Saat ini Olla sedang berada di salah satu cafe, ia sudah ada janji dengan Putri. Lebih tepatnya Kakaknya itu yang memaksa dirinya untuk bertemu.
Olla terpaksa berbohong kepada suaminya hanya untuk bertemu dengan Kakak tirinya yang tidak tau malu. Aarav sangat melarang jika Olla bertemu dengan Putri tanpa pengawasan darinya. Takut terjadi sesuatu.
"Nih!" ujar Putri yang baru datang dengan menyondorkan undangan pernikahan.
Olla mengenyit lalu meraih undangan pernikahan itu, matanya melotot melihat siapa nama calon pengantin di undangan tersebut.
"Bodoh kamu Put!" sentak Olla kepada Kakaknya. Sudah cukup habis kesabaran nya.
Sudah diberi jantung sekarang minta hati. Melunjak.
"Lo belum hamil kan sampai sekarang? Ya udah lo terima aja." maki Putri kepada Olla.
Olla tersenyum smirk, mengejek Putri.
"Gue mau pulang, waktu gue terbuang sia-sia kalau bicara sama Lo." berdiru dari duduknya.
Putri yang merasa diacuhkan itu pun merasa geram. Ia memajukan kakinya yang membuat Olla terbentur pinggiran meja dan kepalanya terbentur.
Olla meringis merasakan sakit, saat akan berdiri untuk memaki Kakaknya tiba-tiba ia merasakan sakit diperutnya.
"Ahhk..." ringisnya. Yang membuat Putri tertawa puas karena merasa dirinya lah yang menjadi pemenang nya.
"Makanya jangan sok berani lo sama gue!" maki Putri di depan Olla.
Cuih.
Putri berlalu pergi setelah meludahi Olla.
Olla menatap tajam Kakak tirinya yang tidak tau diri itu.
"Ahk Mas.. Sakit.. " desis nya.
Olla merogoh handphone yang berada di tasnya. Mencari nomor suaminya.
Dering pertama panggilan langsung terangkat oleh si empunya.
Olla segera memberitahu ia berada dimana dan tanpa basa-basi Aarav segera pergi meninggalkan pekerjaan nya. Ia sangat khawatir, bagaimana tidak khawatir suara tangis dan kesakitan milik istrinya sangat terdengar jelas tadi.
"Ibu kenapa?" tanya salah satu waiters di cafe tersebut.
"Bisa bantu saya Kak?" tanya Olla dengan meringis sakit.
Waiters itu mengangguk, segera membantu Olla untuk duduk kembali.
"Saya panggilkan dokter." ujarnya sebelum berlalu, namun dicegah oleh Olla.
"Suami saya sebentar lagi kesini." ujar Olla mencegah.
Waiters itu mengangguk mengerti.
Tidak menunggu terlalu lama, Aarav berlari dengan cepat menyusuri cafe tersebut.
Hingga matanya melihat keberadaan istrinya yang tengah duduk bersama seorang wanita.
"Sayang.. "
"Mas.. " panggil lirih Olla kepada suaminya.
Aarav berjongkok, ia menghapus air mata yang masih tersisa diatas pipi istrinya.
"Ada apa?"
"Perut aku sakit.. " ringis nya.
Pandangan Aarav langsung tertuju pada perut rata istrinya yang tengah dipegang erat.
"Kita ke Rumah Sakit sekarang." ujar Aarav sembari menggendong istrinya.
Sebelum meninggalkan cafe tersebut Olla mengucapkan terima kasih kepada waiters itu yang telah membantu dan menemaninya hingga suaminya datang.
Rumah Sakit
"Bagaimana keadaan istri saya?" tanya Aarav ketika dokter selesai memeriksa.
"Terjadi pendarahan pada kandungan istri bapak, tapi untungnya tidak terjadi keguguran."
Olla teemenung sedangkan Aarab nampak mencerna perkataan dokter barusan.
"Istri saya hamil?" tanya Aarav memastikan agar ia tidak menduga duga.
Dokter tersebut mengangguk pasti dengan senyum mengembang diwajahnya.
Olla terkejut sekaligus senang dengan berita ini.
"Alhamdulillah.. " ujar syukur Aarav dan di ikuti Olla yang ikut merasa bahagia.
*****
"Kamu sama sekali enggak sadar kalau hamil?" tanya Aarav ketika mereka sudah berada di dalam mobil.
Olla menggeleng dengan polosnya, "maaf Mas, karena keteledoran aku.. " lirih Olla yang membuat Aarav menghembuskan nafasnya memaklumi.
Mungkin istrinya sedang banyak pikiran akhir-akhir, siapa lagi kalau bukan Putri yang membuat masalah.
Aarav tiba-tiba teringat akan sesuatu.
"Tadi kamu dicafe sama siapa? Dan kenapa enggak ijin sama saya?" tanya Aarav to the point.
Olla mati kutu ditempat, ia menyadari jika dirinya bersalah akan hal ini.
"Maaf Mas.. "
Aarav melirik istrinya sebentar dan kembali lagi fokus ke jalan raya.
"Jawab Olla!" tegas Aarav yang membuat Olla makin kicep.
Dengan menarik nafasnya terlebih dahulu sebelum menceritakan semuanya tanpa terkecuali.
"Sudah Mas bilang, jangan temui dia!" marah Aarav.
"Olla minta maaf Mas, Olla tau Olla salah." ujar Olla meminta maaf kepada suaminya.
"Untung saja calon anak kita baik-baik saja, kalau enggak. Mas akan buat perhitungan sama jalang satu itu!" murka Aarav dengan menggenggam erat kemudi.
"Kita rahasiakan kehamilan kamu untuk saat ini, Mas nggak mau Putri melakukan sesuatu yang membahayakan kalian berdua." ujar nya dengan mengelus perut istrinya yang rata.
Olla mengangguk dan tersenyum hangat, ia berharap semuanya baik-baik saja.
"Kamu hati-hati ya Mas." ujar Olla.
Aarav tersenyum, "Kamu yang harusnya Mas khawatir kan. Putri bisa saja melakukan sesuatu yang nekat."
Olla termenung, ia mengelus perutnya berharap semuanya akan baik-baik saja kedepannya.
Aarav tersenyum berusaha menenangkan, "semua akan baik-baik saja. Mas akan jaga kamu dan calon anak kita. Mas janji." ujar Aarav pasti. Ia tidak mungkin membiarkan wanita seperti Putri berbuat jahat kepada keluarganya.
Ini tugasnya untuk melindungi keluarganya.
"Semoga semua baik-baik saja.. " batin Aarav.
Aarav menoleh ke istrinya dan tersenyum, senyum yang menenangkan. Membuat Olla juga ikut tersenyum.
Alhamdulillah...
Bagaimana? Lanjut?

KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
RomancePerjodohan? Persoalan yang klise sekali. Jangan pernah melihat seseorang dari covernya. Penasaran dengan ceritanya? Tambahkan ke perpustakaan kalian ya makasiii start : 4 Februari 2022 # 1 in egois (20092022)