Bab 11

2.4K 271 17
                                    

"Mas ini beneran?" tanya Olla memastikan saat mereka berdua dipanggil untuk masuk ke ruang pemeriksaan.

Aarav menoleh dan mengangguk mantap sebagai jawaban.

Olla menghembuskan nafas pasrah, mau tidak mau ia harus menurut lagi pula hanya pemeriksaan untuk program hamil.

"Kamu pulang sama sopir." ujar Aarav tiba-tiba ketika mereka berjalan beriringan di lorong.

Olla mendongak dan mengangguk mengiyakan.

Mereka berpisah di depan rumah sakit, Aarav mencium kening sang istri dan mengulurkan pergelangan tangan nya untuk di cium.

"Hati-hati Mas."

Aarav mengangguk sebagai jawaban.

Olla menunggu hingga mobil suaminya benar-benar menjauh dari sana.

"Jalan Pak.. " ujar Olla kepada sopir ketika ia sudah berada di dalam mobil.

Setelah sampai di rumah Olla segera bergegas menuju ke kamarnya. Ia ingin melihat lagi hasil tes kesuburan mereka berdua.

Dokter Fitri tadi bilang jika tidak ada yang perlu di khawatirkan karena mereka berdua sama-sama subur hanya belum saat nya di titipkan buah hati.

Olla tersenyum miris mengingatnya, bagaimana mau punya anak jika saja dirinya sama sekali belum pernah di sentuh oleh suaminya. Olla juga tidak mengelak jika dirinya belum siap. Belum siap melayani suaminya secara batin.

Dan kalau nanti ia menjadi seorang ibu pasti akan sangat merepotkan.

Olla masih ingin menikmati masa-masa menjadi sepasang suami istri. Bermanja dengan suami. Walaupun ia belum pernah dimanja suaminya.

Hubungan Olla dengan Aarav masih sama tidak ada perkembangan yang bagus. Aarav juga masih marah dengan Olla dan belum berbaikan.

Olla merapikan surat hasil pemeriksaan tadi, ia meletakan nya di atas meja rias. Dan ke arah ranjang untuk merebahkan dirinya. Ia mengantuk.

Dalam hitungan detik Olla tertidur dengan sangat nyenyak mungkin juga karena semalam ia tidak bisa tidur dengan tenang karena suaminya sama sekali belum berniat memaafkan nya.


*******

"Mas Aarav udah maafin aku?" tanya Olla ketika mereka tengah berada di kamar.

Aarav yang tadinya sibuk dengan jam tangan koleksinya itu mengalihkan perhatian nya sebentar untuk menatap sang istri.

Anggukan, hanya itu respon dari Aarav untuk istrinya.

"Udah di maafin?" tanya Olla lagi, ia ingin suaminya berbicara.

"Iya.. " jawab Aarav membuat Olla menyunggingkan senyumnya.

"Jangan di ulangi tapi." peringat Aarav yang langsung di balas anggukan oleh Olla.

"Mas koleksi itu semua?" tanya Olla mulai penasaran akan apa yang sedang dikerjakan suaminya.

"Hanya beberapa." jawab Aarav singkat dan tidak sesuai kenyataan.

Beberapa? Bagi Olla itu banyak sekali karena koleksi jam tangan milik suaminya itu bisa sampai satu almari.

"Berapa Mas harganya?" tanya Olla dengan mengambil satu jam tangan dengan warna hitam.

Kebanyakan koleksi jam tangan Aarav berwarna hitam.

"Lupa.. " jawab Aarav seadanya.

Olla cemberut, mana mungkin jam tangan merk dengan harga mahal itu bisa dengan mudah dilupakan harganya.

"Aku juga punya jam tangan merk ini, dan harganya itu bisa sampai setengah miliar." jelas Olla dengan mencoba mengenakan jam tangan milik suaminya di pergelangan tangan nya.

"Itu bukan buat kamu."

"Iya tau! Cuma coba juga!" ketus Olla tidak suka.

Aarav menggeleng kan kepalanya melihat wajah cemberut milik istrinya. Ia berdiri menuju laci untuk mengambil sesuatu.

"Ini pasangan jam itu." ujar Aarav mendekati Olla dengan menyerahkan jam tangan itu ke telapak tangan Olla.

Olla melongo dan tersenyum dengan perlakuan suaminya yang menurutnya banyak kejutan itu.

Sikap, sifat dan perbuatan suaminya itu benar-benar misteri. Kadang bisa marah, bisa senyum, bisa hangat tapi kadang juga bisa judes. Semuanya paket lengkap. Bisa juga dingin seperti es.

"Ini dikasih buat aku?" tanya Olla dengan tangan nya yang sudah memakai jam tangan itu.

Jam tangan simpel dengan warna hitam legam terlihat mewah karena memang harga nya yang lumayan.

"Enggak." jawab singkat Aarav yang berhasil membuat wajah Olla kembali cemberut lagi.

Aarav sepertinya suka sekali menggoda istrinya agar istrinya marah. Benar-benar.

"Ya udah nih!" mengembalikan jam tangan itu ke si empunya.

Aarav yang melihat tingkah istrinya itu pun sontak tertawa. Membuat Olla kesal adalah hobi baru untuk Aarav.

"Iya buat kamu. Itu saya beli udah lumayan lama. Dan saya baru ada pasangan sekarang." jelas Aarav.

Tangan nya terulur untuk memasangkan jam tangan itu ke pergelangan tangan istrinya.

Olla yang mendapat perlakuan itu pun hanya menunduk ia sedikit malu jika diperlakukan manis seperti ini.

"Terima kasih."

Aarav menggeleng, "tidak perlu bilang makasih, ini sudah menjadi kewajiban saya untuk membuat kamu bahagia."

Blush

Pipi Olla bersemu merah karena perkataan suaminya barusan yang manisnya mengalahkan gula.

Aarav yang melihat tingkah istrinya seperti itu pun lagi-lagi tertawa karena nya.

Mereka berdua menghabiskan waktu bersama dengan menata dan merapikan walk in closet berdua, rencananya Olla akan membeli beberapa pakaian dan tas untuk nya. Sudah lama juga ia tidak berbelanja. Lagi pula kemarin ia baru saja mendapat kartu atm dari suaminya.

Kartu atm yang pastinya isinya tidak main-main nominal nya.

Bolehkah Olla merasa senang, senang karena mendapat suami yang kaya. Dan royal.

Untuk kali ini biarkan hubungan mereka berjalan seperti air yang mengalir, dan semoga jika ada bebatuan mereka berdua bisa sama-sama menguatkan untuk tidak meyerah dan selalu bersama sampai akhir hayat. Amin.






Terima kasih
Pliss minta tolong tinggalkan jejak kalian buat like atau komen disetiap part agar saya semangat update:)


KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang