Bab 9

2.3K 240 8
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya Aarav selalu melakukan kewajiban nya sebagai seorang muslim, sholat. Tapi sekarang ia tidak sendirian ada seseorang yang menemaninya dan menjadi makmumnya setiap hari di mulai saat mereka telah resmi menjadi pasangan suami istri.

Aarav selalu membangunkan istrinya untuk sholat subuh. Dan ia tidak keberatan sama sekali.

"Mau kemana?" tanya Aarav ketika mereka berdua telah merapikan peralatan sholat.

"Tidur lagi," jawab Olla acuh.

"Jangan tidur lagi, mandi terus ke bawah masak."

Olla menaikan alisnya, "enggak mau, masih ngantuk."

Aarav menggeleng, ia tidak lagi ingin berdebat dengan istrinya.

Ia memilih untuk ke kamar mandi membersihkan dirinya.

Saat Aarav selesai dengan kegiatan di kamar mandinya, ia mendapat suguhan wajah cantik istrinya yang tertidur dengan amat pulas.

Wajah tenang, cantiknya terpancar membuat Aarav menaikan kedua sudut bibirnya tersenyum.

Aarav mendekat ke arah ranjang, mengamati wajah istrinya dan mencium keningnya sekilas setelah itu meninggalkan nya sendirian di dalam kamar.

"Istri kamu mana?"

"Masih tidur Mi.. " jawab Aarav sekenanya dengan duduk di kursi meja makan.

Kini sudah pukul 07.00 wib, sebentar lagi waktunya untuk mereka sarapan.

"Kenapa enggak dibangunin." marah Anggi kepada putranya.

"Udah Mi, tapi Olla masih ngantuk katanya."

Anggi dan Arja saling berpandangan, Arja yang menaik turunkan alisnya dan Anggi yang mengerti maksud dari suaminya.

Sedangkan Aarav yang melihat kedua orang tua nya saling memberi kode itu pun penasaran.

"Ada apa Mi? Abi?" tanya Aarav penasaran.

Anggi dan Arja beralih menatap putranya dengan senyum yang menggoda putranya.

Aarav yang melihat itu pun bergidik ngeri akan apa yang dilakukan orang tuanya

"Makanya kalau malam pertama itu jangan kasar-kasar, terus juga jangan sampai pagi." peringat Anggi akhirnya.

Aarav yang tadinya tidak paham akan apa yang dipikirkan orang tuanya itu pun akhirnya paham juga.

Bisa-bisa nya orang tuanya berpikir seperti itu, tapi memang wajar karena malam kemarin malam pertama untuk mereka berdua.

Malam pertama yang hanya di isi dengan tidur.

Aarav menghembuskan nafas panjang nya bersikap acuh tidak acuh. Ia berniat melanjutkan sarapan nya yang hampir tertunda.

Setelah selesai Aarav pergi meninggalkan meja makan, menuju ke pintu utama menyusul kedua orang tuanya disana.

"Aarav berangkat dulu." mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

Anggi dan Arja mengangguk, setelah keberangkatan Aarav di susul Arja dan Anggi yang akan ke perusahaan mereka sebentar hanya untuk mengecek.

Mereka melupakan Olla yang masih bergelung manja di bawah selimut tebal di kamar Aarav.

"Sepi banget, pada kemana?" gumam Olla ketika berjalan menuruni tangga dengan melihat sekitar.

Seperti rumah tidak berpenghuni, mungkin juga karena rumah ini terlalu besar untuk mereka tempati.

"Bu Olla perlu sesuatu?" tanya asisten rumah tangga yang tiba-tiba ada di belakang Olla. Membuat si empunya terkejut.

"Bibi ngagetin!" memegang dadanya yang berdetak kencang.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang