Bab 17

1.8K 187 17
                                    

"Enggak tau malu kamu!" bentak Kaisar, ini kali pertama ia membentak anak sulungnya.

"Putri enggak mau dicap jalang Pah sama orang-orang." ujar Putri.

Putri sudah menebak jika Mamahnya sudah bercerita mengenai kejadian kemarin malam. Kali ini mereka bertiga tengah bersiteru di ruang keluarga dan sebentar lagi Aarav dan Olla juga akan hadir disana karena tadi Mila memanggil mereka.

"Itu kesalahan mu sendiri Put!" sarkas Mila.

"Jangan membuat orang lain bertanggung jawab atas apa yang tidak ia perbuat."

"Enggak ada cara lain Mah, lagian juga Aarav sama Olla nikah juga karena terpaksa dulu." bujuk Putri kepada Mamahnya.

Kaisar menghembuskan nafas, menyugar rambutnya. Kepala nya terasa pening sekarang.

"Jangan bodoh Putri!"

Putri menatap Kaisar dengan pandangan memohon, memohon agar Papah berada di pihaknya.

"Papah akan bantu mencari Ayah dari anak kamu itu." tunjuk nya ke perut Putri yang masih rata.

Putri menggeleng, "Aku maunya sama Aarav!"

"Putri!" geram Mila.

"Aku enggak mau nikah kecuali sama Aarav." titah Putri tidak tau malu.

"Kamu membuat keluarga kami malu Nak.. " lirih Kaisar.

"Makanya nikahin aku sama Aarav!" putus telak Putri membuat Mila hilang kesabaran.

Telapak tangan Mila terangkat bersiap untuk menampar Putri.

Plak

"Mamah dan Papah tidak akan membantu akan hal itu."

"Kami akan mencari Ayah anak itu." putus Kaisar.

Suasana disana seakan menjadi canggung. Mila dan Kaisar yang muak akan permintaan putrinya dan Putri yang masih memaksa untuk dinikahkan dengan adik iparnya.

Tok tok tok

"Masuk.. " ujar Mila mempersilahkan tamu diluar untuk masuk kedalam rumah mereka

Olla dan Aarav lah yang mengetuk pintu tadi, "Assalamualaikum Mah, Pah.. "

"Waalaikumsalam.. " mempersilahkan mereka berdua untuk duduk.

Semua orang terdiam hingga Putri mulai berulah. Ia berjalan menuju dimana Aarav duduk.

Aarav melirik tajam, ia tidak nyaman berada disini dengan Putri.

"Mau apa?" tanya Aarav akhirnya ketika Putri semakin dekat dengan nya.

Sedangkan Olla sudah menatap dengan tidak suka kepada Kakaknya. Sangat tidak tau malu.

"Nikah sama gue!"

Aarav yang mendengar perkataan Putri pun tersenyum sinis dan menggeleng.

"Saya sudah memiliki istri kalau kamu lupa."

"Istri kedua belum ada." jawab Putri seenaknya. Membuat Olla geram.

Tangan Olla terangkat meraih pergelangan tangan Kakaknya. Memegangnya erat seakan menyalurkan rasa sakitnya disana.

Putri meringis kesakitan melotot kearah Olla yang dengan berani menyakiti pergelangan tangan nya.

"Lepasin!" sentak Putri dengan tangan yang satunya menggenggam pergelangan tangan Olla.

"Enggak!"

"Lo jangan kurang ajar bisa?!" ujar Putri yang kini sudah muak dengan Adiknya.

Semua masalah ini terjadi karena Adiknya, andai dulu yang dinikahkan adalah dirinya mungkin tidak akan jadi seperti ini.

"Enggak tau malu!" sarkas Olla ditelinga Putri.

Putri menghentakan pergelangan tangan nya hingga terlepas, setelahnya dengan secepat kilat ia menampar Olla membuat semua orang disana semakin muak dengan tingkah nya.

"Putri!" bentak Aarav. Ia segera merangkul istrinya melindunginya.

"Makanya jangan macam-macam sama gue!" pongah nya.

"Keluar kamu dari rumah ini." usir Kaisar ke Putri.

Putri yang diperlakukan tidak adil disana pun tidak bergeming. Ia tidak menggubris, berlalu ke kamarnya untuk menenangkan dirinya dan memikirkan beberapa opsi jika rencananya gagal.

"Kamu enggak apa?" tanya Aarav melihat pipi Olla yang sedikit merah akibat tamparan Kakaknya.

"Aku enggak apa-apa Mas.." jawab Olla.

Mila dan Kaisar yang melihat itu pun tersenyum haru, akhirnya mereka bisa tenang dengan melihat keakraban dan kepedualian pasangan suami istri didepan mereka.

"Duduk Olla, Mamah buatin minum dulu buat kalian berdua." ujar Mila sebelum berlalu pergi meninggalkan mereka.

"Ada cara lain selain itu Pah?" tanya Aarav.

Kaisar menggelang, ia tidak tau harus melakukan apa lagi.

"Semua orang kepercayaan Papah sudah mencari, hingga club yang sering dikunjungi Putri juga tapi tidak menemukan titik terang sedikit pun." jelas Kaisar.

Aarav mengangguk, ia juga tidak mendapat informasi apapun dari orang kepercayaan nya.

"Lalu gimana Pah?" tanya Olla yang mulai gelisah akan kabar ini.

Ia tidak mau keluarganya diganggu Kakaknya. Tidak!

Olla juga tidak ikhlas kalau sampai Putri menjadi madunya, istri kedua suaminya.

Mila kembali keruang keluarga dengan membawa empat gelas minumana dingin.

"Anak itu benar-benar tidak tau malu." geram Mila.

Mila tidak pernah menyangka jika Putri bisa berbuat demikian. Padahal didikan mereka di keluarga juga baik tapi kenapa salah satu putrinya bisa seperti ini.

"Dari dulu saya tau akan hal ini, Putri yang sering keluar masuk club." ujar Aarav.

Mila dan Kaisar menoleh ke empunya, mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan menantunya barusan.

"Saya sering mengingatkan untuk berhati-hati."

"Hingga keperawanan nya hilang dan setelah itu sering melakukan seks bebas."

Mila menitikan air matanya mendengar perkataan Aarav barusan.

"Itu sebabnya saat saya akan dijodohkan dengan putri anda saya sangat menolak jika itu adalah Putri."

"Karena saya tau baik buruknya, dan buruk lebih dominan di dirinya."

Olla mendengarkan dengan seksama, tidak henti-henti melihat wajah tampan suaminya. Ia bersyukur memiliki suaminya.

"Apa kamu tau, pacar atau laki-laki yang sering tidur dengan nya?" tanya Kaisar. Berusaha mencari jalan keluar.

"Ada beberapa orang yang saya curigai, tapi saya akan mencari tau terlebih dahulu." jelas Aarav membuat semua orang disana sedikit tenang.

"Saya mohon bantuan anda."

"Dengan senang hati Pah, akan saya bantu." diakhiri senyum tipisnya.





Putri emang nggak tau malu ya:(

Gimana?

Yuk komen dan tekan bintang.

Next?

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang