"Ada apa?" tanya Anggi yang melihat menantu dan putranya sedang berada di ruang keluarga. Seperti ada sesuatu.
Aarav menoleh, mengalihkan pandangan nya menatap ke arah lain.
Anggi mengernyit melihat tingkah putranya yang seperti menghindar dengan pertanyaan yang ia lontarkan tadi.
"Ada apa Olla?" tanya Anggi kepada menantunya beraharap menadapat jawaban darinya.
Olla mendongak sebentar menatap Anggi ibu mertuanya kemudian beralih menatap suaminya yang juga menatapnya. Membuat Olla takut jika kena marah lagi.
"Tidak ada apa-apa Mi, hanya masalah kecil. Aarav ke atas dulu." ujar Aarav berdiri dari duduknya.
Sebelum benar-benar pergi ia mencium punggung tangan Uminya dan menatap istrinya sekilas.
Olla yang mengerti akan tatapan dari suaminya pun ikut pergi dari sana meninggalkan Anggi.
Anggi di buat bingung akan tingkah keduanya, tapi ia tidak ambil pusing karena ia paham dengan putranya yang lebih suka menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan tenang daripada tergesa-gesa.
Anggi berfirasat jika pengantin baru itu tengah ada masalah. Dan ia berharap masalahnya tidak begitu besar.
"Kenapa enggak ijin dulu sama saya? Saya suami kamu!" ujar lantang Aarav ketika mereka sudah berada di kamar.
Olla menunduk, ia tidak tahu harus menjelaskan darimana. Apalagi tadi ia harus menghindar dari ibu mertuanya.
"Maaf Mas.. " lirih Olla sungguh-sungguh.
Ia tidak ingat jika harus ijin terlebih dahulu kepada suaminya. Olla belum terbiasa akan status barunya.
Ya Aarav sedikit marah karena hal ini, dimana saat dirinya baru sampai di rumah setelah bekerja tetapi tidak menemukan istrinya.
Yang lebih membuatnya marah adalah kenapa istrinya tidak ijin terlebih dahulu.
"Kenapa tidak menelfon untuk meminta ijin, lagipula tadi siang kita juga bertemu." todong Aarav membuat Olla semakin merasa bersalah.
"Olla enggak punya nomer Mas Aarav." ujar Olla polos, memang benar adanya.
Mereka sudah menikah, sudah menjadi sepasang suami istri tapi keduanya sama-sama tidak memiliki nomer masing-masing.
Aarav tiba-tiba teringat akan kebodohan nya yang lupa menanyakan nomer telfon istrinya.
Ia menyugar rambutnya, menatap mata istrinya sebentar sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
Sudah mendekati magrib dan Aarav lebih baik membersihkan dirinya agar nanti bisa ikut sholat berjamaah di Mushola depan rumah mereka.
Olla yang melihat suaminya masuk ke kamar mandi tanpa mengucapkan apapun padanya membuat ia merenung akan kesalahan nya tadi.
Olla menghembuskan nafas pasrah, ia menuju walk in closet untuk mengambil baju tidur yang akan ia kenakan nanti.
Saat Aarav selesai dengan kegiatan nya tadi ia sama sekali tidak melihat ke arah istrinya. Membuat Olla tidak bisa tenang jika belum bermaaf an dengan suaminya.
"Udah berangkat?" gumam Olla ketika keluar dari kamar mandi tidak mendapati suaminya.
Adzan magrib sudah berkumandang dan dapat dipastikan kalau Aarav memang sudah pergi sedari tadi untuk sholat berjamaah meninggalkan istrinya di kamar.
Biasanya mereka berdua akan sholat bersama dengan Aarav yang menjadi imam tapi mungkin karena suasana hati sedang tidak baik jadi Aarav lebih memilih untuk sholat berjamaah di Mushola depan rumah.
"Mas.. " panggil Olla ketika Aarav sudah kembali dari Mushola.
Aarav tidak bergeming, ia terus berjalan menuju almari untuk meletakan perlatan sholatnya di sana.
Setelah itu Aarav menuju ke pintu kamar lagi, ia akan keluar dari kamar untuk makan malam.
Olla yang di acuhkan suaminya itu pun bergegas mengikuti kemana suaminya pergi. Ia baru ingat jika sudah waktunya makan malam.
"Sudah sholat?" tanya Aarav tiba-tiba berhenti di anak tangga.
Olla mematung, ia menggigit bibirnya karena lupa akan kewajiban nya.
"Belum.. " lirih Olla membuat Aarav berbalik menatapnya.
Aarav menatap dengan tajam membuat Olla takut dan segera berbalik untuk ke kamar, menunaikan ibadah sholat.
Selepas kepergian Olla, Aarav terkekeh karena kecerobohan istrinya. Aarav gemas dengan istrinya. Ia harus ekstra sabar menghadapi istrinya.
"Istrimu?" tanya Anggi ketika hanya Aarav yang turun, padahal tadi selepas sholat maghrib ia menyuruh Aarav untuk mengajak Olla ke bawah untuk makan malam.
"Sholat Mi." jawab Aarav.
Aarav duduk dengan Anggi, Arja Abi Aarav saat ini tengah melakukan perjalanan ke luar kota jadi di rumah semakin sepi.
"Besok ke rumah sakit ya? Ajak istrimu." ujar Anggi tiba-tiba saat Aarav tengah memasukan sesendok nasi ke dalam mulutnya. Membuatnya tersedak.
"Minum.. " Anggi mengulurkan segelas air putih untuk putranya.
"Mau apa? Olla enggak sakit, Aarav juga Alhamdulillah sehat."
Anggi mencubit gemas pergelangan tangan putranya, membuatnya mengaduh.
"Ikut program hamil, Umi udah bilang sama dokter Fitri." jelas Anggi.
Aarav melotot karena jawaban dari Uminya benar-benar di luar ekspektasi nya.
"Kecepetan Mi!" tolak Aarav.
"Biarin! Lagian Umi udah gak sabar punya cucu." bela Umi.
Aarav menggeleng, "nanti nunggu Olla, kalau Olla enggak mau jangan dipaksa."
Tepat setelah Aarav mengatakan itu, Olla sudah berada di sana dengan mengernyit bingung karena ia hanya mendengar perkataan suaminya setengahnya saja.
"Ada apa Mas?" tanya Olla penasaran, ketika ia sudah duduk di kursi meja makan.
Olla mulai mengambil makanan untuknya sebelumnya ia melihat pirang suminya yang ternyata sudah penuh dengan makanan.
"Biar Umi yang jelasin." balas Aarav dengan menunjuk Anggi.
Anggi yang ditunjuk putranya pun meneguk lidahnya, ia mana tega membicarakan hal itu pada menantunya, bisa-bisa Olla tidak nyaman karena perkataan nya nanti.
"Umi pergi dulu ya, mau ada pengajian di rumah sebelah." ujar Anggi tiba-tiba berniat menghindar.
Aarav yang tahu maksud dan tujuan Uminua itu pun mengehela nafas panjang.
Bukan kah Uminya yang ngebet ingin punya cucu lalu kenapa bukan dia yang menjelaskan sendiri.
"Kamu makan dulu, nanti kita lanjut bicara." putus Aarav akhirnya mengakhiri pembicaraan karena ia ingin makan dengan tenang.
Selesai makan Olla membereskan semua piring yang ada di meja makan, meletakan nya di dapur agar asisten rumah tangga yang membersihkan nya nanti.
"Duduk." suruh Aarav ketika melihat Olla yang baru keluar dari dapur.
Olla duduk di depan Aarav di ruang keluarga.
"Besok ke rumah sakit, ikut program hamil. Umi yang minta." ujar Aarav to the point.
Olla melotot ia terkejut dengan perkataan suaminya barusan.
"Kalau kamu enggak mau enggak apa, yang penting kita besok ke rumah sakit. Umi udah bilang ke dokternya." jelas Aarav.
Olla masih diam mencerna semuanya. Membuat Aarav sedikit kesal karena tidak mendapat jawaban apapun dari istrinya.
"Tapi Mas-"
"Besok." jawab telak Aarav tidak ada penolakan.
Halo gaiss
Maaf baruu kembalii dari hibernasii wkkw
Makasii semuanyaaa
Jangan bosen ya😅

KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
RomancePerjodohan? Persoalan yang klise sekali. Jangan pernah melihat seseorang dari covernya. Penasaran dengan ceritanya? Tambahkan ke perpustakaan kalian ya makasiii start : 4 Februari 2022 # 1 in egois (20092022)