Bab 2

2.5K 275 43
                                    

Aarav Agler Tirta pemilik Tirta grup. Seorang pembisnis handal. Kaya raya, tampan, sopan. Membuat semua wanita tergila gila akan kharismanya.

Bisa di bilang Aarav adalah sosok yang pemilih, ia selalu menghindar jika ada wanita yang mendekatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisa di bilang Aarav adalah sosok yang pemilih, ia selalu menghindar jika ada wanita yang mendekatinya. Bukan tanpa alasan ia tidak mau di cintai karena ketampanan atau kekayaan dan kuasanya ia ingin di cintai karena baik budinya.

Di usia yang sudah menginjak 35 tahun membuat orang tua Aarav semakin gencar mencarikan nya calon pendamping.

Beberapa sudah banyak yang ditolak olehnya entah karena penampilan, sopan santun dan agama. Membuat orang tua Aarav jengkel akan kriteria putranya.

"Kali ini harus mau ya?" tanya Anggi, Umi Aarav memastikan.

"Aarav mau lihat seperti apa dulu orang nya, dan kepribadian nya."

"Kelamaan, ini aja udah. Umi males cari lagi." ketus Anggi kepada putranya.

"Aarav enggak nyuruh Umi buat bantu cari." jawab Aarav sesuai kenyataan.

"Kamu ini!" menjewer telinga putranya kencang.

"Sakit Mi.. "

"Biarin!" ketus Anggi.

Rencananya hari ini kedua keluarga akan bertemu untuk membahas hal ini.

Perjodohan antara keluarga Tirta dengan keluarga Mahendra.

Aarav tau betul tentang keluarga Mahendra karena salah satu putri dari keluarga Mahendra adalah teman nya sekaligus rekan kerjanya.

Yang membuat Aarav sedikit ragu adalah ia tidak pernah bertemu dengan putri kedua keluarga Mahendra tapi dengan secara tiba-tiba ia harus menerima perjodohan ini.

Tapi dari lubuk hati yang terdalam jika disuruh memilih Aarav akan memilih putri kedua keluarga Mahendra, kenapa begitu? Karena Aarav sudah mengenal Putri dan itu cukup baginya. Mereka teman tidak lebih. Dan ada beberapa yang tidak ia sukai dari Putri.

Walaupun Aarav belum pernah bertemu atau mengenal putri kedua Mahendra entah kenapa ia seperti yakin jika memang dia adalah jodohnya.

"Nanti jangan lupa datang!" peringat Anggi kepada putranya saat akan berangkat kerja.

Aarav mengangguk sebagai jawaban, ia berharap semoga ini yang terbaik untuk kedepan nya.


*****



"Assalamualaikum.. " salam Aarav saat memasuki rumah keluarga Mahendra.

Ia bersikap setenang mungkin, padahal aslinya ia sudah gugup. Gugup karena terlambat dan akan mendapat amukan dari Uminya. Gugup juga karena akan bertemu dengan calon istrinya.

Hati Aarav sudah berdetak kencang sedari sampai di kediaman Mahendra.

"Silahkan duduk nak.. " ujar Kaisar mempersilahkan.

"Terima kasih Pak." di iringi senyuman hangat nya.

Aarav duduk tepat di depan Olla. Aarav yang menyadari itu sesekali mencuri pandang untuk melihat calon nya.

Sedangkan Olla yang awalnya menunduk menatap malas itu mendongak menatap orang yang sempat menjadi pusat perhatian.

Olla menatap dingin pria di depan nya. Membuat Aarav yang mulanya tersenyum hangat itu seketika tersenyum kikuk.

"Semua sudah ada di sini ya, acara ini akan saya mulai." ujar Arja selaku Abi dari Aarav.

"Kedatangan kami kesini ingin meminang salah satu dari putri anda untuk menjadi istri putra saya Aarav."

Olla melotot tidak tahu menahu mengenai hal ini, "nenek lampir mau nikah? Ada yang mau gitu." batin Olla.

