Sehun menarik baju Leera dan membenturkan tubuh Leera ke tembok.
Leera trauma, sangat takut sekarang.
"Kau benar-benar memuakkan." ujar Sehun menunjuk wajah Leera dengan jarinya.
Leera menangis dan memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya, dan menatap mata tajam Sehun.
"OH SEHUN. TOLONG HENTIKAN." ujar Leera berani dan melepaskan genggaman Sehun dari bajunya.
Leera menelan ludah saat Sehun menampilkan Sehun smirk-nya.
"Kau pelacur. Apa salahnya kau tidur denganku?" Ujar Sehun santai membuat aliran air perlahan keluar dari matamu.
'Ini anakmu Oh Sehun, tolong jangan seperti ini. Aku mencintamu.' Pikir Leera dalam tangisnya.
"Dasar cengeng. Apa kau ingin di bayar mahal?" Ujar Sehun datar.
Plak.
Leera menampar Sehun yang kini menatap ke arahnya berapi-api.
"Oh Sehun." ujar Leera lirih.
'Aku membencimu.' lanjutnya.
"BERANINYA KAU MENAMPARKU DENGAN TANGAN KOTORMU?" Bentak Sehun membuat Leera gemetar takut.
Plak.
Mata Leera melotot, tak pernah membayangkan sekarang pipinya di tampar oleh pria yang ia cintai.
"Tidak berguna!" Bentak Sehun lagi.
Sehun benar-benar murka sekarang, Leera tak menyangka dengan perlakuan Sehun sekarang.
"Ka-kau menamparku." ujar Leera memegang pipinya yang memerah.
'Sakit sangat sakit, Oppa.' Pikir Leera.
"Ada apa? Kau tak suka? Lawan aku. Atau kau tak berani?" Ujar Sehun memegang dagu Leera kasar.
"Kenapa kau seperti ini? Sehun, aku bukan binatang." ujar Leera lirih menatap mata Sehun yang tajam dengan matanya yang penuh air mata.
"Kau mau aku melakukan ini?" Ujar Sehun melakukan sesuatu yang di luar kepala Leera.
"Mau cara halus atau kasar,hah!"
Ketakutan Leera bertambah oleh situasi. Aura kemarahan Sehun yang sedaritadi dirasakan Leera. Kemungkinan Sehun melakukan kekerasan fisik lagi, sangat besar. Leera ahirnya memilih untuk tidak membantah Sehun saat ini dan beberapa saat kedepan, karena tidak ingin merasakan sakit yang lebih lagi kalau benar terjadi Sehun menyiksa dirinya.
"Anak pintar..." puji Sehun sebenarnya mengejek, saat Leera telah berdiri diam ketakutan.
"Jangan berteriak. Aku tidak suka ada keributan." kata Sehun. Tanpa henti Leera terus membantin, mengutuk Sehun dan takdir. Kenapa Takdir senang sekali mempermainan dirinya? Tidak pernah puas, bahkan sampai ia telah benar-benar jatuh. Air mata Leera seolah tak pernah mengering sebagai penyempurna alur penderiaannya.
Sehun merasakan hal ini. Tetesan air mata Leera mengenai lengannya yang sekarang dilingkarkan di pinggang Leera. Tapi memang ini keinginan Sehun.
"Sehun-a tolong hentikan. Tolong." ujar Leera lirih.
Sehun malah mempererat pelukannya.
"Tenanglah, sayang. Ini tak akan lama." bisik Sehun di telinga Leera yang sudah gemetar sedaritadi.
"OH SEHUN. CUKUP." Leera berteriak dan menendang Sehun di bagian intimnya, dan berlari kencang ke kamarnya sementara Sehun hanya mengaduh kesakitan dengan wajah murka.
KAMU SEDANG MEMBACA
nothing // o.s.h
FanfictionGadis polos ceria yang tak pernah menampakan kesedihannya ini sudah tiada, kini ia berjalan tanpa arah mengingat malaikatnya itu. Gadis yang di jodohkan oleh seorang pria dingin yang juga seorang player. 'Dia adikku yang sangat spesial namun dia san...