∶∶ 16 : A STORY ∶∶

189 44 2
                                    

Nathan yang menyaksikan pemandangan langit mendungnya wilayah Hao itu mengembuskan napas kasar di balkon kamar Chaiden dan Haven. Untaian-untaian petir mulai bermunculan secara perlahan hingga hampir bisa disebut dengan badai petir.

Dari sini, Nathan bisa melihat Kenzie yang bangkit dan mencabut pedang airnya yang kini berubah menjadi pedang listrik bertegangan tinggi dari tengkuk iblis tersebut. Dan, teman-temannya Kenzie terlihat mundur beberapa langkah.

"Inikah dirimu yang sebenarnya, Kenzie?"

Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena kekuatan itu bukan kekuatan biasa, melainkan kekuatan dari sebuah klan yang terletak di Pulau Raingu, yaitu Klan Elco. Klan ini dianggap cukup berbahaya karena petirnya yang mematikan. Legenda mengatakan bahwa tidak akan ada yang bisa berkutik ketika petir dari Klan Elco telah menunjukkan diri di bawah langit mendung yang bergemuruh.

Kekuatan ini berada di luar jangkauan energinya. Tidak mudah untuk menghentikan amukan seseorang yang berasal dari Klan Elco. Sifat mereka cenderung tenang, namun mudah terbawa amarah, jadi tak perlu heran lagi bahwa klan satu ini berbahaya.

Di kejauhan sana, Kenzie seperti benar-benar akan marah besar jika iblis di hadapannya ini masih tidak mau menjawab pertanyaannya. Sepasang matanya berkilat marah, ia paling membenci orang yang mengabaikan dirinya ketika ia sedang bertanya serius.

Itu baru orang, bahkan sekarang makhluk yang ada di depan Kenzie ini bukanlah manusia.

Sedangkan, teman-temannya masih terus memutar otak agar menemukan cara untuk menenangkan Kenzie.

"Begini saja! Ash, kau tahan Kenzie dengan kekuatanmu. Haven, kau pukul tengkuknya dengan keras hingga ia pingsan. Aku yang akan mengurus makhluk es sialan itu. Bagaimana? Setuju?"

Tak lama, mereka pun mengangguk setuju dengan rencananya Elan. Kemudian, Asher maju beberapa langkah dan mengangkat tangan kanannya. Dua pasang sulur tumbuhan itu mulai tumbuh dan meretakkan permukaan es, lalu segera mengikat kedua tangan dan kaki Kenzie dengan kuat.

Laki-laki yang tengah berada di ambang penuh amarah itu lantas memberontak. Benar-benar tak terkendali, jadi Haven cepat-cepat berteleportasi ke belakang Kenzie dan...

"Maafkan aku, Kenzie."

Bugh!

Ia pun memukul tengkuk sang teman dengan keras hingga pingsan. Alhasil, genggaman pada pedang listriknya terlepas dan jatuh ke permukaan es. Tubuh pemuda Xavier tersebut langsung ambruk, untungnya dengan sigap Haven menahan badannya agar tidak ambruk.

Dengan satu gerakan tangan, sulur-sulur tumbuhan dari kekuatan Asher tersebut kembali masuk ke dalam tanah. Energinya tidak terkuras banyak, hanya sedikit lelah saja.

Langit yang awalnya mendung dan bergemuruh itu kini telah lenyap dan digantikan oleh cerah dari cahaya sang mentari yang kembali menyinari dunia. Petir-petir yang sudah siap menyambar pun sudah menghilang dan tak terdengar lagi suara guruhnya.

Tanpa pikir panjang, Haven segera berteleportasi ke sebuah pohon rindang dan teduh untuk membiarkan Kenzie yang pingsan itu sampai siuman. Namun, sebelum itu, laki-laki bermarga Blade tersebut menempelkan telapak tangannya ke dahi anak remaja itu.

Haven pun sedikit tersentak saat merasakan panas di dahi Kenzie. Kemudian, ia menempelkan punggung tangannya di leher sang teman dan sekali lagi, rasa panas itu kembali dirasakan oleh Haven.

"Kenzie demam."






















































































































































































SEI ISLAND (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang