kecilnya.

"Kau selalu begitu, istirahatlah jeonmyun oppa." leera meletakkan tangannya di dahi oppanya.

"Kau panas oppa." Dengan wajah khawatir leera.

"Aku tak apa leera-ya" kata jeomyun oppa tersenyum melihat adik kecilnya.

"Pembohong." Ucap leera ketus.

'Malaikat tak seharusnya berbohong.' lanjut gadis itu dalam hati.

"Jadi ada apa?kau tak biasa seperti ini." Selidik leera kepada oppanya sekaligus pria yang ia cintai.

"Aku tak apa lily." hati gadis itu sedikit luluh mendengar nama panggilannya dari oppanya itu. Tapi ia tak boleh lemah.

"Kau tidak baik-baik saja, kau harus bercerita tentang masalahmu. aku hafal tingkahmu." Jawab leera tegas.

"Baiklah, kau selalu menang." ucap jeonmyun tersenyum melihat adiknya khawatir.

"Jadi?"

"Jadi aku memiliki yeojachingu, dan dia meninggal dunia karena kecelakaan saat mengendarai mobilnya. itu membuatku stres, aku- sang-at mencintainya." Kata jeonmyun tersenyum getir dengan mata berkaca-kaca.

'Yeojachingu?' Gadis itu terdiam sejenak mencerna kata-kata yang oppanya katakan. hatinya tetasa hancur sangat hancur, merasakan dirinya membeku atas pengakuan oppanya itu dia berusaha menutupi perasaannya itu kepada malaikatnya.

'Jadi kau jepang karena dia?' Pikir Leera kecewa.

"Maaf oppa aku tak bisa menghiburmu, aku bingung." ucap gadis itu lalu memeluk jeonmyun lembut, jeonmyun membalas pelukan itu dan tersenyum.

"Kau yang terbaik leera-ya." Ucap jeonmyun mengelus puncak kepala gadis kecilnya itu.

Gadis itu tersenyum walaupun hatinya terasa sesak, gadis itu menepuk punggung pria ini dengan lembut.

"Makanya kau harus sering-sering cerita padaku, karena aku sering bercerita padamu tapi kau tak pernah." gadis itu tersenyum miris melihat pria yang ia cintai bersedih karena gadis lain bukan dia.

"Masih ada aku, tenanglah." Ucap Leera membuat Jeonmyun terdiam entah karena alasan apa membuatnya membeku.

Pria itu terus terdiam di tempat duduknya memikirkan betapa teganya dia(?)

.
.
.

"Appa! Umma! Kami datang." Ucap jeonmyun dan Leera berbarengan.

"Aigooo, anak Umma. kebetulan sekali padahal nanti siang rencananya kami ingin memesan tiket pesawat ke Seoul. ada yang ingin kami bicarakan." Ucap Umma panjang lebar.

"Ada apa umma?" Tanya Jeonmyun.

"Nanti saja, tunggu appa mu pulang. kalian makanlah dan beristirahat." umma tersenyum lembut ke arah anaknya dan merangkul mereka.

Kini mereka sedang berada di meja makan.

"Jadi, bagaimana di Seoul?" Tanya Umma.

"Menyenangkan karena ada Jeonmyun oppa." Jawab Leera semangat.

"Dasar, kamu tak boleh terus menempel pada oppamu itu. bagaimana kalo oppamu sudah memiliki istri? Apa kau akan terus menempel." Leera terdiam karena Ucapan ummanya sangat menusuk hatinya.

'Karena aku yang akan menjadi istrinya.' pikir Leera dalam hati.

"Ya, Umma benar." Bela Jeonmyun ke Ummanya.

"Menyebalkan." entah apa yang membuat Leera jengkel. dia sangat kesal sampai pergi menuju kamarnya tanpa menghabiskan makanannya terlebih dahulu.

"Leera, appa dan Umma ingin bicara di ruang tamu." Jeonmyun masuk ke dalam kamar Leera dan meminta Leera ikut bersamanya.

"Ada apa?" Leera yang penasaran kini menatap Jeonmyun dengan tatapan apa-ada-masalah.

"Aku juga tidak tahu." Merasa di tatap seperti itu Jeonmyun tanpa basa-basipun menarik Leera ke ruang tamu.

"Ada apa appa memanggilku?" Tanya Leera penasaran saat sampai ruang tamu.

"Duduklah dulu." Ucap Umma Kim dan di balas anggukan oleh Leera.

"Jadi, Appa mempunyai kerabat dekat dari dulu dan berjanji kalau memiliki anak perempuan akan di nikahkan oleh putranya dan sebaliknya. jadi karena ia tak memiliki anak perempuan maka anak prianya jadi kau akan di jodohkan oleh anak kerabat Appa." Ucap Appa sanggup membuat Jeonmyun dan Leera melotot sambil menganga.

"Ha? Shireo Appa. ini jaman modern tak ada yang namanya perjodohan di abad ini." cerewet Leera dan entah kenapa Jeonmyun malah senang akan keadaan ini. Karena ada yang akan menjaga Leera, itu berarti dia akan tenang saat meninggalkan Leera sendiri(?)

TBC

GIMANA?pendek? Kasih saran ya.

Jangan lupa REVOMENT-nya okay?

nothing // o.s.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang