Makin hari, makin kuat pula kekuatan milik ketujuh pemuda tersebut. Dan, tentu saja, yang paling kuat adalah kekuatan milik Elan. Chaiden dengan elemen apinya mampu mengendalikan segalanya yang berhubungan atau berkaitan dengan panas api ataupun api itu sendiri. Begitu pula dengan Asher, Haven, Faine, Kenzie, dan Aaron.
Selama beberapa bulan tinggal di Pulau Sei, mereka sudah terbiasa dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh para roh di wilayah Hao maupun wilayah Emo. Roh-roh baik di wilayah Hao dan roh-roh jahat di wilayah Emo tidak akan pernah bersatu dan tidak akan pernah akur sampai kapan pun.
Hmm, omong-omong soal roh baik dan roh jahat, apakah Nathan dan Allard sudah berbaikan? Jawabannya adalah iya. Walaupun masih ada sedikit rasa kesal pada Allard di dalam lubuk hatinya Nathan, namun setidaknya mereka tidak bermusuhan dan tidak bergelut lagi.
Kedengarannya mustahil, tapi kedua roh itu seolah-olah membuktikan bahwa berteman tidak harus dengan segolongannya sendiri dan tidak selamanya bermusuhan seperti ini.
Tetapi...
Hal itu menimbulkan pertanyaan bagi Kenzie.
Kenzie Xavier. Ialah seorang laki-laki berusia delapan belas tahun yang memiliki pembawaan cukup tenang, namun bermulut tajam bak pisau. Ia cenderung lebih kalem di antara kedua teman paling mudanya, yaitu Faine dan Aaron.
Meskipun itu lebih baik, tetapi Kenzie memiliki perspektif yang sedikit berbeda daripada yang lainnya.
"Nathan, aku ingin berbicara empat mata denganmu."
Kalimat itu keluar dari mulut laki-laki Xavier tersebut, terdengar serius dan mutlak. Nathan yang sedang menulis sesuatu di selembar kertas pun menoleh dan menatap Kenzie keheranan. Tidak seperti biasanya Kenzie seserius ini, jadi ia yakin ada hal penting yang ingin dibicarakan oleh laki-laki muda tersebut.
Nathan pun mengikuti langkah Kenzie yang begitu tenang ke halaman belakang. Setelah sampai, mereka berdua duduk berhadapan di kursi kayu yang dibatasi oleh satu meja kayu bulat berukuran cukup kecil.
"Tidak usah basa-basi. Kita langsung ke intinya saja. Bagaimana kau bisa berbaikan dengan Allard?" Tanya Kenzie tanpa basa-basi.
"Dia meminta maaf," jawab Nathan singkat.
Kenzie lantas menaikkan satu alisnya. "Dan, kau memaafkannya begitu saja?"
"Tentu saja tidak sepenuhnya! Karena, ia harus benar-benar memenuhi janjinya."
Kenzie pun mengangguk mengerti. Kemudian, ia kembali membuka suara, "aku menyadari keanehan di sini. Apa kristal itu masih baik-baik saja?" Tanya laki-laki bermata kucing tersebut seraya melihat sekitarnya.
Woossshh~!
Kenzie melompat dari kursi tatkala melihat es tiba-tiba menjalar cepat ke arahnya dan Nathan. Roh baik itu sendiri sudah berteleportasi entah ke mana saat itu juga. Telat sedetik saja, mungkin tubuhnya sudah membeku jika tidak segera melompat untuk menghindari es tersebut.
"Ini ulah Iblis Es! Wilayah Hao dalam bahaya!"
Nathan yang entah sejak kapan sudah berada di samping kanannya Kenzie segera memberi tahu sesuatu pada laki-laki berelemen air dan listrik itu. Pemuda Xavier tersebut memunculkan pedang air berlistrik di sekeliling bilahnya, lalu hendak masuk ke dalam untuk memberi tahu pada keenam temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEI ISLAND (DISCONTINUED)
FantasyLegenda mengatakan bahwa Pulau Sei adalah sebuah pulau yang menjadi tempat tinggalnya para roh. Tidak peduli baik atau jahatnya mereka, semua makhluk tak kasat mata itu berkeliaran di pulau tersebut. Roh-roh di sana pun akan sangat terbuka pada man...