"Mau kemana kamu?" tanya Kaisar kepada Putri.
"Bukan urusan Papah." jawabnya sengak.
Kaisar geleng-geleng kepala, ia harus ekstra sabar menghadapi anak angkatnya yang tidak tau malu ini.
"Kenapa lagi Pah?" tanya Mila ketika sudah berada di ruang tamu. Ia sempat mendengar percakapan Putri dan suaminya.
Kaisar menggeleng sebagai jawaban.
"Papah menyesal karena mengadopsi nya." lirih Kaisar yang dapat didengar Mila.
Mila menatap sendu suaminya, ia merasa bersalah karena dulu dirinya sangat mengidamkan seorang anak hingga mereka mengadopsi Putri yang malah tidak tau caranya berbalas budi.
Mereka tidak berharap akan itu, tapi mereka ingin dihargai. Dan ingin semuanya kembali seperti dulu lagi. Tapi sayangnya itu semau hanya harapan belaka.
*****
"Gue harus cari cara lain agar Aarav mau nikah sama gue!" ujarnya ketika sudah berada di dalam mobil.
"Olla, lo gak akan bahagia di atas penderitaan gue!" menggenggam stir mobil kuat-kuat.
Mobil yang dikendarai Putri melaju dengan kecepatan tinggi.
Putri tersenyum smirk, melihat pemandangan di depan nya. Saat ini ia berada di depan rumah mewah milik keluarga Tirta.
Mobil Putri yang awalnya diam ditempat kini mulai melaju kearah pasangan suami istri yang tengah tertawa dan tersenyum. Membuat Putri semakin kuat menginjak gas mobilnya.
Brak!
"Akhirnya! " diiringi dengan tawanya yang amat sangat puas atas apa yang telah ia lakukan.
"Olla!" teriak Aarav ketika melihat istrinya tertabrak mobil barusan.
Aarav menatao tajam mobil yang telah menabrak istrinya dan segera menghafal plat nomer kendaraan nya. Seketika ia teringat akan seseorang.
"Cepat ke Rumah Sakit." ujar Umi yang tadi juga berada di luar rumah. Dan melihat dengan jelas kejadian yang menimpa menantunya.
Aarav terus menggenggam telapak tangan istrinya, menyalurkan segala rasa yang ia sakan saat ini.
Campur aduk, itulah yang Aarav rasakan. Ia tidak mau kehilangan istrinya. Dan juga.. Calon anaknya.
"Lebih cepat lagi Pak!" teriak Aarav yang tidak sabar karena khawatir akan keadaan istrinya.
Anggi yang melihat itupun tidak kuasa menahan air matanya. Ia tidak tega dengan putranya. Dan ia juga takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan bagi mereka.
Arja juga demikian, melihat wajah menantunya yang penuh darah. Dengan badannya yang pucat dan tiba-tiba terasa dingin.
"Tolong selamatkan istri dan anak saya dok!" pinta Aarav dengan mata sembabnya karena menangis tadi.
Dokter itu mengangguk, segera pergi dari sana dan masuk kedalam ruang ICU.
"Anak?" tanya Anggi dengan menutup mulutnya, ada rasa haru juga sedih mendengar kabar ini.
Arja yang mengerti situasi saat ini segera merangkul dan memeluk istrinya menenangkan.
"Semua akan baik-baik saja." ujar Arja berusaha menenangkan anak dan istrinya. Padahal di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia juga cemas dan takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Aarav merogoh handphonenya. Mendial nomer seseorang.
"Cari tau mobil siapa itu." titah Aarav penuh amarah.
Setelah nya ia mematikan telfonnya dan mendial nomer lainnya. Papah mertuanya.
Aarav memberitahu jika sekarang ini Olla tengah berada di Rumah Sakit. Sontak hal itu membuat mertuanya khawatir dan segera menuju kemari.
Drt drt drt drt
Dering telfon membuat Aarav segera merogoh handphonenya.
"Apa?!" teriak Aarav, ia merasa murka kali ini dengan seseorang.
"Laporkan ke pihak yang berwajib!" ujar Aarav pasti.
Orang yang berada disebrang sana pun segera melakukan perintah dari atasan nya.
Aarav meninju dinding di Rumah Sakit, ia tidak menyangka orang itu bisa melakukan hal nekat seperti ini.
"Saya pastikan kamu masuk penjara!" geram nya.
Orang tua Aarav yang tadi sempat mendengar itu pun juga ikut geram akan apa yang terjadi.
Bisa-bisa nya seorang Kakak tega melakukan itu pada adiknya. Walaupun memang bukan Adik kandung tapi apakah tidak ada hati nurani di dirinya. Sampai mencelakai keluarganya sendiri.
"Abi sudah menyuruh orang untuk ikut membantu mencarinya." ujar Arja.
Aarav mengangguk dan berterimakasih kepada Abi nya.
Cukup lama mereka menunggu di ruang tunggi hingga pintu ruang ICU terbuka. Disana sudah ada dokter yang menangani Olla dan juga salah satu suster.
"Bagaimana keadaan putri saya?" tanya Mila yang baru saja sampai. Disusul Kaisar yang mengekorinya.
Dokter itu menatap sedih keluarga korban.
"Saya minta maaf, Bu Olla sudah meninggal." lirihnya.
Seperti terkena sambaran petir tubuh Aarav luruh kebawah. Di atas lantai yang dingin. Ia menangis.
Orang tua Olla juga sama terpukulnya. Mereka menangis dan sama-sama saling menguatkan.
Arja dan Anggi merangkul pundak anaknya yang bergetar karena tangis.
"Semua sudah kehedak Allah nak.. " lirih Anggi menguatkan. Padahal dirinya sendiri juga rapuh karena hal ini.
Apalagi ia baru mengetahui tadi kalau ia akan memiliki cucu. Cucu yang amat ia idamkan.
Aarav berdiri dengan terseok seok. Melangkah masuk ke dalam ruang ICU. Menatap sedih tubuh istrinya yang terbaring di atas brankar.
"Sayang.. " panggil Aarav kepada istrinya yang menutup mata.
"Kenapa begitu cepat!" teriak Aarav dengan menangis.
Ia mengusap pipi mulus istrinya, "bangun sayang, ada Mas disini. Anak kita.. " di iringi tangisnya yang memilukan membuat siapa saja yang mendengar nya akan merasakan sedih.
Semua orang disitu menangis, semuanya berharap jika Olla masih bisa selamat.
"Olla Pah... " lirih Mila dengan tersedu-sedu.
Kaisar tidak sanggup melihat ini. Ia tidak rela Olla meninggal secepat ini.
Kita memang tidak tau sampai kapan kita hidup.
😭😭😭
Sepertinya akan sad ending:"))Jangan lupa like dan komen nya yahh.

KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
RomancePerjodohan? Persoalan yang klise sekali. Jangan pernah melihat seseorang dari covernya. Penasaran dengan ceritanya? Tambahkan ke perpustakaan kalian ya makasiii start : 4 Februari 2022 # 1 in egois (20092022)