Sedangkan Putri sudah tersenyum lebar sedari tadi karena berfikir dirinya lah yang akan di nikahkan dengan Aarav teman sekaligus rekan kerjanya.

"Kami dengan senang hati menerima Aarav dan keluarga."

"Olla?" tanya Arja.

Olla yang awalnya mengira Putri yang akan menikah itu melongo kaget, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Tidak percaya dengan semua ini. Terlalu cepat dan klise.

"Saya ingin menjadikan Olla sebagai istri dan ibu dari anak-anak saya." imbuh Aarav spontan. Membuat semua pasang mata menatap nya.

Putri geram dengan apa yang ada di depan nya ini, ia kira dirinya lah yang akan menikah dengan Aarav ternyata adiknya lah yang akan menikah. Sangat tidak adil. Padahal Putri jelas-jelas belum memiliki calon pendamping di usianya yang sudah 30 tahun ini.

Dengan mengepalkan tangan nya menahan amarah, Putri harus bisa mengendalikan nya di depan banyak orang sekarang. Ia tidak mau di cap jelek oleh keluarga nya dan juga keluarga Tirta.

"Bagaimana Olla? Kamu bersedia?" tanya Mila kepada putri bungsunya.

Olla menoleh, menatap mata Mamah nya dalam. Ingin menolak tapi itu tidak mungkin ia lakukan. Melihat wajah kedua orang tuanya yang berharap seperti ini.

Mau tidak mau, suka tidak suka Olla harus mengiyakan hal ini. Demi orang tuanya. Iya kali ini ia harus mengalah.

"Olla terserah Mamah sama Papah. Kalau Mamah, Papah merestui Olla siap menerima." jawab Olla pada akhirnya.

Seperti mendapat angin segar dari putrinya kedua orang tua Olla tersenyum lebar mendapati jawaban putrinya yang tidak mengecewakan nya.

Walaupun sebenarnya Kaisar sedikit tidak rela, dan takut jika putrinya tidak mau. Tapi ini semua demi kebaikan putri nya. Putrinya akan bahagia dengan orang yang tepat.

Keluarga Tirta adalah keluarga baik-baik dan pasti akan menuntun Olla kejalan yang benar. Walau selama ini Olla sering keluar malam dan dibiarkan tapi orang tua nya percaya kepada putrinya kalau Olla tidak akan melakukan hal yang merusak dirinya sendiri dan merusak nama keluarganya.

"Alhamdulillah.. Jadi Aarav dan Olla resmi menjadi calon suami istri."

Semua orang disana tersenyum lebar kecuali Putri, ia tidak bisa menyembunyikan ekspresi tidak suka nya.

Niat hati ingin pamer karena mendapatkan pria seperti Aarav tapi malah menelan kekecewaan yang mendalam seperti ini.

Tidak sesuai dengan apa yang di inginkan. Olla yang menyadari jika kakaknya tidak suka akan perjodohan ini tersenyum mengejek.

"Ternyata lo suka sama ni laki."

"Tapi malah gue yang di nikahin." bisik Olla di samping telinga Putri.

Putri menatap tajam adiknya, benar-benar menjengkelkan.

"Bitch!" bisik sarkas Putri di telinga Olla.

Olla menjauhkan telinganya, tidak percaya jika kakaknya berani berkata seperti itu. Kakaknya yang terkenal alim itu.

Olla menyunggingkan senyum smirk nya, "rasain!" ejek nya berbisik.

Kedua kakak beradik itu memang tidak pernah akur, dan hal itu juga sudah diketahui oleh orang tua mereka sendiri.

Itu sebabnya peejodohan ini terjadi, dan juga untuk melindungi keluarga mereka. Dan Olla tentunya.

Tapi sejahatnya Putri ia tidak akan berani untuk menyakiti anggota keluarganya itulah yang membuat Mila dan Kaisar sedikit tenang.

Mereka keluarga, satu keluarga yang utuh. Walau Putri bukan anak kandung mereka.


Yeay akhirnyaa

Bagaimana?

Lanjut enggak??

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang