Perjodohan? Persoalan yang klise sekali.
Jangan pernah melihat seseorang dari covernya.
Penasaran dengan ceritanya?
Tambahkan ke perpustakaan kalian ya makasiii
start : 4 Februari 2022
# 1 in egois (20092022)
Malam harinya resepsi pernikahan mereka di gelar dengan sangat meriah. Di hotel milik keluarga mereka.
Semua tamu berdatangan untuk ikut merayakan kebahagiaan keluarga mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Olla masih bersiap di dalam kamar hotel bersama perias pengantin.
Setelah siap baru ia akan keluar dari kamar bersama dengan suaminya.
Olla tersenyum malu-malu jika mengingat status barunya saat ini, seorang istri. Istri dari Aarav Agler Tirta.
Olla menunggu beberapa saat di depan pintu, hingga suaminya datang menghampiri dari arah kamar di sebelahnya.
Aarav menatap istrinya tanpa berkedip, walaupun ia sedikit tidak suka dengan gaun yang dipakai istrinya.
"Mari.. " ajak Aarav dengan menawarkan tangan nya untuk di genggam.
Olla tersenyum dan mengangguk, sebelum ia balas menggenggam tangan suaminya.
Mereka berdua turun dari lantai lima mengenakan lift. Saat tiba di ballroom hotel semua orang menatap mereka berdua dengan kagum dan binar kebahagiaan.
Olla dan Aarav berjalan pelan menuju panggung yang telah di sediakan dan didekor sebaik mungkin. Tidak lupa dengan senyum tulus dari mereka berdua yang terpancar jelas akan kebahagiaan.
Setelah sampai di panggung tempat resepsi, tamu mulai naik ke atas panggung untuk memberi selamat dan foto bersama. Tidak terkecuali Putri yang dengan muka datarnya datang untuk memberi selamat.
Sedangkan Kaisar, Mila menampilkan senyum yang terbaik karena bahagia akan pernikahan putrinya. Begitu juga dengan Anggi dan Arja yang bahagia akan pernikahan putra semata wayangnya.
"Akhirnya ya Mi Aarav nikah juga." ujar Arja kepada istrinya, matanya terus menatap ke arah pengantin baru.
Anggi mengangguk, ia tidak kuasa membendung air mata nya. Tangis bahagia.
"Umi enggak sabar mau nimang cucu." Anggi memperagakan dirinya tengah menggendong bayi. Membuat Arja terkekeh dan memeluk istrinya sayang.
Beberapa jam kemudian masih dengan posisi yang sama, Olla dan Aarav masih berada di atas panggung. Sedangkan kedua orangtua mereka sudah sedari tadi turun untuk menemui beberapa kolega nya.
Hari semakin malam tetapi tamu masih saja berdatangan membuat Olla ingin mengumpat karena semua yang datang ini mayoritas Olla tidak mengenalnya.
"Masih lama?" tanya Olla akhirnya dengan meregangkan tangan nya ke kanan dan ke kiri.
Aarav menoleh, menatap istrinya yang terlihat kecapean itu.
"Mau istirahat dulu? Silahkan." Aarav mempersilahkan Olla untuk meninggalkan panggung. Meninggalkan nya sendirian di atas.
"Masih lama tidak?" tanya Olla sekali lagi.
"Mungkin." jawab Aarav, karena ia juga tidak tau akan sampai kapan berdiri di atas sini.
Olla mendudukan dirinya di kursi pelaminan, menatap lorong hotel yang masih saja ada yang datang.
"Kalau sudah capek bisa ke kamar dulu, nanti saya nyusul." ujar Aarav menatap istrinya.
Olla mendongak menatap suaminya dan menggeleng, ia tidak mungkin meninggalkan suaminya sendirian di atas sini. Bisa-bisa ia juga di marahi oleh Papah dan Mamahnya.
Jujur saja Aarav juga sudah merasa lelah, ia benar-benar tidak habis pikir dengan rekan kerja orang tuanya dan juga mertuanya yang amat banyak, ditambah rekan kerjanya juga.
Hingga pukul 01.00 pagi tamu sudah mulai berkurang meninggalkan tempat ini, sudah tidak ada yang berdatangan lagi.
"Akhirnya.. " ujar lega Olla dengan tersenyum bahagia.
Aarav menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat tingkah istrinya ini.
Ia tidak menyangka jika dirinya sudah resmi menyandang status baru sebagai suami, imam untuk istrinya.
"Ayo ke kamar." ajak Aarav dengan menawarkan tangan nya. Yang langsung di sambut oleh Olla.
Kedua orang tua mereka sudah meninggalkan ballroom hotel dimana acara berlangsung sedari tadi meninggalkan pengantin baru itu sendirian di sana.
Saat tiba di kamar pengantin Aarav lebih dulu undur diri untuk membersihkan tubuhnya di kamar mandi sedangkan Olla mulai menghapus make up nya dan juga bersiap untuk mengganti gaun nya dengan baju tidur.
Gaun nya benar-benar sangat menyusahkan.
"Saya sudah selesai, gantian kamu." ujar Aarav ketika sudah keluar dari kamar mandi.
Olla mengangguk dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tubuhnya terasa lengket sekali.
Saat Olla di kamar mandi, Aarav memandangi gaun yang tadi dipakai istrinya.
Aarav tersenyum tipis, "gaun nya memang cantik hanya saja terbuka."
Ya Aarav tidak terlalu suka dengan gaun ini, tapi mau bagaimana lagi.
Apalagi melihat tatapan para pria tadi di acara resepsi mereka yang seperti ingin mengintip isi di balik gaun ini. Dengan bagian depan yang di desain rendah membuat dua gunung milik istrinya mengintip keluar.
Olla juga seperti nya tau dan sadar akan tatapan dari semua pria yang tadi memberi mereka selamat di atas panggung.
Aarav menghembuskan nafas panjangnya, menyingkirkan gaun itu ke samping tempat tidur agar tidak mengganggu mereka saat tidur nanti.
Hanya tidur tidak lebih, Aarav juga tidak ingin memaksa istrinya untuk memberikan haknya malam ini. Karena dirinya sadar istrinya itu pasti belum siap atau bahkan belum mau memberikan nya.
Mereka baru mengenal satu sama lain beberapa minggu dan langsung berubah status menjadi suami istri secepat ini.
Di kamar mandi Olla sudah mulai panas dingin, ia takut jika harus melayani suaminya malam ini. Karena Olla sama sekali belum siap akan hal itu.
Apalagi ia juga masih duduk di bangku kuliah, kuliahnya akan terbemgkalai nanti dan ia akan jadi mahasiswi abadi. Tidak ia tidak mau.
"Kalau nanti Mas Aarav minta gimana?" gumam Olla di dalam kamar mandi.
Ia sudah selesai dengan kegiatan nya untuk membersihkan tubuhnya, tapi saat akan keluar ia tiba-tiba ingat dan merasa takut akan pikiran nya sendiri.
"Nanti jelasin aja sih ya, kalau Olla belum siap gitu. Pasti Mas Aarav ngerti." harap Olla cemas.
Ia menarik nafas sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan nya, sebelum keluar dari kamar mandi.
Olla menutup pintu kamar mandi dengan pelan, melihat sekeliling kamar hotel yang telah di ubah menjadi kamar pengantin dengan berbagai hiasan dan bunga.
Aarav duduk di tengah-tengah ranjang matanya langsung menatap istrinya saat mendengar pintu kamar mandi terbuka.
Olla juga sama, ia memandangi suaminya dengan kikuk. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan menunduk sopan.
Ia memutari ranjang kamar, dan mendudukan dirinya di atas ranjang sebelah kanan.
Aarav masih diam, menatap istrinya tanpa ingin mengalihkan tatapan nya.
"Mas Aarav kenapa belum tidur?" pertanyaan bodoh itu keluar dengan tidak tahu malu dari mulut Olla membuat nya merutuki kesalahan nya sendiri.
"Nunggu kamu."
Blush
Pipi Olla bersemu merah sekarang hanya mendengar perkataan seperti itu dari suaminya. Benar-benar payah.