Bab 15

2.4K 213 27
                                    

"Syukurlah kalau mereka berdua baik-baik saja." ujar Anggi kepada Arja sang suami ketika mereka melihat Olla dan Aarav tersenyum bahagia.

"Abi sempat takut kalau Aarav tidak bisa membuka hatinya untuk Olla."

Anggi mengangguk, ia juga pernah berpikir demikian apalagi dengan fakta bahwa Olla belum juga hamil padahal mereka sudah menikah beberapa bulan lalu.

"Syukurlah Olla wanita yang sabar."

"Semoga pernikahan mereka baik-baik saja kedepan nya." harap Abi.

******

Di rumah keluarga Mahendra Putri Kayla termenung di ruang tamu.

Banyak sekali beban pikiran yang ia rasakan. Putri mengusap kasar wajahnya.

"Sial!" umpatnya dengan menghentakan tangan nya ke udara.

Telapak tangan nya tiba-tiba mengarah ke perut. Mengusapnya pelan, lalu memukul nya dengan brutal.

Putri menangis meratapi kehidupan nya yang hancur kali ini.

Dirinya kebobolan saat di club, Putri hamil. Dan tidak tahu siapa Ayah dari anak yang ada dikandungan nya.

Padahal ini bukan pertama kali nya, Putri memang suka having seks untuk merileks kan otaknya.

"Gue harus cari bapak ini anak." gumam nya lirih.

Airmata menetes dipipinya, Putri terisak. Ia merasa sangat bodoh kali ini.

Matanya mulai menerawang ke depan mencari jalan keluar dari masalahnya. Hingga bunyi pintu terbuka mengalihkan pikiran nya.

"Belum tidur?" tanya Mila kepada putrinya.

Putri tersenyum tipis dan menggeleng, untung saja air mata dipipinya sudah kering jadi ia tidak perlu mencari alasan untuk menutupinya.

"Tidur gih, udah malam." peringat Mila sebelum masuk kembali ke dalam kamar. Ia tadi keluar untuk mengambil minum di dapur.

Putri mengangguk dan berdiri, berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai atas.

Ia tidak ingin orang-orang curiga akan kehamilan nya ini.

*****

"Saya pergi kerja dulu kamu hati-hati dirumah, kunci pintu kalau tidur." ujar Aarav kepada istrinya.

Aarav sedikit khawatir dengan istrinya karena dirumah hanya ada Olla dan beberapa asisten rumah tangga. Orang tuanya sedang pergi keluar kota untuk mengecek proyek. Harusnya Aarav yang mengecek tapi diambil alih oleh orang tuanya. Alasan nya karena agar Aarav fokus untuk membuatkan mereka cucu.

"Pulangnya jangan malam-malam." peringat Olla dengan mencium punggung tangan suaminya.

Aarav mengangguk, ia juga tidak tenang jika harus pulang larut dan membiarkan istrinya sendirian dirumah.

"Tadi saya sudah memerintah 2 satpam untuk berjaga, sebentar lagi juga sampai."

Olla mengangguk, "hati-hati Mas.. "

Aarav melambaikan tangan sebelum masuk kedalam mobilnya.

Tidak butuh waktu lama untuk Aarav sampai di kantornya.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang